55 Tahun Penantian,Â
Keajaiban 92 Tak Terulang
Fifty Five Years Of Solitude, Mater In Waiting. Setelah lima puluh lima tahun mengembara, akhirnya sepak bola kembali ke Almamater.
Almamater berarti ibu yang memberi ilmu, atau ibu susu. Karena ada dua negara yang mengaku ibu kandung sepak bola. Yakni Cina dan Inggris. Inggris lah yang menyusui, memberi ilmu dan mendidik si Bola menjadi dewasa. Menjadi olah raga paling disukai di seluruh planet bumi. Inggris adalah Almamater sepak bola.
Hari ini di Wembley London, anak yang 55 tahun menghilang itu mengunjungi Almamaternya. Entah apa tujuannya. Sekedar say hello bernostalgia, hanya cium tangan bersungkem. Atau akan tinggal beberapa saat. Sebelum kembali berangkat, merantau menyambangi tempat tempat tak terduga.
Hari ini diantara orang orang Inggris yang bersuka cita, barangkali Gareth Southgate lah yang paling bahagia. Pelatih Inggris ini telah memecah kebuntuan dan tuah buruk yang begitu lama mengurung. Lima puluh lima tahun sejak Inggris mengangkat piala juara dunia di Wembley, tahun 1966.
Seperti anak ayam menongolkan kepala setelah berhasil memecahkan kulit telornya yang keras. Inggris menghirup udara segar harapan. Dan publik Inggris sangat optimis harapan itu segera menjelma menjadi kenyataan. Yaitu juara piala Eropa 2020.
Saat Inggris mengalahkan Denmark 2 - 1. Di Wembley suporter Inggris tertawa berlinang air mata dalam gembira sangat. Seakan mendapatkan  cahaya pencerahan. Demikian juga Prince William yang menonton langsung tanpa masker, berdiri merentangkan tangan bangga.
Harapan Inggris berlanjut, bila minggu depan mengalahkan Italia, sepak bola akan tinggal cukup lama di relung kampus Almamater.
Laga final melawan Italia akan menjadi klimak atau anti klimak drama perjuangan laskar Tiga Singa di Euro 2020. Minggu depan Wembley kan menjelma arena bergelora dan mendebarkan.
Southgate layak bernafas lega. Kebangkitan bola Inggris di level Internasional telah begitu lama ditunggu. Dan telah pula diupayakan dengan berbagai cara. Dari memungut bibit bibit berkualitas yang berlaga di kompetisi akbar Liga Premier. Sampai mengganti pelatih timnas. Sempat pula mendatangkan pelatih mancanegara. Seperti Sven Goran Eriksson dari Swedia sampai Fabio Capello orang Italia.