Mohon tunggu...
Zaenal Aripin
Zaenal Aripin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ojek Online

Hobi bermusik. Musik adalah suatu seni dimana disitu ada bunyi-bunyian yang mengandung arti bagi pemain maupun yang mendengar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baridin Budaya Cirebon

3 Desember 2014   15:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sunan Gunung Djati-Kemat bisa juga diartikan dengan
pelet, dalam literasi budaya Cirebon-Dermayon Kemat
merupakan doa-doa yang memiliki tuah yang sangat
dahsyat karena dibacakan dengan memakai ritual mati
geni tanpa makan, minum, dan tidur dengan jangka
waktu yang telah ditentukan. Dalam cerita yang diadopsi
dalam budaya tarling Cirebon-Dermayon lakon kemat
jaran goyang Baridin merupakan latar cerita yang sangat
diminati oleh masyarakat pecinta tarling, bukan hanya
karena diangkat dari kisah nyata hidup Baridin tetapi
juga kekhasan literasi bahasa kerakyaatan yang sangat
dominan dalam kultur budaya pesisir.
Pada dekade tahun 1960-an populeritas Baridin dan
Ratminah dalam lakon kemat jaran goyang telah
menjelma menjadi hiburan rakyat yang bisa ditemui
lewat pentas tarling dalam road show disetiap hajatan
dari desa ke desa sepanjang jalur pantura seperti
daerah Pamanukan, Indramayu, Cirebon, Palimanan,
Brebes, dan Tegal Perbatasan Jawa tengah.
Kisah seputar rakyat jelata yang dihinggapi kultur
budaya riligius telah dikemas dengan apik di atas
panggung tarling yang terus berotasi dari desa ke desa.
Gambaran kehidupan dalam kemat jaran goyang
meliputi unsur religius yang tinggi, ditambah juga
dengan nilai-nilai manusiawi akan kuasa unsur harta,
tahta, dan wanita yang mengkristal utuh sebagai kisah
yang nyentrik gubahan Abdul Najib.
Kemat jaran goyang telah menjadi legenda hidup kisah
nyata Baridin pemuda desa yang bekerja sebagai petani
miskin anak dari seorang Janda Mbok Wangsih, jatuh
cinta pada seorang perempuan cantik bernama
Ratminah yang merupakan anak dari orang terkaya
bernama bapak Haji Dablon. Karena cinta Baridin ditolak
secara mentah-mentah oleh Ratminah bahkan menghina
dan mencaci maki secara berlebihan membuat Baridin
sakit hati, ia hidup menyendiri tidak makan tidak minum
selama 40 hari melakukan mati geni, sebagai ritual ajian
kemat jaran goyang. Singkat cerita Ratminah kemudian
menjadi terhipnotis setiap waktu mengingat, dan
memanggil-manggil nama Baridin. Terkadang tertawa
dan menangis sendiri seperti orang gila. Ratminah keluar
dari rumah mencari-cari Baridin berjalan dari desa ke
desa sambil bernyanyi dan tertawa-tawa menyebut nama
Baridin sampai keduanya bertemu di pinggir pematang
sawah. Karena Ratminah berhari-hari tidak makan
setalah bertemu, miminta maaf dan mengungkapkan
rasa cintanya kepada Baridin. Akhirnya Ratminah
mengembuskan nafas terakhir. Begitupun Baridin yang
sudah kurus kerempeng karena mati geni, kemudian
meninggal dunia menyusul Ratminah. Jasad keduanya
diketemukan oleh sahabat dekat Baridin bernama
Gemblung Pinulung. Sebagai saksi perjalanan kedua
manusia yang saling menyinta akhirnya mereka dikubur
bersama dan makamnya masih bisa disaksikan sampai
sekarang di Cirebon sebagai ibroh dan pembelajaran
untuk manusia yang masih hidup.
Berikut adalah contoh bacaan kemat jaran goyang
Baridin yang sudah digubah oleh penulis, yang bisa jadi
tidak kalah dengan sajak-sajak Ahda Imron atau pun
pupuh guritan Asep Salahudin“Niat isun matak ajiku
Jaran Goyang/ Sun tabukake petiku sawisi/Gemebyar
gebyar marang badanku/Wong Sabuana ayu elinga/
welase ning badan isun si jabang nok ayu Ratminah/
Mbrengenga kaya jaran/ teka welas, teka asih, marang
badanku/ Lailahaillah Muhamammadurrulullah.”(Kubaca
doa aji jaran goyang (kuda goyang), di sini kubuka peti
sunyi batin runyam, saat gemerlap merasuki nalar
ragaku, Wahai manusia sejagad, ingatlah sayangilah
diriku/ semoga Ratminah menyayangiku/ seperti ringkik
kuda/kasih dan sayangi diriku/Tiada Tuhan selain Allah,
dan Muhammad itu Rasul Allah).
Ekspresi kisah Baridin mengilhami esensi moral wong
Cirebon-Dermayon yang mampu menebus sekat-sekat
budaya. Walaupun dalam guyonan Tandi Skober yang
berkata sambil terkekeh “Cung!!!, Wadon sekien
masangarah takluk kelawan kemat jaran goyang, pun
kalah karo kemat Jepang hehe (Perempuan sekarang
tidak bakal terpikat dengan kemat jaran goyang, karena
sudah kalah dengan kemat Jepang)”.
Relasi Budaya
Baridin berupaya keras untuk menjadi manusia yang
diewongke adalah suatu kewajaran sebagai manusia
yang memiliki kedudukan yang sama dihadapan Tuhan.
Setiap individu dimanapun dia dilahirkan adalah mahluk
yang sama oleh karenanya setiap manusia memiliki hak
yang sama dalam hidup. Logika yang dipakai manusia
kebanyakan seperti halnya Baridin itulah yang melandasi
lahirnya Declaration of Human Right. Logika Baridin
sebagai manusia yang berkeinginan untuk memilih
pendamping hidup tidak menutup diri dalam sekat si
kaya dan si miskin. Mencoba membuka tabir yang masih
menyelimuti kultur budaya Cirebon-Dermayon yang
selalu melihat perjodohan agar selalu papak (sama
derajat) dalam ekonomi ataupun keturunan keluarganya.
Cirebon-Dermayon sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari ruang gerak Baridin sebagai manusia
posmodern tidaklah merujuk pada komunitas etnis, tetapi
ia merupakan hasil hubungan etnis. Hubungan dari
proses pengidentifikasian simbol-simbol. Masyarakat
etnis seperti Baridin perlu diberdayakan lewat
kebebasan berorganisasi dalam mengeksplorasi narasi-
narasi keberagaman yang selama ini sesak bernafas.
Sejauh apa falsafah Baridin mengembangkan hidup
yang equal terhadap dunia luar bisa digali lewat narasi-
narasi yang di ditilemkeun oleh wakil-wakil Baridin
(rakyat) diparlemen.
Baridin yang hidup di bawah garis kemiskinan sering
dianggap sebagai manusia peralihan jiwa jaman
(Zeitgest), masih selalu memaknai ruang batin dengan
nuansa religi yang sangat luas. Keinginan manusia
Cirebon-Dermayon pada umumnya adalah merindukan
hidup layak, cukup sandang, papan, lan garwa.
Semangat keetnisan Baridin dalam budaya Jawa Barat
sendiri, berkembang dalam sektor-sektor petani. Counter
hegemonik dari budaya pesisir pantura memang harus
diakui sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari integral
semangat primordial. Budaya High Culture perlu terbuka
terhadap nilai-nilai counter hegemonik, karena hal ini
penting bagi survivalitas sub etnis secara kolektif.
Budaya Pantura yang menjamur bisa dianggap sebagai
wahana kearifan lokal, harus diberikan dekonstruksi
nilai-nilainya yang pas sesuai kadar dosisnya.
Baridin mencoba mendaur ulang revitalisasi untuk
meyakinkan diri bahwa semua manusia di hadapan
Tuhan adalah sama. Karena akui tidak diakui banyak
sekali masyarakat yang satu kampung dengan Baridin
merasakan dan mengalami secara langsung hidup yang
serba kekurangan sebagai masyarakat kecil. Baridin
lebih memiliki tacit knowledge, daripada pemahamanan
objektif yang diperoleh lewat pengamatan dengan
mengambil jarak dari objek kajian yang disebut dengan
explicit knowledge. Baridin kemudian lahir kembali
dalam dimensi ruang dan waktu yang berbeda,
menggelorakan semangat kesatuan dalam corak budaya
yang khas sebagai warisan para wali dalam guratan
makna“ingsun titip tajug lan fakir miskin”.
Baridin telah berupaya untuk menelisik dan mencoba
mengingatkan akan keluhan dirinya dan masyarakat lain
yang senasib dengannya untuk mengoreksi kemuraman
dan kebuntuan sosial, budaya dan politik, akibat asumsi
keliru para elite. Bagi Baridin dan masyarakat-masy
arakat yang dimiskinkan oleh zamannya, dapat
memajukan kesejahtraan dari anggota-anggotanya
dengan cara menerima komitmen sosial, dan mempunyai
kehangatan pencerahan hingga sanggup berkata becik
ketitik ala ketara mamayu hayuning bawana, jer besuki
mawa bea.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun