Mohon tunggu...
Muksalmina Mta
Muksalmina Mta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamat Hukum dan Politik

Pengamat Hukum dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah dan Pemikiran Golongan Asy'Ariyah (Ahlu sunnah wal jamaah)

30 Desember 2012   16:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47 18437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

A. Sejarah Timbulnya Asy-'Ariyah

Sebagai reaksi dari firqah-firqah yang sesat tadi maka pada akhir abad ke III Hijriyah timbullah golongan yang bernama Kaum Ahlu Sunnah Waljama'ah, yang di ke palai oleh dua orang "Ulama besar dalam ushuluddin Yaitu Syekh Abu Hasan 'Ali al Asy'ari dan Syekh Abu Mansur al-Maturidi. Perkataan Ahlu sunnah wal jamaah  kadang-kadang di pendekkan menyebutnya dengan ahli sunnah saja, atau Sunny saja atau kadang-kadang juga di sebut juga Asy'ari atau Asy'irah, di kaitkan kepada guru besarnya yang pertama abu hasan 'Ali al Asy'ari.

Nama lengkap beliau adalah Abu Hasan 'Ali bin Ismail, bin Abi Basyar, Ishaq bin Salim, bin Ismail bin Abdillah, bin Musa al'Asy'ari. Abi Musa ini seorang sahabat nabi yang terkenal dalam sejarah Islam, Abu Hasan lahir di iraq tahun 260 H. Ya'ni 55 tahun sesudah meninggalnya Imam syafi'I Rda dan meninggal di Basrah juga pada tahun 324 H, dalam usia 64 tahun.Beliau pada mulanya murid dari bapak tirinya seorang ulama besar kaum mu'tazilah, syekh Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahab al Jabai meninggal tahun 303 H, tetapi beliau taubat dan keluar dari golongan mu'tazilah itu.

Pada masa itu abad ke III H, banyak sekali ulama-ulama mu'tazilah mengajar di Basrah, Kuffah dan baghdad. Ada 3 orang khalifah Abasiyah yaitu Ma'num bin Harun ar-Rasyit, Al-Mu'tasim, dan Alwasiq adalah khalifah-khalifah yang menganut faham mu'tazilah atau sekurangnya penyokong-penyokong yang utama dari golongan Mu'tazilah.

Dalam sejarah dinyatakan pada jaman itu terjadilah apa yang dinamakan "fitnah al-qur'an makhluk" yang mengorbankan beribu-ribu ulama yang tidak sefaham dengan faham mu'tazilah.

Pada masa  Abu Hasan al-Asy'ari muda remaja ulama-ulama mu'tazilah sangat banyak di Basrah, kuffah dan bagdad. Masa itu masa gemilang-gemilang bagi mereka, karena fahamnay di sokong oleh perintahan. Imam Abu Hasan termasuk salah seorangpemuda yang belajar kepada seorang syeh dari mu'tazilah  yaitu muhammad bin abdul wahab al jabai, ini bukan muhammad bin abduh wahab pembangun mazhab wahabi di nejdi.

Imam Abu hasan as'ari malihat, bahwa pada kaum mu'tazilah banyak terdapat kesalah besar, banyak bertentangan dengan I'tiqat dan kepercayaan nabi muhammad Saw dan sahabat-sahabat beliau dan banyak yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadist.

Maka dengan itu bellau keluar dari mu'tazilah dan taubat kepada Tuhan atas kesalahan-kesalahannya yang lalu, bukan saja begitu, tetapi beliau tampil kemuka digaris depan untuk melawan dan mengalahkan kaum mu'tazilah yang salah itu. Pada suatu hari beliau naik ke sebuah mimbar di Mesjid Basrah yang sangat besar itu dan mengucapkan pidato yang berapi-api dengan suara lantang yang didengar oleh banyak kaum muslimin yang berkumpul di situ. Dan diantar pidato beliau : Siapa yang sudah mengetahui saya, baiklah, tetapi bagi yang belum mengetahui maka saya ini adalah Abu Hasan 'Ali al-As'ari anak dari Ismail bin Abi Basyar.

Dulu  saya berpendapat bahwa Qur'an itu makhluk, bahwa Tuhan Allah tidak bisa dilihat dengan mata kepala di akirat, dan bahwasanya manusia menjadikan (mencipktakan) perbuatanya, serupa dengan kaum mu'tazilah. Nah, sekarang saya nyatakan terus terang bahwa saya telah taubat dari faham mu'tazilah dan saya sekarang terlempar I'tiqad mu'tazilah itu seperti saya melemparkan baju saya ini (ketika itu di bukannya bajunya dan dilemparkan) dan saya setiap saat siap untuk menolak faham mu'tazilah yang salah dan sesat itu.

Dari mulai tanggal itu imam Abu hasan Ali Asy-ariyah berjuang melawan kaum mu'tazilah dengan lisan dan tulisan, berdebat dan bertanding dengan kaum mu'tazilah di mana-mana, merumuskan dan menuliskan dalam kitab-kitabnya I'tiqad-I'tiqat kaum ahlu sunnah waljamaah sehingga nama beliau masyhur sebagai seorang ulama tauhid yang dapat menundukkan dan dapat menhanjurkan faham mu'tazilah yang salah itu.

Beliau mengumpulkan sebaik-baiknya dari qur'an dan hadist faham-faham atau I'tiqat Nabi Muhammad Saw dan sahabat nabi, diperinci dengan sebaik-baiknya. Beliau mengarang buku-buku Ushuluddin banyak sekali, berkata Imam Zabidi, pengarang kitab ittihaf sadtil muttaqin syarah Ihya Ulumuddin Imam Asy-ari mengarang kitab-kitab sekitar 200 kitab, diantara kitab-kitab beliau adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun