Jika kamu ingin tenang dan damai, hindari konflik dengan cara terbaikmu.
Itu pesan ayahku Desember tahun (Lupa tidak tertulis). Itu tulisan waktu aku masih SMA, tahun  80-an.
Ingat, caramu belum tentu cocok untuk orang lain. Maka, jangan kau cobakan pada orang lain.
Ibu menambahkan, gunakan cara sesederhna mungkin. Yang penting sesuai dengan diri sendiri.
Yang perlu diperhatikan, biarlah hatimu bicara.
Kamu hanya menggerakkan semangat. Sesuaikan langkahmu dengan panggilan hatimu.
Ayahku menyambung lagi. Asal baik dan benar, Â patut dijalani, lalu bersyukur.
Hadapi semua dengan sabar. Sibukkan pikiran, dedikasikan diri dengan ragam kegiatan. Pesan Nenek.
Jangan lupa, libatkan hati, pikiran dan seluruh jiwamu. Â Siapa tahu kelak kamu menemukan passion. Sambung Ibu.
Ibu mendekatiku dan berbisik.Semua akan berbeda dan indah dari sebelumnya.Â