Mohon tunggu...
Din Muhidin
Din Muhidin Mohon Tunggu... Penulis - Motivator

Menulis untuk berbagi informasi, ide atau gagasan. Bertujuan, dapat bermanfaat terhadap sesama. I IG: dinmuhidin10

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Child Free, di Indonesia "Tak Laku"

15 September 2021   04:12 Diperbarui: 15 September 2021   05:41 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan suami istri. Dok: Pixabay.com


Childfree, lagi menjadi perbincangan hangat masyarakat luas. childfree sendiri adalah keengganan untuk memiliki anak.Di media sosial, keputusan selebgram Gita Savitri dan sang suami untuk menjadi childfree menuai pro dan kontra.

Keputusan mereka untuk menjadi childfree, karena ogah memikul tanggung jawab besar.

Kalau di luar negeri, terlebih di negeri maju menjadi childfree hal yang lumrah saja. Tidak aneh. So, gais jangan ikut-ikutan ya. Harus pinter 'menyaring' dengan baik.

Lalu, bagaimana di Indonesia? Pandangan saya childfree tidak akan menjadi tren di Tanah Air. Ini karena mayoritas penduduk di Indonesia adalah memeluk agama Islam.

Hubungannya apa dengan agama? Sebagai orang beragama Muslim yang memiliki ilmu agama yang cukup pasti mengetahui bahwa anak adalah salah satu 'harta' yang berharga.

Kenapa demikian? Karena amal jariyah yang tidak pernah putus setelah meninggal dunia, salah satunya adalah doa anak yang sholeh.

Itu dari sisi agama. Sementara dari logika, pemikiran, bahwa tujuan menikah itu untuk memiliki anak. Tentu selain untuk memenuhi kebutuhan seksual yang halal.

Contoh saja, tetangga saya. Ada dua tetangga model begini. Dia berprofesi sebagai pebisnis. Datang jauh-jauh dari kampung beradu nasib di Jakarta dan hingga sukses mengembangkan bisnisnya.

Tidak tanggung-tanggung memiliki lima orang anak. Keputusan memiliki anak pasti beragam alasan. Mungkin saja, nanti ada yang meneruskan bisnisnya, agar rumah menjadi ramai, mampu menghidupi kebutuhan anak-anaknya, dan sebagainya.

Kalau di Indonesia, keputusan punya anak banyak karena bisa menghidupi dan membiayai sekolahnya dengan baik. Kalau itu kurang, maka keinginan banyak punya anak akan 'direm', sesuai arahan pemerintah program Keluarga Berencana (KB), cukup dua anak saja.

Hari gini lho, biaya kebutuhan hidup besar. Setiap tahun barang-barang kebutuhan naik, sementara gaji tetap segitu-segitu saja.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun