Beneran. Apalagi buat saya. Di samping memasak, masalah keuangan itu semacam skill dewa. Jadi, kalau untuk saya, frase yang tepat adalah 'Gampang si, tapi bikinnya susssaaaah'. ^^ Walau sebenarnya, saya sebagai ibu-ibu yang wajib tahu cara mengatur keuangan. Juga sebagai seorang konten kreator serta digital kolaborator, catatan keuangan sekarang menjadi keharusan.
Syukurlah, teknologi jaman now sungguh benar memudahkan. Aplikasi catatan keuangan online sangat banyak. Tinggal dipilih mana yang lebih disukai dan pastinya memudahkan saat memasukkan catatan-catatan.Â
Di saya, salah satu fitur yang disediakan si Big G, juga cukup nyaman. Terutama karena beberapa template sudah disiapkan. Yang perlu dilakukan hanya menyesuaikan dengan catatan pribadi. Sisanya, rumus penghitung, akumulasi dan brief pengeluaran bulanan, bahkan tahunan, berjalan otomatis. Senangnyaaaa...
Entah pas eksplor dimana, seorang Yuni Shara berujar 'Prinsip utama mengatur keuangan, jangan sampai besar pasak daripada tiang. Itulah yang saya terapkan..."
Bagaimana Cara Terapkan Jangan Besar Pasak Daripada Tiang?
Lagi-lagi berdasar pengalaman pribadi saya -- apalagi sejak resign dan tidak bekerja kantoran, saya sangat menghindari meminjam uang. Manalagi hanya untuk kebutuhan harian. Jamaknya ibu-ibu, sering disebut umum, jika meminjam dan menunggu gaji bulan depan untuk melunasi.Â
Masalahnya, saya dan suami pekerja lepas. Gaji kami tidak bisa dipatok di tanggal sekian bulan sekian. Singkat cerita, jauh lebih mudah menghapus opsi 'meminjam', daripada pusing menunggu kapan punya pekerjaan dan mendapatkan gaji untuk membayar dong?
Kompilasi singkat untuk tips sederhana a la saya:
Tidak berhutang
Berbelanja kebutuhan pas sesuai budget
Berani berkata 'tidak' untuk undangan yang butuh mengeluarkan budget
Yakin menghapus pos-pos pengeluaran yang tidak utama (primer)
Ilustrasi berhutang sudah saya gambarkan di paragraf awal sub bagian tulisan ini. Untuk pilihan kedua, iya, benar-benar harus strict to budget. Yang ketiga, jika memang tidak terlalu penting, lebih baik tegas menolak undangan di luar rumah. Daripada terpaksa berhutang demi budget yang keluar. Terakhir, pede menghapus pos-pos pengeluaran yang tidak utama. Misal, yang tadinya harus bukber di luar sekali seminggu, Ramadhan 2021 ini full bukber di rumah saja.
Digital Note untuk Optimalnya Kontrol Keuangan
Berbuka Secukupnya
Iyap. Perlu dicoba, Anda belanja takjil di pagi hari, dibanding saat menjelang buka puasa. Bedanya apa? Di pagi hari, kita cenderung belum terlalu lapar. Jadi, resiko konsumtif lebih kecil daripada beberapa saat menjelang berbuka. Manalagi kalau belanjanya di tempat yang ramai. Alih-alih membeli yang kita butuhkan, kita pun jadi ikut 'lapar mata' dengan belanjaan orang lain.
Mencicil Belanja Kebutuhan Lebaran
Tips ini juga sangat baik. Ragamm kebutuhan yang bisa dibeli jauh-jauh hari pun sebenarnya cukup banyak. Contoh, sirup-sirup atau kue kering kaleng untuk yang rutin 'Open House'. Mau buat baju lebaran sarimbit? Bahan baju dan menjahitnya, bisa menggunakan budget sebelum bulan Ramadhan tiba. Atau, piranti set saji, cangkir teh, taplak meja, gorden ruang tamu dan masih banyak lagi yang lainnya, bisa dibeli sebelum puasa. Lumayan kan, selisih harga mepet lebaran dan harga normal, bisa buat tambahan amplop THR keluarga ^^
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan (QS. Al Isra', 26-27)
Saya, juga Anda, kini bisa memiliki catatan keuangan yang rapi. Jadi, sewaktu-waktu ada sidak 'KPK'-- eh, suami, tinggal bagikan link atau screen shot aplikasi. Beres! ^^