Menuju papan deskripsi pada ujung kiri cukup singkat namun miliki pengetahuan mendalam terkait sejarah Giri Kedaton. Isinya sebagai berikut:
1. Secara administrasi Situs Giri Kedaton berada di dusun Kedaton Kebomas Gresik.
2. Pada naskah kuno Babad Jawa bahwa Raden Paku (nama lain dari Sunan Giri) mendirikan Kedaton Tundo Pitu yang artinya bangunan istana tingkat tujuh yang didirikan di atas bukit. Selanjutnya disebut dengan Giri Kedaton. 1403 tahun saka atau 1468 M kedaton ini didirikan.Â
3. Raden Paku yang bergelar Sunan Giri atau disebut juga Raja Bukit diangkat menjadi nata atau kepala pemerintahan Gresik. Miliki gelar Perabu Satmata dan sebagai mufti (pemimpin umat Islam dengan gelar Tetunggal Kahlifatul Mu'minin. Tahun pengangkatan pada 1409 saka atau 1481 masehi.
4. Giri Kedaton sebagai pusat pemerintahan (istana) dan pusat penyebaran agama Islam. Situs ini berupa pesantren, para santri berasal dari penjuru tanah air dan negara tetangga.Â
Dari berbagai referensi menyatakan bahwa Sunan Giri mampu memimpin Giri Kedaton dengan hasil yang cemerlang, utamanya di perdagangan maritim. dari segi pendidikan agama juga berkembang pesat, terbukti hingga saat ini Gresik miliki ratusan pondok pesantren.
5. Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M. Jasad Sunan Giri dimakamkan tidak jauh dari situs. Di Desa Giri Gajah Kecamatan Kebomas Gresik. Kurang lebih sekitar setengah kilo meter.Â
6. Pemerintahan Giri Kedaton digantikan oleh: Sunan Dalem, Pangeran Sidomargi, Sunan Prapen, Pangeran Kawes Guwo, Panembahan Agung, dan Panembahan Mas Witono.
7. Giri Kedaton mengalami kemunduran setelah mendapatkan serangan Amangkurat I dan Amangkurat II dari Mataram Jawa Tengah.
8. Giri benar-benar jatuh pada tahun 1680 M. Selanjutnya Raja Giri Kedaton digantikan oleh: Pangeran Puspita (1660-1703 M), Pangeran Wira (1703-1725), Pangeran Singo Negoro (1725-1743), dan Pangeran Singosari (1743-1757)
9. Giri Kedaton runtuh diserang oleh Pemerintahan Kabupaten Gresik yang ketika itu dipimpin oleh Bupati Singonegoro dan Pusponegoro yang dibantu oleh tentara Belanda.
Dua langkah dari papan ujung kanan terdapat kolam yang konon kata juri kuncinya tempat ambil wudu khusus keluarga Sunan Giri. Kolam semacam ini juga saya jumpai di sebelah utara masjid, kita menuruni tangga dan dapat dijumpai kolam dengan ukuran dua kali lipat dibandingkan kolam pertama. Kolam berfungsi untuk wudu para santri dan masyarakat umum.
Saya melangkah di belakang masjid, terdapat makam putra dari Sunan Giri yaitu Raden Supeno. Saya sempat masuk di area makam dan berdzikir. Â Bersih dan rindang, tenteram rasanya jika para peziarah atau wisatawan berada di komplek makam. Sepi di bawah rindangnya pohon mengkudu dan bambu. Bangunan persegi itu miliki dua pintu, masuk pertama dan masuk ke dua.Â
Kembali menuju masjid, terdapat beberapa makam orang-orang kepercayaan Sunan Giri disekitarnya. Masjid Giri Kedaton miliki bedug yang ditaruh tepat di tengah-tengah pintu masuk jama'ah perempuan dan laki-laki. Bedug punyai lambang Sekar Kedaton serta bagian kaki terukir aksara Jawa dan Indonesia " GIRI KEDATON" di baris pertama. Lalu baris kedua tertulis LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR. Hasil bincang saya, ada 5 orang penjaga situs, semuanya tinggal di ruang sebelah masjid. Lima orang bapak-bapak tersebut berasal dari berbagai daerah, Gresik, Jember, Jawa Barat, dan juga Solo.
Saya tengok kiri, terpancing bertanya lagi kepada salah satu penjaga. Deretan toples isi buah mengkudu yang direndam berjajar rapi. Setiap satu minggu sekali sari mengkudu (air rendaman) diambil dan dijual satu botol harganya Rp50.000. Dipercaya sebagai obat bagi penderita diabetes kering dan masalah tulang. Bahkan cerita yang paling kesohor buah mengkudu peninggalan Sunan Giri ini miliki khasiat dapat menyuburkan kandungan. Bagi peziarah yang berkunjung selain datang untuk berdoa, ada juga yang berniat hanya membeli sari buah mengkudu, penelitian mahasiswa, laporan perjalanan wisata bersejarah, bahkan hanya berjalan-jalan sambil mengabadikan momen melalui foto. Banyak banget spot foto ciamik. Jangan ragu untuk datang ke sini!