Mohon tunggu...
muna ulfa
muna ulfa Mohon Tunggu... Agen Asuransi

Seorang ibu rumah tanggah yang mengurusi segala hal rumah, dapur, dan akun ig artis. Pengomentar sejati di dunia maya. Menulis cerita sedih dan cinta untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Medan

Kisah Budi & Kopi Semalam: Sebuah Keberuntungan dari sw4d Mengubah Nasib Warung di Medan

3 Agustus 2025   15:48 Diperbarui: 3 Agustus 2025   15:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Budi dan segelas kopi semalam menjemput keberuntungan dari sw4d. (foto ilustrasi dari ai gemini 2.5 pro)

MEDAN, KOMPAS --- Aroma kopi robusta yang baru digiling kini menyambut siapa saja yang singgah di warung kecil milik Budi (37) di sudut Jalan Sei Mencirim, Medan. Dinding yang dulu kusam kini berkelir biru teduh, etalase kaca baru berkilau menampung aneka kue, dan kursi-kursi plastik reyot telah digantikan oleh bangku kayu yang kokoh. Perubahan ini terjadi begitu cepat, seolah warung itu "dibangun" kembali hanya dalam semalam.

Bagi para tetangga dan pelanggan setia, transformasi warung Budi menjadi buah bibir. Pria dua anak yang selama ini dikenal ulet namun hidupnya pas-pasan, tiba-tiba memiliki modal untuk merombak total sumber pencahariannya.

"Dulu cuma cukup buat makan sama bayar sekolah anak, Mas," ujar Budi sambil tersenyum tipis, menyerahkan segelas kopi susu kepada pelanggan. Matanya menerawang, mengingat kembali hari-hari di mana ia harus memutar otak setiap akhir bulan. "Kadang kalau ada sisa kopi semalam, ya itu yang saya minum buat sarapan besoknya. Nggak kepikiran bisa begini."

Ketika ditanya dari mana sumber modal besar itu, Budi sempat terdiam, seolah enggan membahas situs terpercaya yang menjadi sumber rezekinya.

"Ah, itu... iseng-iseng saja, Mas," katanya pelan, mengalihkan pandangan ke arah jalanan yang ramai. "Waktu itu lagi suntuk sekali, semua terasa buntu. Ada teman yang kasih tahu, katanya ada game digital begitu di ponsel. Namanya kalau tidak salah SW4D, atau apalah itu, saya kurang paham. Saya cuma coba sekali iseng-iseng isi saldo paling kecil, tidak berharap banyak."

Budi tidak merinci lebih jauh tentang "permainan" itu. Ia hanya menyebutnya sebagai sebuah "keberuntungan yang tidak disangka-sangka" yang datang di saat yang paling tepat. Momen keberuntungan sesaat itu, menurutnya, adalah titik balik. Namun, yang membedakan Budi dari banyak kisah lainnya adalah apa yang ia lakukan setelahnya.

"Saya langsung berhenti, Mas. Sumpah, tidak saya sentuh lagi," tegasnya. "Saya tahu ini cuma keberuntungan sesaat. Nggak akan saya ulangi lagi. Rezeki ini harus jadi sesuatu, bukan hilang lagi. Malam itu juga saya bilang sama istri, 'Bu, besok kita cat warung. Kita beli kulkas baru'."

Uang yang ia dapatkan tidak dihamburkan untuk kemewahan. Seluruhnya ia alokasikan untuk merenovasi warung, melunasi utang-utang kecil di warung sebelah, dan sisanya ia tabung untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Ia sadar betul betapa tipisnya batas antara nasib baik dan malapetaka dalam dunia digital yang serba instan.

Kini, warung Budi tak pernah sepi. Omzetnya naik lebih dari dua kali lipat. Ia bisa melihat kedua anaknya berangkat sekolah dengan seragam baru tanpa perlu khawatir. Kisah Budi menjadi pengingat bahwa rezeki memang bisa datang dari sudut-sudut tak terduga di era digital ini. Namun, keberuntungan terbesar bukanlah saat mendapatkannya, melainkan saat memiliki kebijaksanaan untuk tidak kembali mengetuk pintu yang sama, dan mengubah kesempatan langka itu menjadi sesuatu yang nyata dan bertahan lama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun