Kliris, 13 September 2025 -- Suasana Balai Desa Kliris siang itu tampak berbeda dari biasanya. Tawa dan semangat memenuhi ruangan ketika puluhan Ibu-Ibu PKK dan anggota Karang Taruna berkumpul untuk mengikuti pelatihan kreatif: mengubah kain perca limbah rumah tangga yang sering terabaikan menjadi dompet unik bernilai ekonomis.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari pemerintah desa yang bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tengah mengabdi di Desa Kliris, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Dengan mengangkat tema pemanfaatan limbah rumah tangga, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus membekali warga dengan keterampilan kerajinan tangan yang bisa dikembangkan menjadi peluang usaha.
Pelatihan dimulai pada pukul 13.00 WIB. Para peserta tidak hanya diajak memahami pentingnya daur ulang, tetapi juga langsung mempraktikkan cara menjahit dan merakit kain perca menjadi dompet yang layak pakai. Dengan bimbingan dari  KKNT Kelompok 3, setiap peserta diajarkan langkah-langkah dasar menjahit hingga proses finishing dompet.
Antusiasme peserta terlihat jelas sejak awal. "Ternyata bikin dompet itu seru ya, apalagi bisa dari kain bekas. Nanti bisa coba jual juga," ungkap salah satu peserta dengan semangat.
Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya sebatas pelatihan teknis. Ada pula diskusi ringan mengenai potensi bisnis dari produk-produk daur ulang. Dompet hasil pelatihan, selain bermanfaat untuk pemakaian sendiri, juga memiliki potensi pasar, baik di lingkungan lokal maupun melalui platform penjualan online. Motif dan desain yang khas desa menjadi nilai lebih dari produk ini.
Dalam sesi tengah acara, perwakilan mahasiswa KKN turut menyampaikan program kerja mereka yang sejalan dengan semangat pelatihan hari itu. Salah satu program unggulan mereka adalah pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak goreng bekas dan penyampaian peluang bisnis dari kain perca
"Melalui pelatihan dompet kain perca dan lilin aromaterapi, kami tidak hanya ingin berbagi keterampilan, tetapi juga menumbuhkan semangat berwirausaha. Kami percaya, jika ini terus dikembangkan, akan muncul banyak UMKM baru yang menjadi kebanggaan Desa Kliris. Dengan gotong royong dan kreativitas, hal kecil seperti ini bisa berdampak besar bagi perekonomian masyarakat."
Kepala Desa Kliris, Dwi Mayanti Intansih, turut hadir dan memberikan apresiasi kepada peserta dan panitia. Ia menekankan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya penting dalam upaya menjaga lingkungan, tetapi juga memberi ruang tumbuhnya ekonomi kreatif desa.
"Kami sangat bangga dengan antusiasme warga. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan cara mengolah limbah menjadi barang bermanfaat, tapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan, gotong royong, dan tentunya peluang menambah penghasilan," ungkapnya. Ke depan, pihak desa berharap kegiatan pelatihan ini bisa terus berlanjut dan menjadi program rutin yang menyasar berbagai lapisan masyarakat. Dengan cara ini, Desa Kliris tidak hanya menjadi desa yang kreatif dan peduli lingkungan, tetapi juga desa yang mandiri secara ekonomi melalui kekuatan produk lokal.