Mohon tunggu...
Mulyanto
Mulyanto Mohon Tunggu... Direktur PT Karya Training Indonesia

Hidup harus berkarya, berikanlah karya terbaik untuk bangsa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Book

Ngopi, Santai, Nulis Cerpen: Resep Pensiun Bahagia

11 September 2025   13:59 Diperbarui: 11 September 2025   13:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com/photo/2025/01/12/19/23/ai-generated-9329059_1280.jpg

Kalau ditanya, apa sih enaknya pensiun? Banyak yang jawab bisa santai, bebas dari tekanan kerja, waktunya jalan-jalan, atau sekadar menikmati hari tanpa dikejar deadline. Tapi, setelah beberapa bulan, biasanya muncul rasa yang beda. Ada yang bilang bosan, ada yang merasa "kosong," bahkan ada yang bingung mau ngapain. Nah, di sinilah menulis bisa jadi teman baru yang menyenangkan.

Menulis cerita pendek itu asyik karena sederhana. Nggak harus panjang kayak novel, tapi bisa langsung mengekspresikan ide, pengalaman, atau imajinasi. Dan percaya deh, setiap orang punya cerita. Dari kisah masa kecil di kampung, pengalaman kerja yang penuh warna, sampai momen kocak bersama cucu semua bisa jadi bahan cerita pendek yang bikin orang lain senyum, terharu, atau bahkan terinspirasi.

Menariknya, menulis bukan cuma soal hasil, tapi juga proses. Duduk sebentar, mengingat kembali kenangan lama, lalu menuangkannya ke dalam tulisan itu rasanya mirip terapi. Pikiran jadi lebih tenang, hati lebih lega. Bahkan banyak penelitian bilang menulis bisa bikin pikiran lebih sehat di usia senja.

Masalahnya, banyak pensiunan sering ragu. "Tulisan saya layak nggak sih dibaca orang lain?" atau "Saya belum pernah nulis sebelumnya, apa bisa?" Tenang aja, semua penulis besar juga pernah mulai dari nol. Bedanya, mereka terus mencoba. Dan kabar baiknya, sekarang ada banyak pelatihan yang bisa bantu. Saya dengar, Karya Training punya program khusus untuk pensiunan yang ingin belajar menulis cerita pendek hingga tahap menerbitkan. Suasana pembelajarannya pun santai, banyak praktik, dan peserta bisa langsung saling berbagi karya. Jadi belajar menulisnya bukan sekadar teori, tapi benar-benar menyenangkan.

Yang bikin bangga, hasil tulisan itu bukan cuma buat diri sendiri. Kalau dikumpulkan, bisa jadi buku yang bisa dibaca anak-cucu atau orang lain. Bayangin punya buku kumpulan cerpen karya sendiri di masa pension itu pasti jadi kenangan berharga sekaligus warisan kisah.

Pada akhirnya, menulis cerita pendek di masa pensiun bukan cuma soal mengisi waktu, tapi juga memberi arti baru dalam hidup. Dari yang awalnya hanya iseng, bisa jadi jalan untuk berbagi pengalaman dan inspirasi. Karena hidup ini penuh cerita, tinggal bagaimana kita mau menuangkannya.

Jadi, kalau pensiun nanti bingung mau ngapain, coba aja nulis cerpen. Siapa tahu, dari lembaran-lembaran kecil itu lahir kisah besar yang bisa dikenang banyak orang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun