Mohon tunggu...
Muslimah Peradaban
Muslimah Peradaban Mohon Tunggu... Jurnalis - Analisis

Pengamat dan Penganalisis isu dari sudut pandang Islam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Poligami Diserang, Islamophobia Menggerogoti Tubuh Partai

30 Desember 2018   06:01 Diperbarui: 30 Desember 2018   06:11 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belakangan ini isu poligami mulai kembali diangkat dan diserang oleh kaum sekuler. Di antaranya adalah PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Ketua Umumnya, Grace Natalie belum lama mengatakan bahwa PSI tidak akan pernah mendukung perda syariah. Alasannya, perda-perda tersebut menimbulkan intoleransi, diskriminasi dan mereduksi hak warga negara. 
Seolah tidak puas dengan pernyataan sebelumnya,  kini dia kembali menyerang syariat Islam dengan menegaskan bahwa PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif partai ini yang boleh mempraktikkan poligami. 
Ada juga pernyataan dari Komisioner Komnas Perempuan Imam Nahe'i yang menyebut poligami bukan ajaran Islam. Dalam acara diskusi Perempuan dan Politik; 'Bisakah Poligami di Indonesia Dilarang?' di Gado-gado Boplo, Kuningan, Jakarta Selatan pada Sabtu, 15 Desember 2018 dia menyebut, praktik poligami adalah bentuk penodaan terhadap agama Islam. 
Imam secara terang-terangan menyebut bahwa praktik poligami tak serta merta merupakan ajaran agama Islam. Sebab, menurutnya, jauh sebelum agama Islam datang, praktik poligami sudah dilakukan sehingga pihak yang menganggap bahwa praktik poligami ajaran Islam adalah pemahaman yang keliru.
Pernyataan ini tentunya menuai kritik dari berbagai pihak di antaranya MUI. Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Fahmi Salim, MA mengatakan, PSI dan Komnas Perempuan bukan lembaga keulamaan apalagi lembaga Islam yang berhak menentukan sesuatu itu ajaran Islam atau bukan.
"Mereka bukan juru bicara atas nama Islam. Statemen mereka adalah pembajakan atas Islam, " katanya seperti dilansir hidayatullah. com, Ahad (16/12/2018).
Serangan terhadap poligami sejatinya adalah serangan terhadap ajaran Islam dan membuktikan bahwa Islamophobia juga telah menggerogoti tubuh para pelaku partai politik di Indonesia. Mereka yang telah mengendapkan ide sekulerisme dan liberalisme dalam pemikirannya mustahil tidak meniru moyang yang mengkampanyekan ide tersebut yakni kafir Barat dan para personilnya. 
Telah lama serangan terhadap Islam ini dilakukan namun tak kunjung memadamkan cahaya keimanan di jiwa kaum muslimin yang menjaganya. Bahkan atas izin Allah serangan mereka sering kali justru membangkitkan keterlelalapan kaum muslim atas ajaran Islam yang benar. 
Tengoklah aksi 212 yang berhasil menyatukan jutaan kaum muslimin tersebab pantikan kebencian dari salah satu aktor mereka. Ujaran dan tindakan yang awalnya ingin menjatuhkan berujung pada kobaran kemarahan atas penghinaan Islam dan bermuara pula pada kibaran jutaan panji tauhid lambang kemuliaan. Dan sebagian kaum muslimin pun sadar betapa berharganya ajaran agama mereka. 
Kini penistaan kembali berulang dan dilakukan oleh mereka yang dikenal sebagai kaum intelektual yang seharusnya mewakili suara rakyat dan memperjuangkan kebenaran. Tapi apalah dikata mereka ternyata telah termakan propaganda kebencian Barat akan Islam dan menggaungkan ide yang sama. Bahkan tidak sedikit dari mereka mengaku muslim namun dengan bangga menyerang ajaran agamanya sendiri. 
Gerakan Islamofobia memang niscaya terjadi sebagaimana peringatan Allah SWT,  "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya" (QS Ali Imron ayat 118).
Dengan demikian, sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kaum muslimin untuk memahamkan kepada umat tentang ajaran Islam yang sebenarnya yakni Islam yang rahmatan lil 'alamiin. Islam yang akan membawa kepada keberkahan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Bukan Islam yang diidentikkan dengan terorisme seperti yang kafir Barat tuduhkan. 
Fauziya Ummu KhalidBogor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun