Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19, Dentuman, Kiamat, dan Rapuhnya Spiritual Kita

11 April 2020   11:35 Diperbarui: 11 April 2020   11:38 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar situs magma.esdm.go.id 

Dunia memang sangat mengerikan saat ini. Wabah corona menimbulkan berbagai perubahan besar terhadap perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam berspekulasi, rasa curiga, dan ketakutan-ketakutan. Salah satu spekulasi yang berkembang saat ini adalah kemunculan dajjal karena adanya suara dentuman.

Dentuman itu diduga berasal dari Anak Krakatau. Suara dentuman terdengar di berbagai daerah di Jabodeta (Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang) selama beberapa jam pada Jumat malam (10/4) malam sampai Sabtu (11/4) dini hari.

Masyarakat yang mendengar dentuman membuat jagad Twitter heboh. Tagar #dentuman menjadi trending topic selama beberapa jam. Lalu setelah tagar #dentuman heboh, tagar lainnya yang berkaitan ikut-ikutan heboh seperti tagar #krakatau dan #dajjal.

Anak Krakatau dikira meletus, bukan meletus secara kaleng-kaleng melainkan meletus dahsyat. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) buka suara atas spekulasi-spekulasi yang berkembang di masyarakat. Menurut PVMBG, Anak Krakatau hanya mengeluarkan semburan kecil bukan letusan eksplosif seperti yang beredar di masyarakat.

Namanya juga semburan kecil maka dampaknya tidak sebegitu besar dengan letusan eksplosif. Jika letusan eksplosif besar benar-benar terjadi maka kemungkinan akan ada tsunami seperti yang terjadi tahun kemarin. Namun sampai sekarang belum ada kabar tsunami atau gempa besar di pesisir pantai sekitar Banten.

Lalu kenapa dentuman Anak Krakatau itu dikaitkan dengan dajjal? Di sinilah letak kebingungan saya dan kawan-kawan saya.

Masyarakat saat ini mudah sekali membuat spekulasi-spekulasi tak mendasar. Spekulasi itu muncul bersamaan dengan rasa takut masyarakat akan bencana Corona yang belum ada tanda-tanda mereda. Bagi umat Islam, percaya akan datangnya dajjal di hari Kiamat adalah bagian dari iman.

Dajjal akan muncul bersamaan dengan tanda-tanda kiamat besar lainnya seperti gunung-gunung di bumi yang meletus di mana-mana, suara sangkakala sangat keras yang ditiup malaikat Israfil, munculnya Yakjuj Makjuj dan tanda-tanda lainnya yang lebih mengerikan dari bencana Corona.

Tapi jika hanya percaya saja tanpa ada usaha untuk mencegahnya maka sama saja kita telah jauh dari keimanan itu sendiri. Ibarat kita percaya Tuhan tapi masih saja berbuat sesuatu yang dilarang Tuhan seperti berbohong, menimbun masker untuk kepentingan sendiri, membuat berita hoaks dan larangan-larangan lainnya.

Di saat bencana Corona masih menjadi momok menakutkan, masyarakat justru menambah rasa ketakutan lainnya. Apa tidak cukup menakutkan Corona bagi kita? Sehingga kita menginginkan ketakutan-ketakutan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun