Â
Desa Dompyong  merupakan desa penghasil susu terbanyak kedua di Kecamatan Bendungan, Kabupten Trenggalek. Melihat sumber susu yang melihat tim pengabdian masyarakat merasa ini merupakan potensi penghasilan yang besar. Oleh karena itu mata pencaharian masyarakat desa ini adalah peternak sapi perah. Melihat sumber susu yang begitu banyak ini, tim ini bertujuan mengembangkan potensi ini untuk mendongkrak perekonomian desa pasca penyakit PMK sapi yang menyerang Indonesia baru-baru ini. Tim pengembangan masyarakat di Desa Dompyong yang beranggotakan 10 orang, diberangkatkan pada (24/08) samapai dengan 4,5 bulan kedepan.Â
Kegiatan ini dilaksanakan pada (14/10) di balai Desa Dompyong. Peserta yang hadir berjumlah 29 orang yang berasal 4 dusun yang ada di Desa Dompyong yaitu Dusun Bendungan, Dusun Pakel, Dusun Garon, dan Dusun Tumpakaren. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyampaian materi terkait industri kreatif, potensi penjualan olahan susu, pemaparan produk susu goreng, serta  keuntungan menjual susu goreng.Â
Kegiatan ini sendiri diadakan dengan tujuan kedepannya masyarakat Desa Dompyong tidak lagi menggantungkan perekonomiannya pada penjualan susu sapi ke pabrik, namun juga dapat membuat olahan dari susu sapi yang mereka produksi sendiri, yang mana keuntungan yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan menjual secara langsung.
 Namun, dalam penjualannya tetap menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian khusus sehingga bisa dilakukan oleh semua warga desa, terutama ibu-ibu rumah tangga warga Desa Dompyong
" Desa Dompyong sebagai desa penghasil susu memiliki banyak potensi yang masih perlu digali, bahkan saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia, Desa Dompyong tidak terlalu merasakan dampaknya.' Ujar Pak Taufik, salah satu warga Dusun Bendungan. "Kami hanya mengirimkan susu yang dihasilkan peternak sapi ke pabrik-pabrik susu, seperti Nestle. Namun dalam pengumpulan susu ini masih banyak peternak yang curang diperparah dengan alat pengetes yang kami miliki masih belum canggih, sehingga ada kalanya susu ratusan liter ditolak begitu saja oleh pabrik." Tambah oleh BKTM Desa Dompyong.
Pemberian tester produk juga diberikan kepada peserta, sehingga peserta dapat merasakan apa itu susu goreng. Dimana setelah pemberian tester banyak ibu-ibu yang meminta resep dan cara membuat secara rinci.Â
Melihat antusiasme warga tim pengabdian masyarakat UM di Desa Dompyong membuat program kerja (Proker) lanjutan yaitu berupa pelatihan dan pendampingan masyarakat Desa Dompyong dalam pembuatan susu goreng, sehingga kelak kedepannya masyarakat dapat dengan mandiri mengembangkan potensi ini.
 Â