Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 10

3 April 2020   09:51 Diperbarui: 20 April 2020   11:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metropolitan Cathedral, Rio. Dokpri


 

Metropolitan Cathedral, Rio. Dokpri
Metropolitan Cathedral, Rio. Dokpri
Maracana Stadium Brazil. Dokpri
Maracana Stadium Brazil. Dokpri
#Stadion Maracana#

Rio de Janeiro adalah bahasa lokal Brazil yang berarti sungai Januari. Ketika bulan Januari tahun 1502 armada Portugis pertama kali tiba di teluk Guanabara, para awak kapal mengira perairan ini adalah sungai yang sangat besar. Orang orang Portugis memberi nama wilayah ini sungai Januari atau Rio de Janeiro. Untuk memudahkan mereka mengingatnya.

Rio de Janeiro menjadi ibukota pertama Brazil sejak merdeka dari Portugis tahun 1888. Sebelum akhirnya tahun 1960 ibukota dipindahkan ke kota baru dengan nama yang sama dengan nama negara Samba, kota Brasilia.

Dewasa ini Rio dianggap sebagai kota pusat seni, budaya dan pariwisata. Namun sebenarnya Rio juga dikenal sebagai kota sepak bola.

Pagi ini rombongan Latam bersiap meninggalkan hotel di tepi Copacabana beach. Menuju stadion bola  Maracana. Stadion bola terbesar di negeri ini.

Maracana adalah stadion sepak bola kebanggaan kota Rio dan juga Brazil. Terletak di pinggiran kota sisi lain dari pantai Copacabana.

Pada saat diresmikan dan dipergunakan pertama kali tahun 1950, stadion berkapasitas 199 ribu tempat duduk lebih ini menjadi stadion bola terbesar di dunia. Entah dengan alasan apa kini kapasitasnya telah berkurang, menyusut hanya menjadi 78 ribu lebih. Sedikit lebih besar dibanding gelora Bung Karno Jakarta, yang berkapasitas 77 ribu lebih sekian.

Meluncur dekitar 40 menit sampailah bus tumpangan di stadion megah, sakral dan legendaris ini.

Stadion berwarna kelabu ini telah menjadi saksi bisu dari berbagai momen emosional nan mencekam. Momen momen histeria kegemparan saat menjadi juara. Juga momen hujan air mata, tangisan sedih tak percaya sebagai yang tersingkirkan.

Tujuh puluh tahun sudah stadion ini berdiri tegak.Tak goyah, tetap membisu menyaksikan sekian banyak kampiun berpesta. Juga menatap sekian banyak pecundang meratap. Maracana hanya arena, saksi bisu tak punya rasa.

Saat pertama kali dipergunakan tahun 1950 untuk laga final piala dunia. Maracana telah menjadi saksi ambruknya langit negeri Samba. Tangisan bangsa Brazil dan penggemarnya di seluruh dunia yang tumpah, jalaran laga yang berlangsung di stadion ini. Momen yang disebut Maracanazo, tamparan Maracana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun