Mohon tunggu...
Mukhlisin
Mukhlisin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang pembelajar dari kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Steve Jobs: "Si Berengsek" yang Mengagumkan

25 Juli 2019   17:35 Diperbarui: 25 Juli 2019   17:51 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Steve Jobs adalah legenda di bidang teknologi yang sangat mengagumkan. Ditangannya, komputer bukan sekedar komputer, handphone bukan sekedar handphone, perangkat tersebut menjadi hal yang mengagumkan ditiap peluncuran produk-produknya, yang dikeluarkan oleh perusahaannya, Apple.

Namun di balik kekaguman para pecintanya, dimata para pekerjanya, ia dianggap bos berengsek, otoriter, semena-mena, tidak menghargai letih pekerjanya dan menganggap pekerja sebagai alat produksi yang harus memenuhi permintaan pemiliknya.

Meski kebencian orang-orang terdekatnya sangat kontras terlihat, ia berhasil memimpin sebuah organisasi menuju kesuksesan besar dalam sejarah teknologi.

Meski Apple demikian sukses, sepertinya sulit menerapkan gaya kepemimpinannya. Seolah berlawanan dengan konsep yang ada bahwa produktivitas dan kreativitas akan tumbuh dengan lingkungan yang nyaman aman.

Namun, Steve Jobs bekerja dengan hal yang berbeda, tekanan dan makian sering ia lontarkan guna mencapai sebuah kesempurnaan. Ya, Steve Jobs adalah pecandu kesempurnaan.

Dalam buku Inside Steve's Brain, diceritakan bahwa seorang karyawan memilih untuk tidak lewat di depan kantornya guna menghindari bertemu dengannya. Steve Jobs juga sering datang ke bagian diivisi sekedar mengecek langsung tanpa memberikannya terlebih dahulu.

"Hanya pekerjakan orang-orang bernilai A, Pecat yang bodoh." -- Steve Jobs

Steve Jobs hanya merekrut orang-orang jenius dan brilian untuk dipekerjakan. Saat kembali memimpin Apple -- setelah beberapa tahun dipecat dari perusahaan yang didirikannya itu -- dia langsung memecat banyak orang, membubarkan banyak divisi yang tidak penting, namun mempertahankan orang-orang yang dianggapnya berkualitas.

Perusahaan besar seperti Google memiliki anggota divisi ratusan bahkan ribuan orang. Namun tidak demikian dengan Apple, anggota divisi designnya saja kurang dari seratus orang.

Menurut penulis, ini hal yang luar biasa bagaimana kurang dari seratus orang mendesign produk yang nanti digunakan oleh jutaan bahkan miliaran orang di seluruh dunia. Sungguh berbeda dengan IBM yang memiliki hirarki organisasi yang gemuk.

IBM yang disebut oleh Steve Jobs menghabiskan 100 kali biaya untuk inovasi dari biaya yang dikeluarkan oleh Apple.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun