Anasir bisa masuk akal, bila melirik pra dan pasca-Pemilu, yang melahir istilah "kampret dan kecebong". Dua massa yang lahir akibat tensi panasnya politik. Mungkin kekecewaan mereka bisa beralih pada satu-satunya parta PKS sebagai oposisi.
Kekecewaan sepertinya ada di kubu pendukung 02, walau tidak kasat oleh mata melihat merapatnya Prabowo dan beberapa partai pengusung. Seperti membuah kekecewaan, orang yang dipuja-puja akhirnya bergabung pada orang yang sangat dibenci. Rasa dikhianati pasti mempengaruhi mindset. Berujung pada pemilu 2024, mungkin?
"ah... bapak nih, munafik, nggak komitmen dan konsisten sih. Dulu disindir kok malah merapat?"
Kedua, pendukung 01. Tidak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh para pendukung 02, mungkin masuknya rival ke dalam jagoan yang digadang-gadangkan, seperti akan membuat duri dalam daging buat pak Jokowi, hal ini yang ditakutkan. Hal sangat disesalkan.
"ah...kok lawan di ajak masuk perahu, bisa rusak nanti, agenda-agenda besar yang dicanangkan"
Akhirnya, barisan massa yang sakit hati, akibat adanya transaksi politis yang dilakukan oleh parpol yang rebutan tuk bergabung dan enggan berseberangan, secara tidak langsung bisa dimanfaat PKS dari sekarang, agar menjadi jagoan untuk bertarung di Pemilu nantinya.
Salam.