Ceausescu. Ketika seseorang merasa terlalu berkuasa, maka dia menjadi rapuh, rentan dan gampang terluka
Pesawat Qatar Air terbang  5 jam, dari Bucharest ke Doha. Penerbangan lancar. Kembali bertemu ikon Boneka kuning raksasa di jantung Bandara Doha yang mulai ramai. Toko toko  benderang, orang berlalu lalang.
Pelan pelan berdua, bersama isteri menyusuri selasar ke Musholla. Menjalankan Sholat subuh di Musholla Bandara  berkarpet lembut. Terasa tentram, tenang, adem dan damai.
Usai Sholat Subuh, kami menunggu boarding ke Jakarta sebentar lagi, di Gate A sekian.
Boarding berjalan lancar. Pesawat berkapasitas 500 orang lebih itu penuh. Pesawat mengangkasa on time. Dibawah sana, kota Doha terkepung gurun pasir putih, tampak semarak diguyur sinar Matahari pagi. Penerbangan bakal di tempuh 8 jam. Semoga lancar dan dapat tidur enak.
Tak kuasa lagi menahan kantuk. Toleh Kiri kanan sudah pada lelap, Sayapun  juga sudah tiga perempat tidur.
Buram, kelabu menjadi gelap......antara sadar dan mimpi.
Rasanya sudah terlelap, ketika tiba tiba kaki terasa menjejak jalanan berlantai lempengan batu. Jalanan batu itu lengang dan berkabut. Tidak  ada satupun makhluk, orang atau hewan melintas. Sendirian .....berhenti meragu, di tengah jalan. Namun ada dorongan kuat, untuk tetap meneruskan langkah.
Tersuruk suruk pelan, melanjutkan langkah. Beberapa saat berjalan, di depan terlihat tembok tinggi membentang, di selimuti kabut. Tetap melangkah perlahan, meski ragu. Tiba tiba di depan tembok memunggungi ku, terlihat sosok berjaket dan bertopi hangat Chapska, berdiri diam sendirian.
Aku berhenti melangkah, berdiri dua meter dari punggung itu. Kebisuan mengambang  diselimuti kabut kelabu. Tintrim, sayu dan tegang. Terasa jalanan semakin dingin dan senyap. Hanya menunggu, bisu.
Tiba tiba sosok itu bersuara,