Mohon tunggu...
Muntadhar Umar
Muntadhar Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemikiran Ibn Bajjah dalam Bidang Pendidikan

11 Oktober 2019   02:02 Diperbarui: 11 Oktober 2019   02:28 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Biografi Ibnu Bajjah

Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad ibn Yahya ibn al-Sha'igh al-Tujibi al-Andalusi al-Samqusti ibn Bajjah. Ibn Bajjah dilahirkan di Saragossa, Andalus pada tahun 475 H (1082 M), berasal dari keluarga al-Tujib karena itu dikenal sebagai al-Tujibi yang bekerja sebagai pedagang emas (Bajjah=emas).

Selain sebagai filsuf, Ibn Bajjah dikenal sebagai penyair, komponis, bahkan sewaktu Saragossa berada dibawah kekuasaan Abu Bakar ibn Ibrahim al-Shahrawi (terkenal sebagai Ibn Tifalwit) dari Daulah Al-Murabithum, Ibn Bajjah dipercayakan sebagai wazir.

Ibnu bajjah pernah diangkat sebagai Menteri oleh Abu Bakar Yahya ibn Yusuf ibn Tasifin untuk waktu yang lama. Akhirnya, ia meninggal pada 533 H (1138 M) di Fez, dan dimakamkan disamping makam Ibn Arabi. Menurut satu riwayat, ia meninggal karena diracun oleh seorang dokter bernama Abu al-Ala ibn Zuhri yang iri hati terhadap kecerdasan, ilmu dan ketenarannya.

Filsafat Ibnu Bajjah

a. Epistimologi 

Dalam bukunya yang terkenal Tadbir al-Muatawahhid, Ibn Bajjah mengemukakan teori al-ittishal, yaitu bahwa manusia mampu berhubungan dan meleburkan diri dengan akal fa'al atas bantuan ilmu dan pertumbuhan kekuatan insniah. Segala keutamaan dan perbuatan-perbuatan budi pekerti mendorong kesanggupan jiwa yang berakal, serta penguasaannya terhadap nafsu hewani. 

Dengan kata lain, seseorang harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk berhubungan dengan alam yang tinggi, bersama masyarakat atau menyendiri dari masyarakat. Hal ini merupakan pengaruh tasawuf, melebihi dari masyarakat. Hal ini merupakan pengaruh tasawuf, melebihi pengaruh al-Farabi.

Berkaitan dengan teori ittishal tersebut, Ibn Bajjah juga mengajukan satu bentuk epistemology yang berbeda corak yang dikemukakan oleh al-Ghazali di dunia Islam timur.  

Ibn Bajjah menetapkan bahwa sesungguhnya perseorangan mampu sampai kepada puncak pengetahuan dan melebar kedalam akal fa'al, bila ia telah bersih dari kerendahan dan keburukan masyarakat.

b. Metafisika 

Menurut ibn Bajjah bahwa segala yang maujud terbagi dua: bergerak dan tidak bergerak, yang bergerak yang bergerak itu adalah materi yang sifatnya terbatas. 

Dia bergerak dengan gerakan yang bersifat azali. Gerakan ini tidak mungkin dari zatnya sendiri, karena dia terbatas. Tetapi sebab gerakan berasal dari kekuatan yang tidak terbatas, atau wujud yaitu akal.

Tuhan menganugerahkan kepada manusia rahmat dan kapasitas, melalui hal itu dapat diketahui perbedaan antara manusia. Tetapi, keduanya ada yang merupakan pembawaan sejak lahir dan tidak perlu diupayakan.

Untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, Ibn Bajjah menganjurkan untuk melakukan tiga hal, yaitu:

1) Membuat lidah kita selalu mengingat Tuhan dan memuliakannya

2) Membuat organ-organ tubuh kita bertindak sesuai dengan wawasan hati

3) Menghindari segala yang membuat kita lalui mengingat Tuhan atau membuat hati berpaling dari-Nya.

c. Moral 

Ibnu Bajjah mengelompokkan perbuatan manusia kepada perbuatan hewani dan perbuatan manusiawi, maksudnya kalau didorong nafsu hewani berarti perbuatan hewani tetapi kalau perbuatannya itu didasarkan akal budi, maka hal itu adalah perbuatan manusia.

Keistimewahan manusia dari makhluk lain adalah daya pikir yang menjadi sumber perbuatannya, semua perbuatan dan tingkah laku yang didasarkan atas akal sehatnya disebut perbuatan ikhtiariah, kalau perbuatan manusia hanya didasark

an atas pikirannya demi kebenaran, maka perbuatannya itu lebih merupakan perbuatan ilahi dan perbuatan manusia. Watak sejati manusia pada hakikatnya bersifat intelektual, dan sampai taraf-taraf tertentu, bentuk-bentuk yang dibawahnya itu membantu penyempurnaan watak itu, sehingga mereka patut diperhatikan dan dituntut.

d. Politik 

Ibn Bajjah bermaksud bahwa seorang mutawahhid, sekalipun harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Dengan kata lain, ia harus berpusat pada dirinya dan merasa selalu bahwa dirinya menjadi contoh ikutan orang, serta sebagai pembuat dan penyusun perundang-undangan bagi masyarakat, bukan malah tenggelam ke dalam masyarakat itu. Jadi, penyendiri dalam konsepsi Ibn Bajjah, lebih ditekankan pada sikap hidup dalam masyarakat, tidak pada tempat tinggal, dan karenanya ia juga berarti "Individu dan Masyarakat".

Dalam pengertian ini "Mutawahhid" (menyendiri) selalu berada ditengah masyarakat, walau bagaimanapun bobroknya masyarakat tersebut. Mereka mempunyai ciri-ciri berikut :

1) Selalu menjaga kesehatan

2) Selalu makan apa yang diperlukan oleh tubuh

3) Sederhana dalam memenuhi kebutuhan hidup

4) Bergaul dengan orang-orang berilmu dan menjauhi orang-orang yang mementingkan kehidupan duniawi.

5) Mengutamakan ilmu-ilmu teoritis dan meninggalkan ilmu-ilmu praktis.

6) Melakukan amal baik atas kemauan sendiri menurut pertimbangan akal

7) Menjauhkan diri dari kehidupan zuhud.

e. Jiwa

Menurut Ibnu Bajjah, setiap manusia mempunyai jiwa. Jiwa ini tidak mengalami perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa penggerak manusia, yang digerakkan dengan dua jenis yakni alat jasmaniah dan rohaniah.

Jiwa menurut ibnu Bajjah adalah jauhar rohani, akan kekal setelah mati. Di hari hisab nantinya jiwalah akan menerima pembalasan, baik balasan surga maupun neraka. Akal, daya pikit bagi jiwa adalah satu setiap orang yang berakal. Ia dapat bersatu dengan akal fa'al diatasnya dengan jalan ma'rifat filsafat.

f. Akal dan ma'rifah

Ibnu bajjah menempatkan akal dalam posisi yang sangat penting. Dengan perantaraan akal, manusia dapat mengetahui sesuatu, termasuk dalam mencapai kebahagiaan dan masalah ilahiyat. Akal menurut ibnu bajjah terdiri dari dua jenis. Akal teoritis dan akal praktis. Akal teoritis di peroleh hanya berdasarkan pemahaman terhadap sesuatu yang kongkret atau abstrak. Sedangkan akal praktis di peroleh melalui penyelidikan (eksperimen) sehingga menemukan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, pengetahuan yang di peroleh akal ada dua jenis pula. Yang dapat di pahami , tetapi tidak dapat di hayati; yang dapat dipahami dan dapat pula dihayati. Berbeda dengan Al-Ghazali, menurut ibnu bajjah manusia dapat mencapai puncak ma'rifah dengan akal semata, bukan dengan jalan sufi melalui al-qlb, atau al-zauq. Manusia kata ibnu bajjah, setelah bersih dari sifat kerendahan dan keburukan masyarakat akan dapat bersatu dengan akal aktif dan ketika itulah ia akan memperoleh puncak ma'rifah karena limpahan dari Allah.

g. Etika dan Akhlak

Ibnu bajjah menempatkan akal dalam posisi yang sangat penting. Akal menurut ibnu bajjah terdiri dari dua jenis. Akal teoritis dan akal praktis. Akal teoritis di peroleh hanya berdasarkan pemahaman terhadap sesuatu yang kongkret atau abstrak. Sedangkan akal praktis di peroleh melalui penyelidikan (eksperimen) sehingga menemukan ilmu pengetahuan.Oleh karena itu, pengetahuan yang di peroleh akal ada dua jenis pula. Yang dapat di pahami , tetapi tidak dapat di hayati; yang dapat dipahami dan dapat pula dihayati. Manusia kata ibnu bajjah, setelah bersih dari sifat kerendahan dan keburukan masyarakat akan dapat bersatu dengan akal aktif dan ketika itulah ia akan memperoleh puncak ma'rifah karena limpahan dari Allah.

Filsafat Ibn Bajjah Tentang Sains dan Ilmu

  • Bidang Astronomi

Ilmuan Yahudi menyatakan menyatakan bahwa Ibnu Bajjah telah mencetuskan sebuah model planet. "Saya pernah mendengar Ibnu Bajjah telah menemukan sebuah sistem yang tak menyebut terjadinya epicycles. Pendapatnya bidang astronomi dicatat dalam Ensiklopedia Filsafat Stanford sebagai berikut: "Bima Sakti adalah cahaya bintang-bintang yang sangat banyak yang nyaris berdekatan satu dengan yang lainnya. Cahaya kumpulan bintang itu membentuk sebuah "khayal muttasil" (gambar yang berkelanjutan). Menurut Ibnu Bajjah, "khayal muttasil" itu sebagai hasil dari pembiasan (refraksi)." Guna mendukung penjelasannya itu, Ibnu Bajjah pun melakukan pengamatan terhadap hubungan dua planet, yakni Yupiter dan Mars pada 500 H/1106 M.

  • Fisika

Ibnu Bajjah mengungkapkan hukum gerakan. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya itu menjadi dasar bagi pengembangan ilmu mekanik modern. Pemikirannya dalam bidang fisika banyak memengaruhi fisikawan Barat abad pertengahan, seperti Galileo Galilei. Tak heran, jika hukum kecepatan yang dikemukakannya sangat mirip dengan yang dipaparkan Galilei. Menurut Ibnu Bajjah: Kecepatan = Gaya Gerak -- Resistensi Materi. Ibnu Bajjah pun adalah fisikawan pertama yang mengatakan selalu ada gaya reaksi untuk setiap gaya yang memengaruhi.

  • Psikologi

Ibnu Bajjah pun juga sangat berjasa dalam mengembangkan psikologi Islam. Pemikirannya tentang studi psikologi didasarkan pada ilmu fisika. Dalam risalah yang ditulisnya berjudul, Recognition of the Active Intelligence, Ibnu Bajjah menulis inteligensia aktif adalah kemampuan yang paling penting bagi manusia. Dia juga menulis banyak hal tentang sensasi dan imajinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun