Mohon tunggu...
Money

Optimalisasi Creativepreneur Muda Menyongsong Bonus Demografi Untuk Indonesia Lebih Mapan

21 September 2016   20:19 Diperbarui: 22 September 2016   06:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring berjalannya tahun, jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah. Menurut perhitungan ahli demografi Indonesia diprediksikan akan menikmati bonus demografi atau ledakan usia produktif dengan rentang usia 15-64 dalam kurun waktu 2020- 2030 mendatang yang mana usia muda masih kecil dan usia lanjut masih belum banyak. Diperkirakan bonus demografi di Indonesia akan mencapai angka 70%, sedangkan sisanya 30% adalah usia tidak produktif dengan rentang usia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun.

Mungkin sekarang mulai terbesit sebuah tanda tanya besar apakah kehadiran bonus demografi merupakan suatu berkah atau suatu malapetaka yang hanya akan menambah carut marut kehidupan di Indonesia. Berkah bonus demografi bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Masalah yang paling nyata adalah ketersedian lapangan pekerjaan dan kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni. Kepala Pusat Penelitian (P2) Kependudukan LIPI, Dra. Haning Romdiati, MA mengatakan bahwa Indonesia menikmati penduduk usia produktif dalam jumlah besar terutama kaum muda yang energik dan kreatif. Dengan adanya potensi itu diharapkan dapat menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk menumbuhkan bibit-bibit creativepreneur muda potensial yang nantinya mampu menopang perekonomian  di Indonesia menjadi lebih sejahtera.

Pemerintah sudah mulai terfokus akan pentingnya kehadiran para creativepreneur muda dalam menyongsong datangnya bonus demografi untuk mengoptimalkan perkembangan perekonomian di Indonesia, apalagi melimpahnya sumber daya dan potensi kultur yang dimiliki oleh Indonesia yang syarat akan kearifan lokal sangat mendukung para creativepreneur muda
untuk berkarya, sehingga pemerintah sudah mulai menggalakkan berbagai strategi untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya pemerintah mewujudkan upaya tersebut pada 20 Januari 2015 melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif, Presiden Joko Widodo membentuk lembaga baru non kementerian bernama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertugas membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasi, dan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif.

Terbentuknya Bekraf merupakan optimisme pemerintah yang yakin bahwa ekonomi kreatif pasti menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang merupakan awal tonggak baru ekonomi kreatif di Indonesia menyongsong bonus demografi, dengan visi membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada 2030 nanti. Untuk mencapai visi tersebut, Bekraf mempunya enam misi besar, yaitu:

  • Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri.
  • Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif.
  • Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional.
  • Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreatif.
  • Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual, termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta.
  • Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.

Program kerja Bekraf kini sudah mulai nampak, Bekraf memiliki beberapa gebrakan untuk mengoptimalkan potensi para creativepreneur di Indonesia seperti diadakannya kelas tata kelola keuangan, kelas manajemen keuangan usaha bagi UKM kreatif, pelatihan akses permodalan calon creativepreneur, dan acara Startup Pitch Day di Bandung yang diadakan beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian, diharapkan dalam menyongsong datangnya bonus demografi kekayaan sumber daya alam yang ada Indonesia harus dimanfaatkan seoptimal mungkin melalui bibit-bibit unggul creativepreneur muda. Bekraf diharapkan melakukan bimbingan dan penyuluhan di semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Begitu banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat. Kita jangan hanya mau berpangku tangan terhadap apa yang telah diberikan oleh Indonesia tercinta ini. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus berinovasi berusaha meningkatkan kualitas produk nasional dan membuktikan pada dunia bahwasanya Indonesia tidak butuh dunia, tetapi dunia butuh Indonesia.

facebook:Munika Sulistiawati

Twitter:@MunikaSulistia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun