Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 13

17 September 2018   22:36 Diperbarui: 29 Juni 2020   04:06 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Bukit kapur, Goa, sungai bawah tanah....Devisa

Di tengah jalan, kereta berpapasan dengan rangkaian kereta sejenis yang lain, rombongan yang telah kembali dari dasar Goa.

Melewati pilar pilar, stalaktit stalaktit unik, bentuk bentuk abstrak aneh, kubah kubah batu raksasa dan sekali sekali kaget, tengkuk atau tangan tertetes air dari atap batu, akhirnya Kereta sampai tujuan.

Exotisme dan ketegangan menyusuri tunnel sempit itu , berlangsung sekitar tujuh menit. Kereta telah masuk ke pedalaman bumi, mungkin satu kilometer bawah tanah. Berhenti di terminal remang remang.

Dari terminal ini, dipandu petugas berjaket merah menyala, rombongan 100 orang lebih ini akan berjalan menikmati keindahan Goa selama 45 menit.

Terima kasih bu Niken ......yang sudah mengabadikan sensasi perjalanan Kereta Goa Postoina.

Menyusuri jantung Goa yang sangat besar dan Spektakuler ini, pemandu berjalan pelan sambil memberikan penjelasan. Tanpa pengeras, suaranya sudah cukup menggaung. Temperatur sekitar 10 derajat Celcius, namun tidak begitu terasa dingin, rombongan seratusan orang yang berkelompok , memancarkan hawa hangat dari tubuh tubuh bergairah itu.

Bentuk bentuk unik dari  bebatuan ini, diberi sebutan sesuai bentuk dan formasinya. Antara lain, White Hall, ruangan yang didominasi formasi masive bebatuan putih. Concerto Hall, rangkaian batu kapur berbentuk seolah orang orang yang sedang memegang alat alat musik, konser. Kemudian Spagheti, dari atap Goa ribuan suluran putih menyembul berbentuk mi mi Spagheti. Dan masih banyak lagi.

Seandainya saya diberi tugas untuk memberi nama ruang dan bebatuan ini, dengan semangat dan rendah hati, akan tercantum nama nama seperti ; Padas gempal, Dancing Petruk, Festival Yoni, Phinisi, Tanah Lot, Bokong Semar, Rampokan, Randu Alas, dst ....dst.

Warna bebatuan di Postoina dibiarkan apa adanya. Tidak ada lighting buatan untuk mempercantik. Warna putih, creme tua, coklat tanah mendominasi Goa.

Sekedar bandingan, kalau kita mengunjungi Goa sejenis di wilayah Guilin, China akan terasa bedanya. Reed Flute Cave dan Dragon Cave, misalnya. Permainan lighting warna warni, menghiasi spot spot yang dipilih untuk memperindah dan memperkuat tema.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun