Jakarta - Menjadi advokat yang disibukan dengan aktivitas yang padat, sosok Haghia Sophia Lubis selalu ingin tampil fashion nan modis termasuk gaya busananya di tahun 2018 ini.
Wanita yang pernah jadi asisten Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan, bekerja di O.C. Kaligis & Associates, Staf Khusus Ka BIN, Tenaga Ahli Badan Anggaran DPR RI, Lubis Mukuan Wibisono law firm.
mengaku sangat memperhatikan fashion dan style, tata busana termasuk cara merepresentasikan diri.
Seiring dengan berubahnya profesi dari sektor privat ke sektor publik, serta bertambahnya umur maka banyak hal berkaitan fashion yang juga harus diubah, katanya.
"Sebelumnya ketika menjadi litigator, saya dituntut untuk menunjukkan kesuksesan dan profesionalisme dengan setelan dan saya biasa menggunakan statement pieces aksesoris-misalnya berlian solitaire" ujar Haghia ditemui baru-baru ini dikawasan Jakarta Selatan.
Namun begitu terjun ke sektor publik, lulusan Universitas Indonesia dan Harvard Law School ini juga berusaha menyesuaikan dengan pakem yang ada, "Bahkam ketika saya pernah bekerja di kantor Presiden, tentu yang diutamakan adalah pelayanan publik, dan Presiden Jokowi ataupun keluarganya sangat sederhana dalam penampilannya-sehingga saya hanya mengenakan kemeja putih untuk hari Senin, dan batik di hari lainnya- hampir tidak pernah mengenakan setelan," tambahnya.
Mengenai koleksinya, ibu dari Muhammad Arief Anarghia 7 (tujuh), merupakan penyuka hal yang fungsional, sehingga aksesoris yang dikoleksi mungkin hanya jam. Selain itu, ia juga menyukai "clean style", serta lebih memilih bermain dengan tekstur. Â
Meski demikian, pehoby membaca, menulis dan pilates ini lebih menyukai kain tradisional dan batik -- "koleksi batik mulai dari Pekalongan, Cirebon, Madura, Papua, bahkan saya sampai ikut kursus membatik. Kalau kain tradisional ya tenun Sumba, songket Deli, songket Palembang.
Mengenai harapanya, Haghia ingin kaum wanita juga bisa lebih maju dan tangguh dalam menjalani profesi masing-masing termasuk menjadi advokat.
"Saya berharap dunia pengacara, jaksa atau hakim tidak selalu didominasi oleh pria. Selanjutnya di bidang hukum keluarga, saya juga berharap bahwa perlindungan terhadap wanita dan anak dipermudah pelaksanaan/eksekusinya mulai dari hak asuh anak, permasalahan gono gini sampai nafkah anak/istri.Â
Selain itu transparansi dalam proses pengadaan serta pencegahan tindak pidana korupsi sejak pembentukan peraturan/perundang-undangan sampai implementasinya juga dibutuhkan untuk perbaikan ekonomi di NKRI," tandas Haghia.