kepada para penabur cinta....
(06 April 2013)
kawan,
energi cintamu atasKu masih menggelora, meski diam
cukuplah tersenyum, kalo tak sanggup berkata
hiduplah kawan, dengan kasih yang kautebar
aku akan mati dengan bibir mengembang-mengulum cintaMu
aku ada yang menjaga, jangan kuatir....
sungguh, kebajikan yang tertabur sejatinya kan berbuah di kebun dunia kita
lawan,
energi bencimu takkan mematikanKu, meski bergolak
tariklah napasmu mendalam dan lepaskan, kalo tak sanggup diam
aku kuatir, kau mati dengan senyum kecut dan rasa penasaran
jangan sayang.... aku akan mati sendiri tanpa harus kaubenci
aku kan berjaga, jangan kuatir...
sungguh, angin yang terbuang tanpa hak kan berujung puting beliung di medan cinta kita
kawan-lawan,
sejatinya cinta-bencimu satu muara
kita lelah mewedar rasanya, pun miskin referensi-redaksi
kawan, (sedikit) kebencianmu kadang terungkap dalam senyum,
kata 'sayang', tubuh luruh....
lawan, (banyak) cintamu kadang tersingkap dalam tatap kerut alis,
bahkan dalam sejuta caci : asu, bajingan, keparat, brengsek, ... hingga sekadar tawa di atas setiap papaku
padahal, Aku selalu di hati kalian : dengan ragam rasa-ungkapan
kawan-lawan,
sejatinya benci-cintamu satu hulu - satu Penghulu : Tuhan
Yang mahasadis, hingga Dia tidak menyisakan satu tetes embun di taman Api,
kecuali batu dan manusia angkara
Yang mahamanis, hingga Dia tidak menyisipkan satu titik api di taman Eden,
kecuali kehangatan pramusurga dan manusia penikmat
kawan-lawan,
mari kita menabur secukupnya :
mencinta sewajarnya pun membenci sekadarnya
jangan kita benci sesuatu berlebihan...kelak kita merindukannya
jangan kita cinta sesuatu berlebihan...kelak kita (merasa) disakitinya
sungguh, Aku mencinta kalian: semampuku -- sekuasaKu