Dangdut Mania Dadakan Siapakah Tuan Takur?
Bagi penggemar musik Dangdut tanah air mungkin tidak asing lagi dengan live "Dangdut Mania Dadakan" audisi mencari bakat yang tayang di MNC Tv. Barangkali ada yang menunggu sambil menggerutu, histeris saat idola jadi juara.
Dan menjadi topik hangat kumpulan emak-emak samping rumahku, membahas acara ini. Tak jarang saking hebohnya "ngerumpi" masakan dapur jadi kebablasan...
Termasuk kakak perempuanku sendiri, Fans panatik dalam dunia perdangdutan. Jika acara kesukaan telah tayang jangan harap chanel lain akan diputar, pasalnya remot control Tv ada ditangannya.
Bak Raja tanpa bisa diganggu gugat. Kasihan nih, para keponakan, tidak bisa nonton filmnya anak-anak, hu...
Kadangkala dalam hal menilai kontestan pun seperti menjadi juri audisi. Intonasi, artikulasi, gesture, koreografer, ini salah ono salah dan sebagainya. Inilah keseruan dapat disimak dari serba-serbi "dangdut mania dadakan".
Di sini ada sosok yang menarik mengundang seribu tanda tanya terhadap pria misterius yang selalu tampil dengan wajah bertopeng silver, bertopi dan memakai jas.
Membuat pemirsa bahkan hadirin yang hadir pasti penasaran, siapakah orang berpenampilan aneh ini?

Berbeda pandangan dewan juri terkadang berujung panas, ada yang memuji bahkan ada yang lansung memberikan nilai tidak bagus kepada kontestan.
Anda tidak cocok dipanggung ini, karena suara anda terlalu datar, dan memang tidak berbakat untuk menjadi penyanyi, go out!
Penilaian dewan juri kadangkala bertolak belakang dengan kemampuan sesungguhnya dari kontestan.
Faktanya banyak penyanyi hebat justru orang yang tersingkir di audisi. Misalnya Sammy Simorangkir, Anji, Tata Janeta, Via Vallen, Vidy Aldiano merupakan orang yang gagal audisi Indonesia Idol. Namun kiprah musik saat ini justru makin menanjak.
Lucu atau geram justru para pemirsa yang di rumah melihat penilaian juri yang kebangetan, si ono tu suara compreng lebih bagusan kontestan, emang suara mu bagus, kampret. Hemm. Ya, penilaian dewan juri dong, yang pasti memiliki pengaruh bukan.
Bagi kontestan pulang atau bertahan dalam berkompetisi. Namun jangan lupa aturan berkompetisi selain dewan juri adalah vote pemirsa/pendukung.
Mirip-mirip pemilu, serupa tapi tak sama, siapa punya modal, basis pendukung dapat menentukan jagoan bisa bertahan moga-moga bisa menang. Seperti pesta demokrasi ya kan.
Kembali kepada sang Tuan Takur. Walau dewan juri atau pendukung memiliki kontribusi besar buat kontestan, tuan Takur memiliki suara atau hak. Seperti hak pereogratif atau hak vetonya Presiden, dalam menentukan sang kontestan. Bisa tetap maju atau tereliminasi.
Melansir dari wikipedia tentang tuan Takur akhirnya mampu menjawab rasa tanda tanya siapa tuan Takur. Pernah difilmkan di India dengan judul "Thikana" tahun 1987.
Istilah Thakur atau Thakkar adalah sebuah gelar feodal bersejarah India, yang saat ini digunakan sebagai nama keluarga.
Kata Thakur berarti tuan, dewa atau empu. Judul ini digunakan oleh penguasa beberapa wilayah kerajaan termasuk Ambliara, Vala, Morbi dan Barsoda.
Dalam sistem zamindari, Thakur adalah tuan tanah yang biasa mengumpulkan upeti di tanah feodalnya.
Berdasarkan penjelasan ini, kusimpulkan memang tuan Takur di acara Dandut Mania Dadakan dia yang berkuasa diantara dewan Juri dan vote pemirsa/ pendukung.
Puisi Sujiwo Tejo "Surat Buat Mbak Mega" Seolah-olah, kami para dalang ini hina
"Surat Buat Mbak Mega"
Mbak, izinkan saya memanggil Mbak Mega walaupun yang lain sibuk memanggil Bu Mega. Karena aku mengikuti jejakmu tetap memanggil Kiai Haji Abdurrahman Wahid Mas Dur meskipun yang lain sibuk memanggil Gus Dur”.
“Mbak Mega, di mana sih Mbak Mega,” lanjut Sujiwo sambil mencari posisi duduk Megawati di antara hadirin. Setelah melihat Mega, Sujiwo berkata lagi, “Oh Mbak Mega…. Oh ya Pak Jokowi, maaf saya tiru seragam Pak Jokowi tapi saya pakai topi. Surat ini saya tulis, Mbak Mega, ketika setiap kali ada kerusuhan Kapolri bahkan Presiden selalu mencari siapa dalang kerusuhan, bukan koreografer atau sutradara kerusuhan. Seolah-olah, kami para dalang ini hina. Mbok sekali-sekali Pak Jokowi bertanya siapa konduktor dan siapa koreografer 411 dan 212. “Di bagian ini sorak dan tawa hadirin, termasuk Presiden.
"Bagaimana kalau kita berbagi tugas. Pak Jokowi jarang nonton wayang. Ini serius. Tapi saya tahu dan saya bilang ke teman-teman, beliau bukan tak suka wayang, beliau ini orang Jawa. MungkinT beliau ingin mendapat kesan bekerja, maka beliau mesti metal. Bagi-bagi tugas. Mbak Mega mengurus wayang dan Pak Jokowi metal. Generasi metal dan wayang adalah bangsa kita,” tutur Sujiwo.
Aku ingat saat engkau tetap memanggil Mas ke Gus Dur. Bagi saya, Gus Dur adalah Semar. Janoko atau Arjuna yang selalu memanggil Semar dengan panggilan Kakang Semar. Kau adalah Arjuna. Wayang Arjuna selalu diperankan perempuan. Arjuna suka memanah, itulah muncul di Pak Jokowi,” katanya. Hadirin tertawa.
Walaupun lebih memilih kata “Mbak”, Jiwo sering menyebut “Bu Mega”. “Ibu pernah sesumbar ke Jokowi. Jangan takut ke siapa pun yang memecah belah NKRI. Karena kami punya anak buah. Begitu kata Ibu Mega. Sedangkan saya tak punya anak buah. Tapi saya punya air mata. Maka ketika kau akan lari dari tanggung jawabmu aku akan menyanyi.”
Sujiwo melanjutkan puisi dengan lagu “Lautan Tangis”. “Tertawalah di lautan air mata kami. Berselancarlah di lautan air mata kami. Berpesiarlah di lautan air mata kami.”
Dalam puisi ini ada beberapa prihal menarik menurutku menjadi tamsil cerita dalang dalam perwayangan jika:
1). Asumsi Dalang bukan sebuah kehinaan yang dipandang otak segala cerita perwayayangan, tapi dalang merupakan sebuah peran/pekerjaan yang dimainkan untuk membuat tontonan yang apik dari pesanan. Mestinya peran konduktor dan koreografer juga dipertanyakan, bukan hanya dalang.
2). Cerita wayang harus seksama tuk dipandang dari semua sisi perbedaan. Semua punya karakter dan peran dalam wayang dapat diilhat dari satu cerita perwayangan. Bahwa mereka bagian dari kita. Ada sebagai wayang dan ada juga sebagai dalang. Ada sebagai panuntun dan sebagai pemanah.
3). Jangan takut akan skenario perwayangan dengan karakter antagonis, bahwa menjaga kuutuhan tempat wayang atau dalang berdiri harus dijaga. Bentuk kesatuan rakyat bahwa perwayangan hanya bumbu dari jalan cerita. Apabila kau tak sanggup bahkan lari karena wayang, kau akan disalahkan.
4). Berbahagialah di pewayangan, lanjutkan dalam duka suka ada doa dan harapan penonton dunia wayang.
Penutup sebagai kesimpulan dari Tuan Takur dan Dalang. Merupakan sebuah Peran, yang bermain skenario di balik kewajiban tugas yang diemban. Bisa jadi Tuan Takur berperan karena tuntutan. Dan para dalang Karena sebuah pesanan.
Salam
SUMBER PUSTAKA
wikipedia
printsatumedia.wordpress.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI