Mohon tunggu...
Musliadi Musliadi
Musliadi Musliadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berasal dari daerah paling ujung barat Indonesia, seorang pendiam tetapi peka terhadap perkembangan bangsa dan kemajuan negara

Selanjutnya

Tutup

Nature

“Biofuel” Energi Mandiri Indonesia

25 Oktober 2013   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat ini sangat banyak permintaan akan bahan bakar di dunia sehingga persediaannyapun menipis, hal ini berdampak buruk bagi perekonomian nasional maupun internasional, harga bahan bakar fosil sangat mahal di pasaran dunia, lalu masih sanggupkah Indonesia dengan pendapatan Negara mendukung kebijakan subsidi bahan bakar minyak yang sudah sangat memberatkan APBN Negara ini ?

Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia harus memiliki energi mandiri dengan melakukan pengembangan energi di bidang pertanian, yaitu energi bio yang sering disebut bahan bakar nabati atau biofuel. Pengembangan ini sangat bermanfaat bagi Indonesia yang notabenenya Negara agraris yang memiliki lahan untuk pengembangan hal tersebut yang sangat luas. Indonesia juga memiliki biodiversity yang sangat tinggi dalam cakupan flora, sehingga pengembangan biofuel di Indonesia didukung dengan fasilitas alam yang sangat lengkap.

Dikutip dari salah satu media cetak, Indonesia dinyatakan sebagai Arab Saudinya biofuel, karena kaya oleh sumber daya alam (SDA). Biofuel diprediksi akan menjadi bahan bakar utama pada 2030 mendatang. Kata Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldi Dalimi "Kita dicap oleh dunia sebagai Arab Saudinya biofuel, jadi kalau 100 juta hektare (ha) tanah kita tanam dengan singkong, kita bisa gantikan bahan bakar minyak,", saat menghadiri diskusi berjudul 'Tata Kelola Infrastruktur Listrik Bebas dari Kepentingan Politik, Mungkinkah?’, di Gedung MNC Tower, Jakarta, Selasa (23/10/2012). Rinaldi mengatakan, dengan melimpahnya biofuel di Indonesia dapat menjadi sumber energi baru. Diketahui, biofuel yang menjadi bahan baku ethanol, dapat menggeser peran utama bahan bakar yang berasal dari fosil.

"Kita ganti BBM dengan ethanol, begitu juga kalau kita tanam kelapa sawit, kelapa sawitnya dibuat biofuel, bisa digantikan, tapi kan lebih mahal. Tapi begitu 2030 harganya lebih murah dibanding minyak bumi. Tanpa disuruh industri itu akan berkembang," jelas Reinaldi.

Namun dia menambahkan, saat ini Indonesia masih membutuhkan batu bara dan gas, karena kedua komoditas ini dalam waktu yang panjang masih dibutuhkan untuk menjalankan pembangkit listrik. "Kita butuh batu bara jangka panjang, itu yang utama. Sehingga kalau kita habiskan sekarang lalu kita tetap bangun PLTU yang banyak sekali. Bukan tidak mungkin kita akan kekurangan batu bara, tapi saya yakin secara pribadi bahwa kita hanya butuh batu bara," tutup Reinaldi.

Selain ketersediaan yang melimpah di Indonesia, pengembangan energi bio ini juga sangat bersahabat dengan alam dan mendukung langkah go green yang akhir - akhir ini dicanangkan. Oleh karena itu, tidak ada alasan lagi bagi stakeholder Negara ini untuk tidak mendukung pembangan energi bio tersebut. Akan tetapi, jika fasilitas alam ini tidak dimanfaatkan oleh kita sendiri, maka hanya perlu menuggu sesaat untuk mempersilakan orang lain menikmati “lagi” kekayaan alam Indonesia. Apakah kita mau mangulangi kesalahan yang sama bung ?

Catatan kaki


  • Biofuel : bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
  • Go green : tindakan atau perbuatan yang bertujuan untuk meyelamatkkan bumi dari segala kerusakan akibat aktivitas manusia
  • Biodiversity : istilah untuk menyatakan tingkat keanekaragaman sumber daya alam hayati yang meliputi kelimpahan maupun penyebaran
  • Stakeholder : segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun