Mohon tunggu...
Hilman Mulya Nugraha
Hilman Mulya Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Coba menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Suami Istri Sama-sama Berjualan Online di Bidang Fashion

8 Desember 2018   23:49 Diperbarui: 9 Desember 2018   01:40 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, saya duduk di salah satu kursi yang ada di co-working space Bandung Creative Hub. Waktu menunjuan pukul 09.00 ketika saya mengecek pesan WhatsApp dari seorang teman. Dia adalah Firman Lesmana. Seorang lulusan DKV dari salah satu kampus ternama di kota Bandung. Ia pernah bekerja di beberapa agensi dan juga pernah berdedikasi di Museum Geologi Bandung.

Firman memberi kabar, kalau dia akan datang telat. Maklum saja, dari lokasinya ke Bandung Creative Hub cukup jauh. Firman tinggal di Cicalengka, salah satu kawasan Bandung Timur. Dari Cicalengka ke Bandung Creative Hub, Firman memilih naik kereta api. Lebih cepat dan terhindar dari macet daripada harus naik motor.

Hampir satu jam saya menunggu, Firman datang ke meja tempat saya berada. Basa-basi sebentar. Firman kemudian membuka laptopnya dan melakukan pekerjaan yang ia suka saat ini. Bukan membuka program desain atau program edit video, tetapi berjualan online. Ia langsung membuka browser dan masuk ke dua marketplace yang jadi fokus tempat ia berjualan. Sesekali saya lihat tab browsernya, ia membuka Facebook, tetapi bukan untuk update status atau melihat keriuhan politik, melainkan untuk beriklan menggunakan Facebook Ads.

Itulah yang dilakukan Firman tiga tahun belakangan ini. Ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai desainer grafis. Tidak sepenuhnya ditinggalkan karena sesekali ia tetap mendesain. Maklum saja, hobi mendesain sudah ia tekuni sejak ia memakai putih abu-abu. Namun fokus Firman bukanlah desain, tiga tahun belakangan ia fokus berjualan online. Ia tinggalkan pekerjaan kantoran di Museum Geologi untuk fokus berjualan.

Langkah yang dilakukan Firman tergolong berani. Pekerjaan dia tidak ada masalah, gaji cukup, tetapi bagi Firman, hal tersebut terasa membosankan. Karena itulah, ketika tren berjualan online mulai ramai, Firman pun ikut serta. Ia bahkan memulainya dengan tanpa produk sama sekali. Yang ia lakukan adalah pergi ke salah satu pasar yang menjual baju, melihat-lihat sambil potret-potret, kemudian ia unggah foto tersebut ke marketplace. Kalau ada yang beli, ia tinggal membeli ke toko, dan menjualnya dengan harga yang tentu sudah dinaikan.

Firman pun fokus berjualan. Ia membaca banyak buku dan kisah sukses dari para pebisinis yang bergerak di usaha kecil dan menengah. Berbeda dengan kisah sukses para penjual online lainnya yang pertumbuhan bisnisnya cepat, pertumbuhan bisnis Firman cukup lambat. Tetapi hal tersebut bukan masalah besar.

Firman mulai fokus berjualan produk baju anak. Katalog produknya dapat ditemukan di akun Instagram @kaosanakbandung_. Dengan nama tersebut, pertumbuhan penjualan produk kaos anaknya cukup bagus dan Firman bisa benar-benar mulai meninggalkan dunia desain secara perlahan. Kalaupun ia mendesain, yah ia lakukan untuk postingan akun Instagram bisnis online-nya.  

Matahari mulai bersembunyi di balik awan, bukan menjelang malam, tetapi karena saat itu, kondisi Bandung memang sedang musim hujan. Pukul 11 siang rasanya kadang terasa gelap dan awan sudah tampak mendung. Biasanya tidak berapa hujan turun.

Banyak hal yang Firman ceritakan soal perkembangan bisnisnya dan bagaimana ia memiliki visi agar  para pelaku UMKM bisa tumbuh dan bersaing dengan para pemilik modal besar.

Saya salut dengan visinya tetapi saya lebih tertarik ketika ia bercerita tentang pernikahannya. Pasalnya, Firman menikah dengan seorang wanita yang bisa dibilang lebih mapan secara finansial. Kalau menurut cerita Firman, banyak lelaki yang tadinya mendekati tetapi minder setelah tahu kalau si perempuan punya penghasilan yang lebih tinggi tetapi Firman bukan masuk kategori tersebut.

Karena tulisan ini bukan tentang cinta, mari singkat cerita saja kalau mereka sama suka dan menikah. Yang menarik bagi saya justru karena istri Firman adalah seorang pelaku bisnis online. Hal yang menarik ketika pasangan suami istri, keduanya adalah pelaku bisnis online. Seperti memang sudah jodohnya karena memang keluarga sang istri adalah keluarga pedagang.

Sampai saat ini, saya tidak tahu nama istri Firman. Saya juga tidak punya kepentingan untuk menanyakan namanya. Yang saya cari tahu justru adalah tentang kisah bagaimana istrinya berjualan online dan memiliki penghasilan yang cukup tinggi.

Istrinya Firman ini tinggal di sekitar Cicalengka, kawasan yang sebenarnya agak jauh dari pusat kota Bandung. Tetapi lokasi bukanlah penghambat untuk tumbuh. Berdasarkan penuturan Firman, istrinya ini memulai bisnis dari tahun 2012 bersama saudaranya.

Bisnis yang istrinya rintis tersebut adalah bisnis di ranah busana muslim, ranah yang memang sedang tumbuh di tahun tersebut. Hanya saja fokusnya bukan hijab tetapi jaket muslimah atau muslim outwear dengan merek Grayscale. Silakan cari saja di akun Instagram @grayscaleid nama tersebut untuk melihat koleksinya.

Jaket Muslimah Grayscale
Jaket Muslimah Grayscale
Firman bercerita kalau istrinya memilih bisnis jaket muslimah adalah karena kurangnya para pelaku bisnis yang berjualan jaket muslimah. Hampir semua pelaku bisnis yang menyasar para muslimah umumnya fokus ke jualan hijab, kalau tidak gamis. Sangat sedikit saat itu, orang yang menjual jaket muslimah.

Sang istri bersama saudaranya ini kemudian melihat ceruk pasar tersebut dan mengembangkan agar jaket muslim yang dijual terlihat beda. Merekapun mendesain jaket muslimah dengan sentuhan ala Korea, mengingat budaya K-pop sedang ngetren. Dan ternyata konsep ini menuai hasil positif. Grayscale cukup punya nama sebagai brand yang menjual jaket muslimah. Penjualan pun positif tiap tahun.

Sekarang istri Firman tidak langsung menjual produk Grayscale ke konsumen. Istri Firman kini fokus pada produksi dan pengiriman saja, sementara untuk penjualan, mereka memanfaatkan para reseller yang jumlahnya tentu bukan satu atau dua orang. Karena kini Firman sudah jadi suami dari istri pemilik Grayscale, tentu ia juga terlibat dan membantu bisnis istrinya. Meskipun Firman juga masih tetap fokus jual produk kaos anak miliknya. Oh yah, Firman memperlihatkan beberapa foto dari ruang produksi Grayscale yang bisa dilihat berikut ini.

Koleksi Grayscale
Koleksi Grayscale
Koleksi Grayscale
Koleksi Grayscale
Firman dan Koleksi Grayscale
Firman dan Koleksi Grayscale
Grayscale ini bisa dibilang sebagai salah satu bisnis di kelas UMKM yang cukup memberi manfaat di orang-orang sekitar. Pasalnya, banyak orang di sekitar yang jadi karyawan Grayscale. Mereka semua fokus di produksi. Lantas, bagaimana dengan pengiriman? Untuk yang satu ini, menurut cerita Firman, mereka menyerahkan langsung kepada layanan logistik JNE agen Nagreg, Kabupaten Bandung. Pasalnya, pengiriman produk tiap harinya cukup tinggi sehingga tidak memungkinkan jika memperkerjakan satu atau dua orang untuk mengirim barang dengan jumlah banyak.

Kenapa harus ke JNE? Karena Grayscale ternyata sudah mempercayakan pengiriman produknya dari awal berdiri ke JNE. Pernah berganti memakai layanan lain tetapi ternyata JNE yang lebih dipercaya. Apalagi, JNE memiliki layanan pickup ke tempat produksi Grayscale. Ini adalah contoh saat kurir JNE datang ke tempat produksi Grayscale. Karena diambil hari sabtu, jumlah yang diambil tidak terlalu besar. Berbeda dengan weekdays yang menurut Firman, jumlah pengirimannya lebih besar.

Siap-siap pengiriman produk
Siap-siap pengiriman produk
Karyawan JNE sedang pick-up produk Grayscale
Karyawan JNE sedang pick-up produk Grayscale
Firman lanjut bercerita, kehadiran layanan dari JNE sangat membantu UMKM seperti Grayscale. Layanan dari JNE cukup  membantu karena banyak agen alias reseller mereka yang memang memprioritaskan pengiriman juga lewat JNE. Alasannya umumnya karena JNE mengeluarkan resi pada hari yang sama.

Oh yah, bisnis kaos anak yang dirintis Firman juga menggunakan layanan JNE. Hanya saja,pengambilan produknya tidak di satu tempat dengan bisnis milik istrinya melainkan di rumah lama Firman yang ada di Bandung Selatan.

Baik Firman maupun istrinya, meyakini kalau JNE ini adalah layanan logistik yang memang banyak membantu para pelaku bisnis online, terutama untuk level UMKM. Hal ini terbukti dari kepercayaan mereka, terutama Grayscale, yang sudah menggunakan JNE sejak 2012.

Banyak hal lain yang diceritakan Firman saat itu, tidak semuanya mengalir dalam satu tarikan nafas. Terkadang di selingi pekerjaannya untuk unggah produk atau ketika saya fokus menari-narikan jari di atas laptop. Tapi tentu tidak semua cerita dari Firman saya harus tulis disini karena yang ingin saya tulis adalah kesalutan saya akan langkah Firman untuk fokus berjualan, dan kini tidak sendirian, melainkan berbarengan dengan istrinya yang lebih dulu sukses. Salut untuk mereka.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun