Mohon tunggu...
Mohammad Munir
Mohammad Munir Mohon Tunggu... Administrasi - Goverment Employer

Berusaha berbuat baik setiap saat dan selagi sempat....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melongok Eksotisme “Betoh So’on” – Solor- Cermee-Bondowoso

7 April 2015   12:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solor- Bondowoso, Berita tentang Solor, benar- benar memancing rasa penasaran. Destinasi wisata alam yang berlokasi di Kecamatan Cermee – Bondowoso ini belakangan menjadi buah bibir dan menjadi salah satu tujuan favorit para pelancong. Tak hanya dari kawasan Bondowoso sendiri, konon area ini juga mulai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.“Betoh So’on” adalah nama yang belakangan semakin santer di sebut oleh banyak orang yang punya hobi traveling dan menjadi icon Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso.

Menjadi semakin heboh karena beberapa informasi menyamakan penampakan “Betoh So’on”di Desa Solor tersebut sebagai mirip Stonehenge yang amat populer di Ingris. Yakni gugusan batu yang tinggi menjulang dengan susunan sedemikian rupa sebagai peninggalan peradaban prasejarah paling sohor di Britania.

Referensi kami dari beberapa informasi online membuat rasa penasaran kian memuncak, detil panampakan Stonehenge dan “Betoh So’on” memang mengandung kemiripan. Terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, Dinas Pariwisata Bondowoso sudah kadung mempromosikannya sebagai situs megalitikum peninggalan peradaban manusia prasejarah di Bondowoso. Meski beberapa pihak meragukan bahkan menyangkal, karena belum ada penelitian resmi yang menyatakan bahwa itu memang betul- betul megalitikum.

Hari libur, Jum’at pagi (03/04/2015)- menjadi moment yang tepat bagi kami untuk mengobati rasa penasaran. Sehari sebelumnya beberapa karyawan BKD, dikomandani oleh Kepala Bidang Informasi Kepegawaian (Drs. Juni Sukarno, MM), memantapkan rencana untuk menyambangi Betoh So’on”.

Pagi betul sudah siap di kantor, belasan karyawan BKD lintas bidang yang sama- sama ngebetdan diliputi rasa penasaran berangkat ke tujuan. Beruntung ada salah satu rekan (Hendra. SSTP) yang tau betul jalur menuju lokasi karena rumahnya kebetulan di Kecamatan setempat.

Memasuki jalur menuju desa Solor, jalanan mulai terasa seru, rute aspal, batu dan jalan tanah desa sepanjang belasan kilometer dengan topografi menanjak, berkelok dan menurun harus dilalui. Beruntung cuaca hari itu cukup mendukung. Karena jika hujan maka tingkat kesulitan akan semakin tinggi karena sebagian besar jalan tanah yang kira- kira akan sangat lengket bila bercampur air.

Panorama alam memukau, deretan tebing, bukit menghijau, lembah sepanjang sisi kanan jalan dan vegetasi khas pegunungan yang tampak segar menjadi pemandangan yang cukup menyejukkan. Sayang masing-masing dari kami mengendarai kendaraan seadanya. Mestinya yang lebih pas adalah sepeda motor jenis trail, mengingat tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Tak patah arang, dengan tertatih tatih, setelah lebih dari satu jam perjalanan sampailah kami di area Betoh So’on. Cukup memukau, tidak mengherankan memang jika ada yang mengatakan batu ini sebagai megalitikum dan mirip dengan Stonehenge.
Gugusan batu tinggi menjulang dan nampak seperti diatur secara sistematis, kenapa? Karena diantara semua batu yang ada pada bagian ujung seperti sengaja diletakkan batu lain yang bentuknya serupa sehingga tampak seperti sengaja ditata dengan maksud tertentu.

Sekali lagi, lepas dari segala kontroversi yang mengatakan bahwa batu tersebut hanya kebetulan sebagai bagian dari fenomena alam, kami cukup terpukau……
“Betoh So’on” ada pada sisi sebelah kanan rest area (Kawasan hutan yang sengaja dijadikan tempat istirahat), yakni gugusan batu yang berjajar hampir sama tinggi dengan patahan yang sama pada bagian ujung atas, sehingga oleh entah siapa yang pertama kali menyebutnya dinamakan “Betoh So’on” (Batu Sunggi – Bhs Jawa).

Semua anggota rombongan (P. Juni, P. Herlan, P Saihu, Kusharyadi, Munir, Haryadi, Rico, Agung, Hendra, Januar) tampak tidak dapat menyembunyikan rasa heran bercampur kagum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun