Mohon tunggu...
Qorish Muqoddas
Qorish Muqoddas Mohon Tunggu... -

Nama : Mush'ab Muqoddas Eka Purnomo (panggilan Qorish) Lahir : Surabaya 18 Juni 1989 Alamat di Indonesia Sukolilo Kenjeran 7/19 Surabaya 031 382 1722 Mahasiswa Indonesia Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Jur. Sejarah dan Peradaban Fakultas Bahasa Arab\r\n\r\nPendidikan : TK ABA 19 Surabaya (TPA Al-Manar Mulyosari Surabaya), SD Muhammadiyah 8 Sutorejo Surabaya, SD Muhammadiyah Jogodayoh Bantul DIY (Pondok Pesantren Asy-Syifa'), SD Muhammadiyah 9 Kenjeran Surabaya (dan TPA Al-Muttaqien Komplek TNI AL Kenjeran Surabaya), Mts. Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Ma'had Bu'uts Islamiyyah Al-Azhar Kairo Mesir\r\n\r\nOrganisasi : Dept. Da'wah IRM Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarya (03-04), Sekretaris Redaksi Suara Pelajar Indonesia Ma'had Bu'uts Al-Azhar Mesir (05-06), Depdagri DPP PPMI Mesir, Dept. Penerbitan dan Pustaka Gamajatim Mesir (06-07), Koordinator Tim Pendaftaran KPP Maba PPMI Mesir (07-08), SC KPP Maba PPMI Mesir (08-09), Dewan Konsultatif Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa Arab Mesir (09-10)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekilas 2014

2 Juni 2013   07:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu 2014 ternyata sudah ramai dibahas saat ini bahkan mungkin di akhir 2009 setelah pembagian jatah menteri koalisi dan kasus Century Gate. Berbagai isu dan wacana terungkap di media yang menjadi cermin dari reformasi. Realitas kehidupan sosial juga tercermin dengan tingkah pejabat yang diberitakan khususnya terkait kasus-kasus korupsi. Menuju 2014, coba kita buka parpol peserta pemilu satu persatu.

Partai Nasional Demokrat

Terkenal dengan singkatan NasDem merupakan satu-satunya partai baru yang lolos seleksi Kemenkumham dan KPU dengan jargon Restorasi Indonesia. Banyak pihak melihat partai ini pecahan dari PG karena pendiri partai Surya Paloh kalah pada Munas PG 2009 di Riau dulu. Memang dapat dikatakan, yang masuk NasDem adalah tokoh aktifis idealis dan tidak tersangkut masalah hukum tidak hanya dari PG bahkan dari PDI-Perjuangan, PKB, Partai Mahatari Bangsa, dan Hanura pun ada. Menilai NasDem memang belum bisa dilakukan karena secara institusi belum bekerja di parlemen atau pemerintahan. Akan tetapi, upaya gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait UU Tenaga Kerja dapat ditafsirkan partai ini punya niat untuk masuk gelanggang pemilu. Kasus yang menyandera NasDem adalah keluarnya Hari Tanoe ke Hanura yang merupakan salah satu taipan media yang dapat melakukan Black Campaign atau Negative Campaign bagi NasDem. Mengingat Tanoe masih merasa diusir dari NasDem.

Partai Kebangkitan Bangsa

PKB dalam sejarahnya mengalami konflik antara Syuro dan Tanfidziyah akan tetapi pasca menangnya Muhaimin Iskandar atas Gus Dur secara politik PKB tidak lagi terikat dengan figur Gus Dur karena Yenny Wahid menggalang massa untuk mendirikan kendaraan baru bernama PKBIB yang tidak lolos Kemenkumham dan KPU. Perolehan suara PKB turun drastis dari 11 sekian persen (2004) menjadi 3 sekian persen (2009) menunjukkan bahwa PKB memang tidak terlepas dari figur Gus Dur. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pasca 2014 partai ini masih eksis dan apakah Rhoma Irama dapat menjadi magnet suara.

Partai Keadilan Sejahtera

Belakangan ini terserang 'badai sapi' (istilah Anis Matta) dan bahkan wanita yang menjadi buah bibir pembicaraan khususnya di kalangan wanita bahkan pria. Pada dua pilkada (Jabar dan Sumut) partai ini memenangkan pemilihan dengan menggalang koalisi dengan beberapa partai antara lain PPP. Pasca 2009 PKS mendapatkan jatah Kemenkominfo, Kementan, Kemenristek dan Kemensos akan tetapi Kemenristek di tengah jalan diambil lagi oleh SBY. Hubungan PD-PKS semakin tidak akrab karena dalam penyaluran bantuan pengganti subsidi BBM kepada rakyat miskin, Kemensos tidak disertakan akan tetapi Presiden SBY membentuk tim khusus karena PKS menolak kenaikan harga BBM. Konspirasi pembubaran partai yang didengungkan olek Anis Matta kemungkinan tidak akan terjadi karena tidak mungkin SBY mengambil resiko (jika benar melakukan konspirasi kasus) karena biaya politik sangat mahal. Dua poin ini akan membuat kendala bagi PKS jika tidak diantisipasi dari saat ini. Apalagi, pembelaan kader PKS pada 'badai sapi' dapat dikatakan terlalu ekstrim yang menurut karakter Indonesia, tidak cocok.

Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan

PDI Perjuangan dalam beberapa pilkada khususnya Jabar, Sumut dan Bali memang kalah akan tetapi perlu dicatat, PDI Perjuangan berada di urutan kedua dan maju sendiri bukan koalisi. Pilkada dibuat sebagai testing 2014 seberapa taat massa PDI Perjuangan terhadap Megawati dan keputusan partai. Apalagi, figur Jokowi yang menjadi Idol bagi media selalu menjadi jurkam di setiap pilkada. Terakhir adalah kemenangan di Jateng padahal awalnya diperkirakan mengalami keretakan karena figur daerah Rutningsih tidak diusung akan tetapi kader muda DPP yang diletakkan di daerah. PDI Perjuangan berhitung, apakah bisa mengusung capres-cawapres (kemungkinan Mega-Jokowi) sendiri tanpa koalisi. PDI Perjuangan melihat bahwa menjalankan pemerintahan dengan koalisi seperti saat ini tidak efektif karena semua anggota koalisi saling sandera. Wacana ini bisa menjadi bahan kampanye PDI Perjuangan karena banyak wacana yang mengharuskan pemerintahan yang kuat.

Partai Golongan Karya

Semenjak dipimpin Abu Rizal Bakrie, PG tidak luput dari Lapindo yang terkait dengan Abu Rizal Bakrie. Pilkada demi Pilkada menghasilkan menang dan kalah dan keduanya hasil koalisi. PG merupakan partai dengan infrastruktur fisik dan organisasi-organisasi yang matang karena wujud baru dari GOLKAR alat penguasa selama 32 tahun. Hanya saja, pasca reformasi 1998 banyak kader dan anggotanya yang keluar baik ke PDI Perjuangan, PKPI, PKB bahkan PK. Menjelang 2009 pecah juga menjadi Gerindra dan Hanura sehingga perolehan suara turun menjadi 14 persen dari 20 persen di tahun 2004 sebelumnya. Pasca Munas 2009, 'Dewa Keberuntungan PG' Akbar Tandjung kembali hadir sebagai ketua Dewan Pertimbangan untuk menyelamatkan partai. Konsolidasi pun kembali dipanaskan dari akar rumput.

Partai Gerakan Indonesia Raya

Gerindra yang didirikan pada 2008 menjelang 2009 menjadi kendaraan Prabowo Subianto untuk maju sebagai presiden akan tetapi, nasib berkata lain dengan terjalinnya koalisi dengan PDI Perjuangan dan Prabowo hanya menjadi cawapres walaupun kalah. Menjelang 2014 banyak organisasi yang digalang oleh Prabowo bahkan mendirikan berbagai organisasi sayap. Akan tetapi sepertinya Gerindra masih konsen membentuk jaringan akar tidak seperti PDI Perjuangan yang dalam pilkada dijadikan sebagai testing soliditas massa. Poin penting lainnya adalah figur Prabowo yang masih disandera oleh isu-isu lama ketika menjadi Pangkostrad terkait kasus kerusuhan Mei 1998 dan keterkaitan dengan KKN masa Orba yang menjadi serangan bagi figur Prabowo seperti 2009 lalu.

Partai Demokrat

PD disebut juga sebagai Partai SBY karena merupakan figur sentral. Ketika periode kedua pemerintahan, PD dilanda badai korupsi Nazaruddin yang berujung pada KLB di Bali 2013 kemarin sehingga SBY menjabat Ketua Umum DPP sekaligus Ketua MT. Konsolidasi massa SBY akan menguat akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah ke mana massa Anas Urbaningrum. Sebuah pekerjaan berat bagi SBY untuk mensolidkan kembali massa PD pada 2009 lalu.

Partai Amanat Nasional

Semenjak 1998 PAN sering disebut sebagai Partai Aktifis Nasional akan tetapi semenjak 2009 PAN disebut sebagai Partai Artis Nasional demi meraup suara pada pemilu. PAN dapat dikatakan partai yang setia berkoalisi dengan PD mengingat Ketum Hatta Rajasa merupakan besan Ketum PD SBY. Pada 2014 PAN masih menjadi Partai Artis Nasional akan tetapi, figur Amien Rais sebagai pendiri masih lekat di massa akar rumput khususnya warga Muhammadiyah.

Partai Persatuan Pembangunan

Merupakan partai lama yang masih konsisten berasas Islam pasca reformasi tidak seperti PKS yang pada Munas 2010 berubah menjadi asas menjadi nasionalis. PPP masih memiliki kedekatan dengan NU dan Parmusi sehingga masih memiliki suara akar. Posisi Surya Darma Ali sebagai Menag memberikan sinyal positif bagi PPP untuk melakukan konsolidasi dengan akar-akar NU dan Parmusi. Sampai saat ini belum ada gubernur yang diusung PPP tanpa koalisi sehingga dapat dikatakan bahwa PPP masih konsentrasi melakukan konsolidasi massa karena penurunan suara yang sangat drastis dari 15 persen pada 1998 menjadi 3 persen pada 2009 lalu.

Partai Hati Nurani Rakyat

Merupakan partai yang menjadi kendaraan mantan Menhankam Pangab Jendral Purnawirawan TNI Wiranto untuk menjadi presiden pada 2009 dan pecahan PG akan tetapi pada 2009 ternyata berkoalisi dengan PG sebagai cawapres Jusuf Kalla akan tetapi kalah. Menuju 2014 terus melakukan konsolidasi dan membuktikan sebagai partai terbersih karena 17 anggota DPR RI tidak ada yang tersangkut korupsi. Wiranto merupakan figur yang loyal dan nasionalis walau kurang kampanye figur, bahkan memiliki dua kesempatan menjadi presiden di masa transisi demokrasi akan tetapi ditolaknya demi menjaga supermasi sipil. Bergabungnya Hari Tanoe menjadi pertanda apakah dapat menaikkan figuritas Wiranto dengan media-media yang dimiliki.

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

PKPI merupakan pecahan PG pertama yang didirikan oleh Edy Sudrajat akan tetapi kurang terdengar bahkan pada 2004 dan 2009 tidak memiliki wakil di DPR RI. PKPI saat ini dipimpin Sutiyoso masuk sebagai peserta pemilu. Walaupun banyak pihak yang tidak menghitung, bisa jadi PKPI dapat lolos.

Partai Bulan Bintang

Merupakan jelmaan baru dari Masyumi yang sampai saat ini dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra sebagai Ketua Dewan Syuro sampai saat ini konsisten dengan jargon tidak adanya kader PBB yang tersangkut korupsi. Hanya saja, kasus Komjend Purnawirawan Polisi Susno Duaji sedikit banyak akan memberikan pengaruh. Yusril Ihza Mahendra masih menjadi ikon penagakan hukum karena memiliki logika hukum yang kuat bahkan pengalaman sebagai Menkumham dan Mensesneg bahkan pernah menjadi capres alternatif pada 1998 ketika terjadi kebuntuan politik. Figur Yusril Ihza Mahendra merupakan salah satu figur yang dicari untuk penegakan hukum di Indonesia.

Setiap parpol memiliki figur sendiri sebagai capres walaupun beberapa mewacanakan konvensi. Hanya saja ada vokalis solo (bahasa Jusuf Kalla) yang nyanyiannya lebih disukai masyarakat seperti Jusuf Kalla, Mahfudz MD dan Dahlan Iskan bukan karena pencitraannya akan tetapi karena kerja dan figurnya di tengah krisis figur pemimpin yang tegas, bukan lemah bukan kasar. Yang menjadi pertanyaan, bersediakah parpol mengusung vokalis solo tanpa menyandera. Rakyat yang menentukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun