Korelasi Figur dari Calon pada Parpol di Pilpres 2024
Perdebatan panas seputar bakal kandidat jelang tanggal 14 Februari 2024, menuntut partai politik tuk jeli dan selektif dalam menentukan paslon yang akan dijagokan.
Pasalnya nama besar parpol dipertaruhkan di pemilu mendatang. Kebesaran parpol selaras dengan daya pikat bakal calon yang akan diusung nanti.
Korelasi dari sosok paslon rentan mempengaruhi sikap dari pemilih, reaksi penolakan dan respon persuasif. Juga berpengaruh menggerus suara parpol nantinya, seperti blunder besar.
Bakal calon adalah titik soal yang pelik, menarik dan mempunyai nilai jual dalam menentukan nilai tawar sebuah politik agar dilirik pemilih dan parpol lainnya tuk mendekat membangun nota kesepakatan bersama.
Memantik antusias, responsif, dan mempengaruhi tingginya persentase perolehan suara, baik pada tingkat pemerintahan maupun kursi parlemen di senayan.
Tingginya animo masyarakat pada paslon,tentunya berkontribusi secara langsung dalam upaya menjaga dan usaha mengangkat nama partai.Â
Begitupun dengan sebaliknya, apalagi bagi parpol yang tidak memiliki basis suara tetap, suara militan yang fanatis sebagai lumbung suara.
Realitasnya, pemilih untuk era sekarang seakan lebih tertarik pada sosok figur bukan lagi pada sebuah nama besar perahu politik.Â
Alhasil, seperti berdampak, adanya hubungan timbal balik yang mengikat dan menurunkan respect publik atas parpol tertentu.