Kecamatan Kaliangkrik merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kecamatan ini memiliki berbagai keaneragaman tradisi budaya yang dimiliki oleh setiap desa di Kaliangkrik. Salah satu tradisi budaya yang dimililiki oleh Kecamatan Kaliangkrik yakni Butonan yang rutin dilaksanakan oleh Desa Balekerto setiap bulan Agustus.
Butonan merupakan sejenis wujud demit yang memiliki gerakan lebih kea rah tradisional yakni menggunakan peralatan gamelan jawa. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kelompok kesenian Yagso Putro Kawedar setiap bulan Agustus. Tradisi ini biasanya memiliki beberapa tahapan dengan puncak pelaksanaanya dilakukan di lapangan. Dalam pelaksanaanya, tradisi ini diiringi kuda lumping dan topeng ireng saat puncak acara di lapangan.
Tahap pertama yakni ziarah ke makam leluhur dan mengaji bersama. Tahapan tersebut merupakan bagian perispan untuk melakukan tradisi Butonan. Selain itu, pada tahapan inu juga melakukan sesajen kepada peralatan gamelan yang akan digunakan dalam pementasan Butonan. Tujuan adanya kegiatan tersebut yakni melakukan izin kepada leluhur sehingga terhindar dari hal-hal buruk sebelum melakukan pementasan. Selain itu, sebelum melakukan pementasan, terdapat sesepuh berkeliling melakukan "izin" menggunakan lapangan untuk pementasan pementasan Butonan. Hal ini karena terdapat lapangan yang mungkin dahulu pernah digunakan untuk berbagai macam-macam sehingga harus "permisi" terlebih dahulu.
Setelah melakukan berbagai tahapan persiapan, tahapan berikutnya yakni melakukan pementasan butonan. Dalam pementasan tersebut, terdapat urutan tampil yakni topeng ireng, kuda lumping, topeng ireng perempuan, dan terakhir buto. Saat penampilan topeng ireng, para penari menggunakan pakaian mirip pakaian suku dayak. Kemudian, saat penampilan kuda lumping, para penari menggunakan kuda berukuran sedang sekitar satu meter lebih sedikit. Ketika pementasan kuda lumping, terdapat penari yang mengalami kesurupan saat para penari membawa pedang dan bunyi gamelan ketika pementasan berlangsung.Â
Selain kuda lumping, para penari buto juga mengalami kesurupan saat pementasan berlangsung dan justru paling banyak kesurupannya dibandingan kuda lumping dan topeng ireng sehingga masyarakat lebih antusias menonton tarian buto daripada topeng ireng dan kuda lumping. Bahkan, kesurupan yang terjadi dalam tarian buto belum mencapai puncak tarian tersebut yakni bagian peperangan dan barongan masuk ke pementasan. Puncak kesurupan yang terjadi dalam pementasan tersebut ketika para penari melakukan menari bersama setelah sebelumnya membentuk formasi bulat untuk melakukan peperangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI