(Ponorogo, 26/03/24) Pada Bulan Suci Ramadhan ini, semangat pembelajaran dan pengembangan diri tidak pernah padam, terutama bagi mahasiswa Universitas Darussalam Gontor (UNIDA). Dalam semangat pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa KKN Tematik Kelompok 35 UNIDA Gontor menjalankan program pengembangan bahasa di Pondok Pesantren Nurul Azhar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemahiran bahasa para siswa dan siswi, sekaligus memperluas wawasan keilmuan mereka. Di tengah suasana yang khidmat, para mahasiswa dengan antusias mengajar dan memfasilitasi sesi pembelajaran bahasa yang interaktif. Dari pengucapan kata-kata dasar hingga diskusi mendalam tentang berbagai percakapan sehari-hari, setiap momen pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi para santri ponpes Nurul Azhar.
Kepala Pondok Pesantren Nurul Azhar, Ustadz Mundzir, menyambut baik kehadiran mahasiswa UNIDA Gontor dan mengapresiasi upaya mereka dalam membantu pengembangan kemahiran bahasa di lingkungan pesantren. Selain pembelajaran formal, kegiatan juga diselingi dengan praktek langsung cara melakukan percakapan, hal ini dipraktekkan dengan melakukan percakapan lamgsung dengan 2 orang yang berpasangan. Setiap kegiatan dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk menggunakan bahasa secara aktif dalam berbagai konteks seperti percakapan dalam kelas dan kamar mandi yang sudah diajarkan oleh para mahasiswa.
Kegiatan pengembangan bahasa ini cenderung pada pengembangan bahasa inggris, kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 sesi di pagi dan sore hari, peserta diajak untuk terlibat dalam beragam aktivitas yang dirancang khusus untuk memperluas kosakata, meningkatkan kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa Inggris. Melalui simulasi situasi kehidupan nyata, peserta diberi kesempatan untuk menerapkan bahasa Inggris dalam konteks yang relevan dan menarik Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi para peserta untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi diri mereka di luar bidang akademis. Melalui permainan bahasa, misalnya, peserta diajak untuk berkreasi dan berkolaborasi dalam menciptakan cerita atau puisi menggunakan bahasa yang mereka pelajari. Hal ini tidak hanya meningkatkan kecakapan berbahasa, tetapi juga merangsang kreativitas dan imajinasi mereka.
Dengan penuh semangat dan tekad yang kokoh, mahasiswa UNIDA Gontor Kelompok 35 membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung dan interaksi antar individu. Melalui program pengembangan bahasa ini, mereka tidak hanya mengasah kemahiran peserta, tetapi juga menginspirasi semangat belajar yang abadi dalam diri mereka.
