Berkembangnya media sosial, tentu berdampak positif disatu sisi, juga berdampak negatif disisi lain. Dengan mudahnya akses media, sebuah informasi yang belum tentu kebenarannya akan dengan cepat menyebar luas.
Media sosial rentan dijadikan alat propaganda untuk meraih suara elektorat. Orang yang mempunyai kendali dapat menarasikan apapun untuk menggiring opini publik. Mereka, dalam hal ini oknum, membuat berita bohong (hoaks) untuk memberikan citra buruk terhadap pihak tertentu. Hal ini tentu merugikan bukan hanya kepada objek kebohongan, tapi juga kepada konsumen berita.
Melihat dampak negatif dari hoaks, maka diperlukan adanya langkah-langkah dalam menyikapi setiap berita/informasi yang diterima. Berpikir kritis menjadi sangat penting, dengan begitu, kita tidak akan mudah termakan tipuan atau bahkan ikut menyebarkan berita bohong.
Berikut langkah-langkah yang penulis tawarkan:
1.Identifikasi. Yakni menelusuri setiap informasi yang diterima, dengan cara mencari tahu sumber media yang memuat berita tersebut, periksa kredibilitasnya, siapa yang membuat berita tersebut, dengan lembaga apa ia berafiliasi, dan sebagainya. Dengan begitu, kita akan mengetahui motif suatu informasi.
2.Studi banding. Yakni mencari pembanding dari media terpercaya mengenai informasi serupa.
3.Verifikasi. Dengan cara mengajukan upaya penelurusan fakta kepada instansi yang berwenang. Langkah ini dapat diajukan ketika kita meragukan sebuah informasi.
4.Jangan share suatu informasi yang masih diragukan kebenarannya.
Dengan melakukan langkah-langkah diatas, diharapkan kita tidak akan mudah termakan berita bohong, yang kemudian menyebabkan keresahan tidak perlu.