Menurut ibn Bajjah bahwa segala yang maujud terbagi dua: bergerak dan tidak bergerak, yang bergerak yang bergerak itu adalah materi yang sifatnya terbatas.Â
Dia bergerak dengan gerakan yang bersifat azali. Gerakan ini tidak mungkin dari zatnya sendiri, karena dia terbatas. Tetapi sebab gerakan berasal dari kekuatan yang tidak terbatas, atau wujud yaitu akal.
Tuhan menganugerahkan kepada manusia rahmat dan kapasitas, melalui hal itu dapat diketahui perbedaan antara manusia. Tetapi, keduanya ada yang merupakan pembawaan sejak lahir dan tidak perlu diupayakan.
Untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, Ibn Bajjah menganjurkan untuk melakukan tiga hal, yaitu:
1) Membuat lidah kita selalu mengingat Tuhan dan memuliakannya
2) Membuat organ-organ tubuh kita bertindak sesuai dengan wawasan hati
3) Menghindari segala yang membuat kita lalui mengingat Tuhan atau membuat hati berpaling dari-Nya.
c. MoralÂ
Ibnu Bajjah mengelompokkan perbuatan manusia kepada perbuatan hewani dan perbuatan manusiawi, maksudnya kalau didorong nafsu hewani berarti perbuatan hewani tetapi kalau perbuatannya itu didasarkan akal budi, maka hal itu adalah perbuatan manusia.
Keistimewahan manusia dari makhluk lain adalah daya pikir yang menjadi sumber perbuatannya, semua perbuatan dan tingkah laku yang didasarkan atas akal sehatnya disebut perbuatan ikhtiariah, kalau perbuatan manusia hanya didasark
an atas pikirannya demi kebenaran, maka perbuatannya itu lebih merupakan perbuatan ilahi dan perbuatan manusia. Watak sejati manusia pada hakikatnya bersifat intelektual, dan sampai taraf-taraf tertentu, bentuk-bentuk yang dibawahnya itu membantu penyempurnaan watak itu, sehingga mereka patut diperhatikan dan dituntut.