Mohon tunggu...
Mulyadi SH MH
Mulyadi SH MH Mohon Tunggu... Penulis

Dengan menulis pemikiran kita dapat tersampaikan, menulis juga merupakan senjata intelektualitas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PMK 220: Anak Kandung Perjuangan Hiswana Migas yang Kini Jadi 'Harimau' Penyerang

16 September 2025   12:48 Diperbarui: 16 September 2025   12:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI HARIMAU MENYERANG TUANNYA

Namun, kemenangan ini datang dengan harga yang mahal. Dengan menciptakan formula pajak yang spesifik, PMK 220 (dan penggantinya, PMK 62/2022) secara efektif melegalkan dan mengukuhkan praktik pemungutan pajak atas selisih harga yang diterima agen.

Paradoks Simalakama: Melawan 'Anak Kandung' Sendiri

Kini, HISWANA MIGAS dan para anggotanya berada dalam posisi yang sangat paradoksal. Di Mahkamah Konstitusi, mereka telah menggugat konstitusionalitas pemajakan yang dasar hukum teknisnya justru lahir dari perjuangan mereka sendiri.

Dengan ini saya beropini "bahwa ini adalah situasi klasik 'melahirkan seekor harimau yang kini menyerang tuannya', HISWANA MIGAS meminta pedang untuk membela diri dari ketidakpastian, dan pemerintah memberikannya. Masalahnya, pedang itu kini berbalik arah dan secara sah mengancam mereka."

Putusan akhir Mahkamah Konstitusi akan menjadi penentu nasib dari buah perjuangan yang menjadi simalakama ini. Apakah Mahkamah akan memvalidasi "harimau" yang telah lahir, ataukah akan menyatakannya sebagai makhluk yang seharusnya tidak pernah ada sejak awal? Apapun hasilnya, kasus ini menjadi pelajaran pahit tentang betapa rumitnya konsekuensi dari sebuah perjuangan kebijakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun