La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka... dibalut indah dalam tampilan film layar lebar, tayang perdana 14 Agustus 2025. Durasi 135 menit itu mampu hadirkan pengalaman biduk rumah tangga Marshanda yang memerankan Alina. Seorang ibu miliki dua anak, Rere dan Malik. Suaminya Deva Mahenra (Reza) sangat menyayangi keluarga, penyabar, dan  sosok muslim taat beribadah. Harmonis, begitulah satu kata patut dilebelkan pada keluarga kecil mereka.Â
Kesibukan Alina yang sering bolak-balik ke luar negeri sebab tuntutan costumer, memutuskan untuk mengambil pengasuh anak-anaknya, terutama Malik yang masih balita. Asri Welas (Mbak Kar) dan Benidictus Siregar (Kang Karyo) dua asisten rumah tangga membawa nuansa humor pada film ini. Dialeg khas Jawa Mbak Kar menjadi ciri tersendiri saat adu percakapan ala guyonan bersama Kang Karyo.
Tibalah pesona Ariel Tatum dengan hijab menutup kepalanya, sejenak mengalihkan asumsi para penonton jika dia begitu religius. Tapi, di lain sisi sebagian besar kontroversi penikmat layar lebar tidak kuasa memandang sosok sang aktor memerankan Asih. Bahkan penonton sepakat jika Ariel Tatum sengaja dilibatkan dalam penggarapan film ini sebagai pemantik kegaduhan rumah tangga Alinda. Siapa tak kesemsem jika Asih dengan kemolekan tubuhnya mampu berhasil menyandang baby sister? Toh semua orang hampir sepakat berkata "Siapa yang mampu nolak Asih?"Â
Asih, pengasuh Malik itu seolah menggantikan keberadaan Alina di rumah. Bahkan Rere juga begitu bahagia dengan kehadiran Asih. Berbeda dengan Mbak Kar, sebagai asisten senior, dia merasa dinomorduakan. Bahkan curiga tanpa alasan kepada Asih sejak pertama kali berjumpa. Gerak-gerik Asih tak biasa, menurut Mbak Kar.Â
Lantas seperti apakah sepak terjang dan strategi modus Asih 'mengelabuhi' kenyamanan pernikahan Alina? Apakah relevan dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat? Mengingat film ini berlandaskan kisah nyata.Â
1. Asih: berawal dari baby sister berlanjut menjadi pelakor
Jika ditelisik pada riil kehidupan saat ini, pelakor semakin berani dan tak tahu diri. Bahkan terang-terangan berbuat semaunya demi kepentingan pribadi. Godaan Asih mulai dari menyiapkan makanan dan minuman, sengaja membuka kancing baju dan pertontonkan bagian dadanya seolah bentuk penawaran kepada Reza, menyelamatkan Malik karena tersedak kancing baju, dan pura-pura pingsan supaya diperhatikan Reza. Merupakan trik pemula bagi Asih untuk 'menangkap' Reza.
Hal-hal semacam itu lazim dilakukan oleh seorang pelakor, awalnya mencoba menarik lawan jenis (target) dengan gaya kepolosannya. Suara lembut, patuh perintah majikan, dan masih istiqomah memakai jilbab. Â Asih semakin dipercaya Alina mengurus rumah, sedangkan dia disibukkan dengan mobilitas pekerjaan. Situasi demikian semakin membuat Reza penasaran dan lebih dekat dengan Asih. Saling menggoda dan memikat satu sama lainnya, lakukan perbuatan tak senonoh jika ada kesempatan, bahkan ketagihan membuat kesempatan itu terkabul.Â
Semakin hari Reza semakin 'gila' terhadap Asih. Hingga suatu saat Kang Karyo memergoki mereka. Bukti video kebersamaan Reza dan Asih sudah dikantongi Kang Karyo, namun tangan lincah Asih menghapusnya. Kejadian menghilangkan alat bukti nyaris terjadi di kehidupan kita. Bahkan tak sedikit rela rogoh cuan supaya kasus ditutup. Ranah hukum di masyarakat baik perkara pidana maupun perdata, tak akan jauh dari kata suap, hancurkan saksi maupun bukti-bukti. Benar saja, Asih geregetan dengan Mbak Kar yang terus memojokkan dirinya dan mengancam menguak hubungan terlarang Asih dan Reza. Tak berselang lama, Mbak Kar jatuh dari tangga, akibat ulah Asih. Anak tangga dilumuri sampo, hingga Mbak Kar terpeleset jatuh dan patah tulang. Â Lalu bagaimana dengan Kang Karyo? Hal yang sama terjadi padanya. Asih memfitnah Kang Karyo mencuri pakaian dalam Asih dan Alina sebagai koleksi di lemari bajunya. Semua perbuatan Asih menyingkirkan dua asisten rumah tangga agar tidak menghalangi dirinya menjadi nyonya rumah. Mbak Kar dirumahkan sementara Kang karyo diusir tanpa hormat.