Transformasi tata ruang harus menjadi prioritas. Ini mencakup implementasi konsisten dari peraturan RTH minimal 30% dan dorongan untuk pembangunan vertikal dengan konsep mixed-use. Revitalisasi kawasan kumuh melalui program seperti KOTAKU juga harus diperkuat dengan fokus pada kolaborasi multi-pihak dan pemberdayaan masyarakat. Â Â
Mengelola Megapolitan: Pembangunan yang Lebih Merata
Untuk mengatasi tantangan metropolitanisasi, pembangunan harus lebih merata. Visi pembangunan kota satelit harus dirumuskan kembali, tidak hanya sebagai kawasan perumahan, tetapi sebagai ekosistem ekonomi yang mandiri untuk menyeimbangkan beban kota inti. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pembangunan dari desa harus menjadi fokus untuk mengurangi daya tarik migrasi ke kota besar. Â Â
 Kebijakan, Kolaborasi, dan Inovasi Berbasis Data
Aspek tata kelola adalah kunci. Dibutuhkan sinergi antar-lembaga pemerintah dengan "menghilangkan batas wilayah geografis". Teknologi seperti AI, big data, dan GIS harus digunakan untuk perencanaan kota yang lebih akurat dan transparan. Akhirnya, kemitraan strategis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk pendanaan, implementasi, dan keberlanjutan proyek. Bappenas telah meluncurkan Kebijakan Perkotaan Nasional 2045 yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi. Â Â
Roadmap Implementasi: Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Mewujudkan visi kota masa depan adalah sebuah maraton, bukan sprint. Diperlukan sebuah peta jalan yang jelas dan terukur, dengan target yang realistis.
Jangka Pendek (5-10 Tahun): Fondasi Transformasi
Pada tahap ini, fokus utama adalah penguatan fondasi. Ini mencakup penguatan transportasi publik massal, digitalisasi layanan kota, dan pembangunan ruang hijau publik di pusat-pusat kota. Pembangunan harus diprioritaskan pada jalur-jalur utama yang menghubungkan pusat kota dengan kawasan pinggiran untuk mengurangi kemacetan. Â Â
Jangka Menengah (10-20 Tahun): Integrasi dan Skala
Tahap ini adalah tentang integrasi dan penskalaan. Targetnya adalah integrasi total antara kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya, implementasi smart city yang lebih matang dan inklusif, serta revitalisasi kawasan kumuh secara masif. Â Â