Mohon tunggu...
Munandar arist
Munandar arist Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa STAIN TDM

cerdas memberi informasi untuk umat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Egoiskah Aksi Mahasiswa STAIN TDM Kala Itu?

17 Oktober 2019   12:11 Diperbarui: 20 Oktober 2019   23:21 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un 

innalillahi wa inna ilaihi roji'un

innalillahi wa inna ilaihi rojiun .....

"telah meninggalnya kesadaran para birokrat birokrat kampus terhadap perkuliahan mahasiswa" ungkap salah satu orator dalam orasinya pada 16 September 2019 di depan gedung kampus STAIN Teungku dirundeng Meulaboh, Gampa .

Pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara Indonesia setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan, itulah ah saya dikit bunyi dari pasal 31 ayat 1 undang-undang dasar 1945. Tapi apa jadinya jika pendidikan menjadi korban? Itulah problem yang dirasakan oleh mahasiswa mahasiswi STAIN TDM. 

bukan tanpa alasan aksi yang dilancarkan pada 16 September 2019 tersebut merupakan bentuk kekhawatiran mahasiswa karena sudah dua minggu perkuliahan ditiadakan oleh pihak kampus padahal jika kita tinjau dan kita tilik pada kalender akademik perguruan tinggi agama Islam se-indonesia kampus sekolah tinggi agama Islam Teungku dirundeng Meulaboh telah tertinggal proses belajar mengajar selama 2 minggu.

Sedikit penulis menceritakan kampus STAIIN TDM memiliki dua gedung sewa yaitu gedung A di gampa dan gedung B di seneubok , namun karena sudah habis masa sewa maka gedung B tidak dapat di pakai lagi untuk aktivitas perkuliahan sehingga membuat gedung Atidak mampu menampung kapasitasnya dengan jumlah lebih kurang 2000 mahasiswa, dan dalam hal ini pihak kampus tidak mampu memberi tawaran lain kepada mahasiswa untuk kelanjutan perkuliahan pihak kampus hanya ingin mahasiswa menunggu hasil keputusan musyawarah pimpinan daerah dan musyawarah pimpinan kecamatan serta pengadilan terhadap gedung sekolah tinggi agama Islam negeri Teungku dirundeng Meulaboh di Alpen yang menjadi sengketa antara masyarakat, Pemda dan pihak STAIN.

Apakah menunggu adalah sebuah solusi? Padahal telah molor dua minggu perkuliahan ini jelas merugikan, padahal kita tahu biaya hidup mahasiswa tidaklah mudah seharusnya kampus harus mampu memberi solusi apakah dengan menyewa gedung lain jikalau itu tidak mungkin ya kampus harus memiliki plan B seperti membangun tenda tenda belajar di sekitar lingkungan kampus atau di luarnya dengan tujuan proses perkuliahan tetap terlaksana kan sebenarnya hal-hal seperti inilah yang diharapkan oleh mahasiswa.

dalam tuntutan aksi tersebut mahasiswa menuntut tempat perkuliahan butuh tempat perkuliahan di manapun itu namun di waktu yang tepat, egoiskah mahasiswa ketika kampus bermasalah dalam sengketa hanya mahasiswa malah menuntut tempat perkuliahannya, jika mahasiswa dituntut membayar SPP secepatnya oleh pihak kampus apakah salah mahasiswa juga meminta perkuliahan secepatnya seperti kampus-kampus yang lain bukankah win win solution yang diinginkan mahasiswa tidak dirugikan dan pihak kampus pun baik itu dosen dan lainnya juga tidak merasa dirugikan .

Karena hukum tak kunjung nggak kalau kita tak bergerak dan pendidikan merupakan suatu hak dan itu mutlak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun