Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ibadah Ramadan, Penolong Penjaga Kewarasan

6 April 2022   13:06 Diperbarui: 6 April 2022   13:09 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan bersedih, sesungguhnya Allah SWT selalu bersama kita. Olahan pribadi di Photoscape

*Trigger-Warning-Untuk-Yang-Sedang-Lemah-Hati

Ada yang bilang, jangan menulis saat sedang emosional. Namun, bagaimana jika dengan menulis, ada sesak yang menjadi lapang, ada sedih yang berubah jadi tawa dan ada kematian yang kembali pada hitungan ajal milik Sang Pencipta Kehidupan?

Tak ada yang meminta ketika lahir dengan keberkahan-keberkahan khusus. Termasuk jika itu adalah kepemilikan hati yang rapuh, lidah yang lebih menyukai kehalusan kata-kata, cinta yang tak pernah habis pada rangkaian kata, lalu bermuara ulang -- dengan menuliskan kata-kata, mencoba mengajak dunia kembali pada yang serba indah.

Indah yang tentu bukan surga. Masih keindahan dunia. Jadi maaf, menangis bukanlah semata tanda kelemahan. Menjadi tua bukan karena tumpukan angka dari umur. Menjadi perempuan tak harus dengan beranak, kenakan rok, atau pembungkus serba umum. Bukankah Rahmatan Lil 'aalamiin adalah bagi semua yang diberkahi-Nya berada di semesta?

Demikianlah Ramadan kali ini. Ramadan dengan pengulangan jenis ibadah yang sama. Ada satu yang bertambah, pengharapan pada tingkat emosional yang lebih tinggi, ibadah khusus Ramadan untuk menjaga kewarasan.

Tadarus Dalam Banjir Air Mata

30 Huruf Hijaiyah, abjad dasar yang kemudian terangkai menjadi kata, lalu menjadi ayat-ayat kitab suci agama Islam -- Al Qur'an. Saya yang sedang lemah hati, menjawab lirih satu pertanyaan, 'Ayat manakah yang paling kamu sukai?': Saya mencintai setiap huruf dan tanda baca, yang terangkai dalam semua ayat Al Qur'an.

Saat sedih, 'Laa tahzan innallaha ma'ana' bertalu tanpa henti. Ada Allah, menemani tangis-tangis kita. Semoga juga, menemani setiap anak yatim yang pedih menahan perut lapar. Setiap manusia yang letih didera penatnya hidup. Setiap pencinta yang sedang terluka oleh cintanya. Setiap penulis yang kata-katanya bersesakan, gagal terurai menjadi tulisan.

Saat tergoda rehat dari takbir rakaat Tarawih, ada 'Subbuhun quddusun, rabbul malaikati warruh' -- Maha Suci, Maha Quddus, Tuhan Yang Merajai Lagi Maha Suci'. Kesucian pemantik semangat. Tiada lelah yang tak terbayar. Tunai. Berkat janji Allah SWT yang mustahil diingkari.

Baru dua dari hitungan tak berangka, manfaat baik Tadarus. Bismillah, doa awal, semoga Anda semua sama tergeraknya seperti saya. Tadarus Ramadan tak semata pada arti dari setiap ayat. Makna luasnya, menjawab setiap masalah kita, manusia. Siapapun kita. InshaAllah

Bilangan Tarawih Adalah Tentang Cinta Orang tua Yang Tak Berbatas

"Bunda mau istirahat ndak?" Tanya si sulung, 18 tahun, di sela rakat Tarawih dua malam lalu. Dengan sayang saya mengingatkan, "Anakku sholehah, manfaatkan tenaga mudamu, perbanyak rakaat tarawih. Akan ada waktu, ketika banyak hal menahanmu dari belasan rakaat sunnah Tarawih".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun