Mohon tunggu...
muh nasri
muh nasri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa S1 Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Atasi Mahalnya Pakan, Mahasiswa KKN Unhas Kenalkan Budidaya Maggot BSF Sebagai Solusi Pakan Ternak Berkelanjutan di Desa Aska

28 Juli 2025   07:32 Diperbarui: 28 Juli 2025   07:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Budidaya Magot: Dokumentasi Pribadi

Atasi Mahalnya Pakan, Mahasiswa KKN Unhas Kenalkan Budidaya Maggot BSF Sebagai Solusi Pakan Ternak Berkelanjutan di Desa Aska

Aska, Sinjai -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap isu lingkungan dan ekonomi lokal dengan menggelar pelatihan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Bertempat di Rumah Kepala Dusun Kalamisu, Desa Aska, Kabupaten Sinjai, pada hari Ahad, 27 Juli 2025, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan solusi pakan ternak berkualitas yang mandiri dan berkelanjutan bagi warga desa.

Inisiatif ini disambut dengan antusias oleh para peternak dan warga setempat yang melihat potensi besar dalam mengubah sampah organik menjadi sumber protein tinggi untuk ternak mereka, seperti unggas dan ikan. Pelatihan ini menjadi jawaban atas salah satu tantangan utama yang dihadapi peternak, yaitu tingginya harga pakan komersial.

"Pelatihan budidaya maggot BSF ini adalah langkah strategis untuk menekan biaya produksi para peternak sekaligus mengatasi masalah sampah organik di lingkungan kita," ungkap Suparman, selaku penanggung jawab program KKN-T 114 di Desa Aska. Ia menjelaskan bahwa maggot BSF memiliki kemampuan luar biasa untuk mengurai sampah organik dengan sangat cepat dan mengubahnya menjadi biomassa kaya protein.

Parman menyoroti berbagai keunggulan budidaya maggot BSF. Pertama, dari segi nutrisi, maggot merupakan pakan alami dengan kandungan protein mencapai 40-50%, sangat ideal untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kesehatan ternak. Kedua, budidaya ini sangat ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah organik rumah tangga, sisa sayuran, dan buah-buahan yang jika tidak dikelola akan menjadi sumber penyakit.

"Ini adalah wujud dari ekonomi sirkular di tingkat desa. Sampah yang tadinya tidak berguna, kini bisa menjadi pakan bergizi tinggi. Prosesnya pun tidak sulit dan tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga bisa diterapkan oleh siapa saja di pekarangan rumah," tambah Parman di hadapan para peserta yang serius mempraktikkan cara membuat media budidaya.

Secara ekonomis, kemandirian dalam memproduksi pakan ternak akan secara langsung meningkatkan pendapatan warga. Dengan bahan baku yang tersedia melimpah dan gratis dari lingkungan sekitar, biaya terbesar dalam beternak dapat ditekan secara signifikan. Hal ini membuka peluang usaha baru yang menjanjikan dan mendukung terwujudnya ketahanan pangan lokal yang berkelanjutan di Desa Aska.

Dokumentasi Proses Kegiatan Pelatihan Budidaya Magot: Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Proses Kegiatan Pelatihan Budidaya Magot: Dokumentasi Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun