Well, tampiasih ya pak supir atas PHPnya. Disamping rugi waktu dan ongkos (syukurnya ada yang tertolong promo), kegalauan Anda masih beruntung hanya menimpa saya. Tapi tunggu, tindakan PHP Anda akan saya buatkan thread khusus di Twitter, agar tidak ada lagi korban PHP selanjutnya.
Tips dan Trick Cara Aman Backpacker di Lombok
Nah, agar tidak mengalami dua pengalaman kurang menyenangkan di atas, berikut tips dan trick agar Anda nyaman backpackeran di Lombok. Tentu juga nyaman menggunakan transportasi publik alias angkot.
Pertama, selalu memulai perjalanan sejak pagi. Engkel di kota-kota kabupaten, sebenarnya sudah mulai 'jalan' segera setelah jemaah Subuh turun dari masjid. Target penumpang utama mereka, di hari kerja, kombinasi antara ASN dan pedagang-pedagang di pasar. Kekhususan jam operasional ini, engkel lebih sering hanya drop penumpang, bukan barang. Jadi, mereka tidak akan ngetem terlalu lama dan membantu Anda segera sampai tujuan lokasi lebih awal. ASN memburu jam masuk di 7 pagi, demikian juga para pedagang, ingin segera sampai di lapak-lapak mereka.
Kedua, wajib 'ain mengkonfirmasi ongkos. Di dua pengalaman langsung saya di Sabtu kemarin, total dua sopir engkel yang jujur menyebutkan ongkos baru. Ojol sendiri, tentu sudah tertera ongkos sesuai aplikasi. Jadi masalah, kalau bertemu 'jenis' sopir bemo kota bercat hijau. Konfirmasi di awal alias sebelum naik, memastikan kita terhindar dari drama jumlah ongkos.
Ketiga, tak sungkan bertanya kemana pun terkait jadwal, ongkos atau kepastian melalui daerah yang kita tuju. Puluhan tahun saya mencobai sendiri angkot lintas empat kabupaten se-pulau Lombok, saya beruntung bertemu banyak orang yang ringan berbagi informasi dan baik hati pula membantu mengarahkan lokasi ngetem angkot trayek tertentu.
Di tahun lalu, trip motor berdua mbak Tamitha Wibisono, saya sempat agak shock ketika terlewat mobil Colt l300 yang melayani trayek Terminal Mandalika menuju Pelabuhan Laut Lembar. Intip penunjuk waktu, ternyata memang sudah jam 3 siang. Beruntung, mbak Tami ndak masalah saya drop di kota Gerung, ibukota kabupaten Lombok Barat -- Lobar. Belakangan, mbak Tami cerita, karyawan swalayan tempat saya mendropnya, bersedia memberikan jasa ojek ke Lembar. Alhamdulillah.
Keempat, siapkan uang kecil di bilangan lima, sepuluh dan dua puluh ribuan. Antar dua kabupaten, rentang ongkos sebenarnya bisa sepuluh atau maksimal lima belas ribuan. Namun, jalur Lobar ke Kabupaten Lombok Utara -- KLU, melintasi Pusuk atau Senggigi yang mengular menanjak, membuat ongkos genap ke angka dua puluh ribu. Dari kota saya di Selong, melintas tiga kabupaten. Lotim, Loteng dan Lobar, Jadi beralasan jika dikenai ongkos dua puluh ribu.
Kelima, jika backpacker berdua atau di bawah lima orang, cukup seru juga untuk mencoba 'hitchiker'. Saat berdua, di Lombok masih bisa mudah mendapatkan tumpangan dari jenis-jenis mobil keluarga. Lebih dari dua orang? Truk-truk berukuran sedang yang kerap bercat kuning, biasanya mau berhenti dan bersedia ditumpangi sampai target lokasi. Tapi ingat! Tiga kalimat sakti, 'Tolong, Mohon Maaf dan Terima Kasih' wajib diberikan dengan ringan hati di aktivitas ini. Jangan lupa!
Keenam, bawalah buku dan backup bateri gadget yang penuh. Di Lombok, jika memulai perjalanan angkot lewat dari jam 7 pagi, adalah tentang kesabaran, kelapangan dada dan keluangan waktu yang super. Di samping secara demografi, jarak antar kota kabupaten memang jauh, kepadatan lalu lintas di jalur utama juga kerap menjadi penyebab lamanya di perjalanan. Satu lagi. Saat 'musim menikah', rombongan 'Nyongkolan', satu dari prosesi pernikahan khas Lombok, sering menggunakan jalan-jalan utama.
Kalau mau, Anda bisa meminta ijin sopir untuk turun dan update konten sosmed. Tapi kalau sedang malas nge-konten, membaca buku sangat saya anjurkan.