Mohon tunggu...
Muh Farhan Basri
Muh Farhan Basri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Berbagi pengetahuan dengan dunia lewat tulisan yang sering diposting pada blog

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengupas Bahaya Bedak Bayi Jika Salah Pilih

27 November 2024   11:21 Diperbarui: 27 November 2024   11:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bedak bayi telah lama digunakan untuk menjaga kulit bayi tetap kering dan mencegah iritasi. Namun, beberapa penelitian dan laporan medis telah mengungkapkan bahwa penggunaannya dapat menimbulkan risiko tertentu. 

Meski terlihat aman, penting bagi para orang tua untuk memahami mengapa bedak bayi bisa berbahaya bagi kesehatan anak, bahkan dalam beberapa kasus, bagi orang dewasa.

1. Kandungan Talc dalam Bedak Bayi

Banyak bedak bayi mengandung bahan dasar talc (talk), mineral alami yang terdiri dari magnesium, silikon, dan oksigen. Talc yang tidak murni bisa tercampur dengan asbestos, zat karsinogenik yang diketahui dapat menyebabkan kanker paru-paru dan mesothelioma. 

Walaupun banyak produsen mengklaim bahwa produk mereka bebas asbestos, kekhawatiran tetap ada, terutama jika bedak terhirup dalam jumlah besar oleh bayi.

2. Risiko Masalah Pernapasan

Salah satu bahaya utama bedak bayi adalah risiko gangguan pernapasan. Partikel halus dari bedak dapat dengan mudah terhirup oleh bayi, yang memiliki sistem pernapasan lebih sensitif dibandingkan orang dewasa. 

Ini dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, batuk, bahkan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih serius, inhalasi partikel bedak secara terus-menerus dapat memicu kondisi seperti pneumonia aspirasi.

3. Iritasi Kulit

Ironisnya, meskipun bedak bayi digunakan untuk mencegah ruam atau iritasi, beberapa bayi justru bisa mengalami reaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu dalam bedak, seperti parfum atau pewarna. Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, atau mengalami ruam yang lebih parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun