Mohon tunggu...
Misroh Mulianingsih
Misroh Mulianingsih Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Stikes Yarsi Mataram/ Mahasiswa Doktoral Kesehatan Masyarakat UNHAS Makasar

Baca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berdayakan Keluarga dalam Pencegahan Anemia Remaja

20 Mei 2022   04:10 Diperbarui: 27 Mei 2022   21:02 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (freepik)

Permasalahan anemia pada remaja di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 angka kejadian anemia remaja di Indonesia masih relatif cukup tinggi dan cenderung mengalami tren peningkatan prevalensinya.

Masa remaja merupakan salah satu usia paling rentan terhadap anemia. Hal ini karena usia remaja merupakan masa kritis pertumbuhan, pematangan reproduksi, dan transisi perkembangan yang menuntut peningkatan asupan gizi sehingga membuat remaja lebih rentan kekurangan gizi.

Salah satu masalah asupan gizi remaja di Indonesia adalah defisiensi besi atau kekurangan zat besi dan diperkirakan menyumbang separo dari semua kasus anemia. 

Masalah anemia remaja perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penanganan dan pencegahan, jika tidak akan menimbulkan dampak buruk bagi remaja, yaitu: penurunan imunitas, pertumbuhan, perkembangan, kemampuan kognitif konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran, produktifitas, dan kerentanan terhadap penyakit infeksi serta merenggut masa depan mereka.

Jika dilihat dari faktor-faktor yang saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung, dibalik tingginya prevalensi anemia pada remaja di Indonesia.

Pertama, secara langsung disebabkan kurangnya asupan zat gizi baik kualitas atau kuantitas dan penyakit infeksi. Kedua, secara tidak langsung seperti pola asuh keluarga, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan, kualitas dan akses layanan kesehatan.

Akar permasalahan utama tingginya prevalensi anemia remaja di Indonesia adalah pola asuh,  tingkat pendapatan keluarga, pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. 

Perlu adanya gagasan atau ide baru dalam penanganan masalah tersebut, selain itu juga dibutuhkan keinginan yang kuat melalui penanganan sinergis, terintegrasi, dukungan dan peran semua pihak. Perbaikan pencegahan anemia dan kurang gizi remaja sangat diperlukan untuk mencegah kurang gizi ibu hamil serta generasi selanjutnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan dan pencegahan anemia remaja melalui pemberdayaan keluarga.

Ardian (2014) mengungkapkan masih banyak permasalahan terjadi di kalangan masyarakat umum. Beberapa keluarga mengalami ketidakberdayaan dalam menangani anggota keluarga yang sedang sakit atau masalah kesehatan, disebabkan sakit yang lama dan menghabiskan kemampuan keluarga dalam memberi bantuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun