Mohon tunggu...
Murni Marlina Simarmata
Murni Marlina Simarmata Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Aro Gapopin

Menulis untuk mengasah disiplin berpikir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jusuf Kalla Bukan "Ban Serep"

18 Oktober 2019   14:51 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:57 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Jusuf Kalla (JK) sebentar lagi akan semakin jarang mendapat perhatian kita seiring dengan berakhirnya masa pemerintahan Jokowi periode pertama. Mungkin tokoh politik yang kaya pengalaman dan jam terbang tinggi ini akan lebih fokus menikmati waktu bersama keluarga dan lebih mengambil jarak dari hiruk pikuk politik. Di tengah euforia menyambut pemerintahan baru, tulisan ini mencoba mengulas secara singkat peran JK yang jarang mendapat sorotan luas, sebagai salah satu pilar penting dalam kesukseksan pemerintahan Jokowi dalam lima tahun terakhir.

Seperti kita tahu, kurang lebih 5 tahun lalu Jokowi memulai pemerintahannya tanpa pengalaman memadai dalam mengelola politik nasional. Tidak berlebih mengatakan bahwa Jokowi tergolong politisi yang masih hijau dan tiba-tiba melompat naik ke pentas nasional.

Tanpa dampingan JK yang memiliki pengalaman panjang, jam terbang tinggi dan kemampuan lobi memadai, bisa kita bayangkan kesulitan yang  dihadapi Jokowi dalam mengelola hubungan eksekutif dan legislatif yang kerap panas-dingin. Bergabungnya Golkar ke pemerintahan merupakan modal tak ternilai bagi Jokowi untuk menghadapi oposisi sekaligus mengendalikan koalisi.

Sejak itu Jokowi lebih leluasa menjalankan program-program pemerintahan tanpa tersandera hadangan oposisi di parlemen dan tanpa terperangkap dalam kepentingan koalisi pendukungnya. Peran Jusuf Kalla penting dalam kisah sukses ini, terutama membawa Golkar yang pernah dipimpinnya bergabung dengan pemerintah. Demikian juga dalam lobi-lobi terhadap berbagai elit politik yang akhirnya mendukung penuh pemerintahan Jokowi.

Kedekatan JK dengan NU, Muhammadiah dan berbagai ormas sipil penting lainnya juga merupakan modal tak terniali bagi Jokowi dalam mengelola gejolak-gejolak sosial politik di tanah air agar jangan sampai menggangu  pemerintahan. Namun peran Jusuf Kalla sangat jarang mendapat sorotan dalam narasi politik nasional lima tahun terakhir yang lebih menonjolkan sentralitas Jokowi.

Tanpa maksud saling mengklaim peran dan jasa, cukup adil memberi apresiasi tinggi dan hormat yang tulus atas peran JK selama lima tahun ini. Berbagai prestasi penting pemerintah di bidang infrastruktur dan bidang lain hanya mungkin tercapai berkat kemampuan pemerintah mengelola hubungan eksekutif-legislatif serta mengelola politik nasional dan senioritas JK berperan penting di dalamnya.

Posisi JK sebagai wakil Presiden bukan hanya pelengkap konstitusi, tetapi sebagai salah satu pilar penting berbagai keberhasilan pemerintah. Di berbagai negara (termasuk di Indonesia) posisi seorang wakil presiden kerap dianggap hanya sebagai pelengkap persyaratan sistem presidensial yang mengharuskan adanya wakil presiden.

Istilah "ban serep" kerap digunakan untuk merujuk keadaan ini. Tapi Jusuf Kalla, kendati peran pentingnya sering luput dari sorotan media, telah membuktikan diri sebagai seorang senior yang memback-up penuh presiden muda dengan cita-cita mulai menyukseskan pembangunan negerinya tercinta. Trimakasih, Pak JK.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun