Mohon tunggu...
Musa
Musa Mohon Tunggu... Petani - Petani Muda

Petani Muda Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Jumlah Petani Indonesia Terus Menurun, Apa Solusinya?

8 Mei 2019   23:03 Diperbarui: 8 Mei 2019   23:48 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb. 1. Sayuran di Lereng Gunung Sumbing (hasil foto sendiri dan dikebun sendiri)

Sedikit banyak kita tau lagu Koes Plus yang berjudul Kolam Susu, lagu ini dipopulerkan grup musik asal Jawa Timur. Bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu. Tiada badai, tiada topan kau temui. Ikan dan udang menghampiri dirimu. Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. begitulah liriknya. Ketenaran lagu ini melegenda sampai sekarang, syair yang ringan, musik yang khas, dan lirik yang mudah dihafal, membuat pecinta musik tanah air mencintai lagu ini sampai sekarang tanpa tergerus zaman. Lagu ini menggambarkan bahwa Indonesia adalah negara yang luar biasa dengan kekayaan akan hasil alamnya.


Yang perlu kita garis bawahi pada lirik lagu Koes Plus tersebut adalah pada lirik Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Lirik ini menggambarkan bahwa sebenarnya Indonesia mempunyai tanah yang subur dan sangat mudah sekali jika kita tanami berbagai tanaman, dan tentunya dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, paling tidak bagi keluarga petani itu sendiri. Hal ini dapat terealisasi jika petani Indonesia mempunyai ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas bagaimana cara mengolah lahan dengan benar, maka hasil dari pertanian ini akan membuat para petani Indonesia akan mendapatkan kehidupan yang layak, dan paling tidak putra-putri para petani ini bisa mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya dari hasil pertanian keluarganya.


Petani adalah salah suatu pekerjaan yang mulia. Bisa dikatakan bahwa kehidupan manusia bergantung pada pertanian khusunya dalam hal kehidupan sehari-hari. Namun sangat miris sekali, lambat laun jumlah petani di Indonesia semakin menurun. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian setiap tahun terus mengalami penurunan dari 39,22 Juta pada tahun 2013 menjadi 38,97 juta pada 2014. Dan jumlah tersebut turun kembali menjadi 37,75 juta pada 2015. tidak sampai itu saja, pada tahun 2017 sebanyak 35,9 Juta, dan turun kembali pada tahun 2018 menjadi 35,7 Juta (BPS -- Statistic Indonesia).


Menurunnya minat bekerja di sektor pertanian tentunya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, pemangku kepentingan (stakeholder), dan juga masyarakat. Berprofesi menjadi seorang petani menjadi salah satu profesi yang tidak lagi diminati oleh banyak masyarakat, khususnya bagi generasi muda-mudi jaman sekarang. Sebagian besar anak-anak dari petani tidak mau meneruskan profesi orang tuanya sebagai petani, dan orang tua pun tidak mau anak-anaknya menjadi petani seperti dirinya.


Roziqin adalah salah satu petani dari Magelang yang berpindah profesi menjadi pelayan di salah satu restoran yang berada di Kota Yogyakarta mengatakan "yo penak kerjo sek udu petani to Mas. gajine pasti, ora panas-panasan, klambine resik, tur yo di pandang ki kerjane apek dari pada dadi petani" (Ya enak kerja yang bukan petani lah Mas. Gajiya pasti, tidak berpanas-panasan, bajunya bersih, dan dipandang itu kerjanya lebih baik dari pada petani). Hal ini adalah salah satu bukti bahwa minat menjadi seorang petani mulai pudar.

Salah satu upaya agar petani di Indonesia tetap stabil, bahkan bisa meningkat adalah dengan cara melakukan Regenerasi Petani. Regenerasi Petani ini diharapkan mampu mendukung cita-cita pemerintah dalam jangka menengah atau panjang, yaitu tercapainya kesejahteraanpetani dan kedaulatan pangan, bahkan menjadikan indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045. hal ini dibenarkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian Momon Rusmono, pada acara wisuda Diploma IV Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Lawang, Kabupaten Malang. beliau mengatakan Generasi muda akan tertarik dengan sektor pertanian jika ada sentuhan teknologi sehingga tidak terkesan terbelakang, bahkan primitif. Selain itu sektor pertanian bisa memberikan keuntungan yang nyata dengan melakukan disverivikasi dan nilai tambah, membuat jejaring usaha, serta berwawasan lingkungan agar berkelanjutan.

Menyikapi hal ini, ada beberapa upaya Regenerasi Petani yang dapat dilakukan supaya Petani Indonesia tidak menurun, serta kedepannya jumlah pekerja dalam sektor pertanian dapat stabil bahkan terus meningkat.


1. Teknologisasi Sektor Pertanian


Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Inovasi teknologi pertanian berperan penting dalam meningkatkan produktifitas pertanian. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Dalam hal ini pemerintah tidaklah perlu memikirkan teknologi seperti apa, alat yang bagaimana, dan siapa sasarannya. Pemerintah hanya perlu memberikan sayembara/kompetisi dalam bentuk Teknologisasi Sektor Pertanian bagi Mahasiswa, Pelajar, ataupun bagi khalayak umum yang ingin menyumbangkan idenya.

Dari hasil kompetisi, pemerintah dapat mengambil inovasi alat yang paling baik,
murah, dan efektif serta efisien. Tentunya nanti alat-alat tersebut bisa diproduksi secara massal dan dapat di subsidikan kepada petani. Mungkin terbesit lagi difikiran pembaca, dana darimana yang dapat merealisasikan upaya ini? jawabannya cukup simpel, jika pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan dalam membolehkan perkreditan alat transportasi dengan mudah dan DP (Down Payment) serta cicilan yang murah, kenapa hal ini tidak dilakukan kepada petani kita yang hasilnya akan berdampak pada jangka panjang bagi petani Indonesia, serta nantinya hasil dari pertanian ini dapat dinikmati seluruh bangsa Indonesia tanpa melakukan impor dari negara lain.

2. Membuat Pemilihan Duta Pertanian

Ajang pemilihan putra-putri di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru, karena hal ini sudah sering diadakan. Khas dari Duta adalah penampilan yang rupawan, kerapian yang terjaga, serta kepandaian intelektual. Namun hal tersebut bukanlah tujuan dari Pemilihan Duta Pertanian, melainkan diadakannya pemilihan duta ini adalah salah satu cara untuk menjaring pemuda yang mempunyai potensi dalam membangun pertanian indonesia agar lebih baik lagi.

Hasil dari Pemilihan Duta ini nantinya akan dijadikan sebagai mitra dari pemerintah dalam menjaring calon petani-petani muda, dan nantinya di kelompokkan dari masing-masing daerah Duta Terpilih. Hal ini dilakukan supaya banyak pemuda yang ingin berprofesi menjadi petani tidak merasa malu, minder, bahkan merasa terbelakang, karena teman-teman dari kelompok petani muda adalah remaja yang memiliki potensi, bakat, cerdas, serta profesional. Selain itu Kelompok Petani Muda adalah perkumpulan petani yang jelas visi misinya, dan juga petani yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, serta dinaungi pemerintah pertanian setempat.


3. Pendidikan Petani Muda


Pendidikan yang diberikan kepada KPM (Kelompok Petani Muda) ini tidak harus seperti sekolah-sekolah pada umumnya. melainkan bisa dalam bentuk pendidikan yang berupa penyuluhan bertahap atau langsung diberikan oleh pemeritah/tenaga penyuluh yang terjun langsung ke lapangan. Pendidikan tersebut tidak hanya berisi cara bertani saja, melainkan mulai dari cara menanam dan memanen, mengolah hasil panen agar memiliki nilai tambah, serta cara memasarkan hasil olahan pertanian tersebut. Pendidikan tersebut lah yang nantinya akan menjadi bekal bagi Kelompok Petani Muda dalam menyongsong hidup yang sebenarnya.


Hasil dari pendidikan dari pemerintah/penyuluh dapat di jadikan agenda tahunan dengan nama MUBES KPM (Musyawarah Besar Kelompok Petani Muda). dalam forum tersebut dapat dikumpulkan KPM (Kelompok Petani Muda) dari seluruh daerah yang ada di Indonesia untuk mempresentasikan hasil pendidikan berupa inovasi, teknologisasi, ataupun sesuatu yang baru dalam pertanian. Hal ini supaya bisa dicontoh oleh KPM dari daerah lain. Tentunya hal terebut agar dapat diaplikasikan langsung kepada masyarakat sekitar supaya produktifitas dari pertanian dapat tercapai, dan visi misi Indonesia dalam jangka menengah dan jangka panjang dapat terwujud dengan nyata. 


Ketiga upaya tersebut mempunyai kausalitas yang kuat, yang diharapkan dapat menjadikan manfaat bagi masyarakat, dan menjadikan petani agar lebih sejahtera!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun