Mohon tunggu...
Muh Arbain Mahmud
Muh Arbain Mahmud Mohon Tunggu... Penulis - Perimba Autis - Altruis, Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Perimba Autis - Altruis Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Para Penabur Cinta

30 Januari 2018   10:10 Diperbarui: 30 Januari 2018   12:40 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kepada para penabur cinta....

(06 April 2013)

kawan,
energi cintamu atasKu masih menggelora, meski diam
cukuplah tersenyum, kalo tak sanggup berkata
hiduplah kawan, dengan kasih yang kautebar
aku akan mati dengan bibir mengembang-mengulum cintaMu
aku ada yang menjaga, jangan kuatir....
sungguh, kebajikan yang tertabur sejatinya kan berbuah di kebun dunia kita

lawan,
energi bencimu takkan mematikanKu, meski bergolak
tariklah napasmu mendalam dan lepaskan, kalo tak sanggup diam
aku kuatir, kau mati dengan senyum kecut dan rasa penasaran
jangan sayang.... aku akan mati sendiri tanpa harus kaubenci
aku kan berjaga, jangan kuatir...
sungguh, angin yang terbuang tanpa hak kan berujung puting beliung di medan cinta kita

kawan-lawan,
sejatinya cinta-bencimu satu muara
kita lelah mewedar rasanya, pun miskin referensi-redaksi
kawan, (sedikit) kebencianmu kadang terungkap dalam senyum,
kata 'sayang', tubuh luruh....
lawan, (banyak) cintamu kadang tersingkap dalam tatap kerut alis,
bahkan dalam sejuta caci : asu, bajingan, keparat, brengsek, ... hingga sekadar tawa di atas setiap papaku
padahal, Aku selalu di hati kalian : dengan ragam rasa-ungkapan

kawan-lawan,
sejatinya benci-cintamu satu hulu - satu Penghulu : Tuhan
Yang mahasadis, hingga Dia tidak menyisakan satu tetes embun di taman Api,

kecuali batu dan manusia angkara
Yang mahamanis, hingga Dia tidak menyisipkan satu titik api di taman Eden,

kecuali kehangatan pramusurga dan manusia penikmat

kawan-lawan,
mari kita menabur secukupnya :
mencinta sewajarnya pun membenci sekadarnya
jangan kita benci sesuatu berlebihan...kelak kita merindukannya
jangan kita cinta sesuatu berlebihan...kelak kita (merasa) disakitinya

sungguh, Aku mencinta kalian: semampuku -- sekuasaKu

Lokasi : Rumah Pohon Urongo - Minahasa, Sulawesi Utara
Lokasi : Rumah Pohon Urongo - Minahasa, Sulawesi Utara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun