Samudra Pasai adalah salah satu kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berdiri pada abad ke-13 di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Lhokseumawe, Aceh. Kerajaan ini memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional melalui Selat Malaka, yang membuatnya berkembang menjadi pusat ekonomi dan agama Islam yang penting di Asia Tenggara. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan Malikussaleh, seorang tokoh yang memainkan peran penting dalam sejarah Islam di Nusantara. Malik-Assaleh atau Meurah Silu merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudra Pasai. Awalnya, Malik-Assaleh masih belum memeluk agama islam. Namun Malik-Assaleh dibujuk oleh dua orang pendakwah, yaitu Syeh Ismail dan Fakir Muhammad, untuk memeluk islam dan mendirikan kerajaan islam sebagai pesaing pasai. Akhirnya, Meurah Silu bersedia masuk islam da diberi gelar Sultan Malik-Assaleh dan menjadi raja pertama Kerajaan Samudra Pasai. Untuk mengetahui lebih lanjut, Sultan Malik-Assaleh menikah dengan putri Ganggang Sari, seorang keturunan Sultan Alaiddin Muhammad Amin dari kerajaan Perlak.
Sejak saat itu, nama kerajaan samudra berganti menjadi kerajaan Samudra Pasai. Samudra Pasai aslinya adalah Samudra Aceh Pasai, yang artinya kerajaan samudra yang beribu kota di pasai. dasar-- dasar kekuasaan islam dan menggembangkan kerajaannya melaui perdagangan. Semenjak memeluk agama islam, sultan Malik-Assaleh berusaha untuk menanamkan dasar Setelah wafat makam sultan Malik-Assaleh pun menjadi bukti adanya pengaruh islam gujarat disamudra pasai.
ASAL USUL DAN BERDIRINYA SAMUDRA PASAI
Menurut sumber sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan catatan para penjelajah, Samudra Pasai didirikan oleh Meurah Silu, yang kemudian memeluk Islam dan mengambil nama Sultan Malikussaleh setelah menjadi raja. Konversi ini mencerminkan pengaruh besar pedagang Muslim dari Timur Tengah, Persia, dan India yang membawa Islam ke kawasan tersebut. Malikussaleh adalah pemimpin visioner yang berhasil menyatukan wilayah-wilayah kecil di sekitar Pasai menjadi sebuah kerajaan yang kuat.
PERAN SULTAN MALIKUSSALEH
 Malikussaleh memimpin kerajaan dengan kebijakan yang mendukung perdagangan dan penyebaran Islam. Di bawah pemerintahannya, Samudra Pasai dikenal sebagai pusat perdagangan internasional, khususnya untuk komoditas seperti lada, emas, dan rempah-rempah. Selain itu, ia memperkenalkan sistem pemerintahan berbasis syariah Islam, yang menjadi ciri khas kerajaan ini. Malikussaleh juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain, termasuk Dinasti Yuan di Tiongkok, sebagaimana tercatat dalam catatan perjalanan Marco Polo.
KEJAYAAN SAMUDRA PASAI
Setelah masa pemerintahan Sultan Malikussaleh, Samudra Pasai terus berkembang di bawah penerusnya, seperti Sultan Malik al-Zahir. Kerajaan ini menjadi pusat pembelajaran Islam, dengan ulama-ulama terkenal yang menyebarkan ajaran agama ke berbagai wilayah Nusantara. Hubungan perdagangan yang erat dengan pedagang dari Gujarat, Timur Tengah, dan Tiongkok turut memperkaya budaya dan ekonomi kerajaan ini.