Mohon tunggu...
Mujab Mujab
Mujab Mujab Mohon Tunggu... Buruh - Wahana menuangkan karya dan gagasan

Saya aktif di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Selain itu aktif di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Melunasi Utang Bukan Kutukan

21 Agustus 2020   17:37 Diperbarui: 21 Agustus 2020   17:31 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: https://www.freepik.com/

Membayar hutang itu berat, dan kadang menjadi problem serius dalam kehidupan rumah tangga, organisasi atau perusahaan. Membayar hutang tidak semudah ketika mengambil atau mengajukan hutang. Beratnya membayar hutang saya kelompokkan dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal pemilik hutang. Faktor internal maksudnya kemauan dan perencanaan untuk membayar hutang, sedangkan faktor eksternal adalah kemampuan finansial pemilik hutang untuk melunasi hutangnya.

Jika faktor internal dalam arti kemauan dan perencanaan membayar hutang yang menjadi kendala membayar hutang hingga melunasinya, maka yang perlu dilakukan adalah melakukan perubahan nalar berpikir. Untuk apa dulu hutang diambil dan seperti apa perencanaan untuk melunasinya. Jika alasan mengambil hutang sudah benar dan sudah ada rencana untuk melunasi tetapi hutang belum terbayar juga maka kemungkinan ada faktor eksternal di sana yang harus diperhatikan.

Kemauan dan perencanaan membayar hutang dipengaruhi tingkat literasi keuangan masing-masing orang. Orang yang memiliki pengelolaan keuangan yang tertata akan membuat rencana keuangan termasuk sumber keuangannya, apakah dari gaji, pendapatan lain hingga hutang. Lalu dibuat daftar belanja dan pembeayaan dalam kehidupannya. Semakin tinggi literasi keuangan seseorang semakin teliti belanja dan pembeayaan dibuat. mereka akan mengumpulkan sebanyak mungkin faktor yang bisa dijadikan pertimbangan, termasuk mempertimbangkan dan menyiapkan resiko.

Yang menjadi persoalan seringkali seseorang mengajukan dan mengambil hutang dulu, baru kemudian membuat penyesuaian atas perencanaan keuangan yang sudah dibuat. Jika mengambil hutang yang sifatnya darurat semisal beaya rumah sakit karena kecelakaan misalnya, mungkin masih bisa diterima logika. Akan tetapi kadang orang tiba tiba mengambilhutang karena tergiur diskon, tawaran produk baru, ada cuci gudang, dan sebagainya.

Adapun faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi keuangan dari luar. dari luar artinya diluar kontrol pemilik hutang. faktor itu misalnya kena PHK, usahannya bangkrut, kena tipu, kena musibah dan lain sebagainya. faktor ini tiba tiba meruntuhkan kemampuan finansial pemilik hutang. Kemauan dan perencanaan untuk melunasi hutang yang sudah disusun detail serasa sia sia. pemilik hutang berada pada situasi berat membayar hutang bukan atas kemauannya. Ia terpaksa keberatan membayar hutang.

Jika situasinya seperti ini maka pemilik hutang atau penghutang butuh uluran atau bantuan dari pihak luar. Bisa berupa penjadwalan ulang, relaksasi kredit, penambahan tenor pinjaman atau ketentuan lain yang bersifat meringankan dalam membayar hutang. Pada bagian lain penghutang seharusnya cepat memperoleh sumber pendapatan baru, penghasilan baru, atau tempat kerja yang baru sehingga keringanan dan relaksasi yang diberikan bisa memberikan jangka waktu untuk menyiapkan hal tersebut.

Membayar hutang

Intinya bagaimana saya dan kita semua berpikir dan membuat keyakinan bisa melunasi hutang hutang. Jika kemampuan finansial menurun secara tak terduga sementara daftar cicilan sudah terlanjur banyak, padahal pekerjaan dan sumber keuangan baru tidak juga diperoleh maka: Kurangi pengeluaran tidak penting dan segera membuat rencana ulang atas keuangan. Kurangi volume pengeluaran penting sampai ada rasionalitas minimal. Kurangi menambah rencana baru sementara angsuran sedikit demi sedikit tetap bisa terbayar. Terus mencari sumber pendapatan baru dan lebih giat lagi untuk mencari.

Dibagian lain kita bisa menegosiasikan ulang hutang yang sudah lama, jatuh tempo atau cicilannya terlampau besar untuk ukuran kemampuan keuangan saat ini. Negosiasi bukan untuk menghapus hutang tetapi untuk membuat kesepakatan dengan pemberi hutang mengenai cara melunasi hutang.

Situasinya mungkin akan sangat penuh tekanan dan tantangan berat, tapi itu perlu dilakukan sambil terus berupaya memperoleh pendapatan dan sumber keuangan baru. Membayar hutang bukan kutukan yang harus dihindari, tetapi justru harus segera diselesaikan agar kemampuan finansial meningkat./

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun