Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Music

Indonesian Idol 2020 sebagai Representasi Generasi Audio-Visual

21 Februari 2020   19:53 Diperbarui: 21 Februari 2020   19:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Cantik dan bersuara merdu. Itulah kesan yang saya tangkap dari finalis Indonesian Idol edisi tahun ini.

Lyodra dan Tiara memikat saya sejak masa audisi dimulai. Dua gadis muda sebagai  representasi penikmat musik saat ini. Segar dan enak didengar.

Kalau memperhatikan mereka berdua, saya jadi bertanya-tanya apakah para 'voters' sekedar memperhatikan suara mereka atau penampilan fisik mereka atau keduanya?

***
Saya anak yang besar di tahun 90-an, dimana TV belum mendominasi dan radio masih menjadi referensi musik dalam negeri. Cara saya menilai dan menggemari musisi ya dengan mendengar suaranya terlebih dahulu. Ada waktu yang lama antara dirilisnya sebuah lagu dengan ditayangkannya videoklip di TV.

Bisa jadi, saya dan orang seangkatan saya disebut sebagai 'generasi audio'. Menikmati musik dari mendengar kemudian melihat. Kaset, vinil dan semacamnya masih menjadi media utama untuk menikmati alunan nada.

Bahkan, cara produser memasarkan lagu masih kesulitan karena akses terhadap media yang masih terbatas. Tetapi, perjuangan keras musisi waktu itu terbayar ketika sampai saat ini lagu mereka dikenang dan tak lekang oleh zaman.

Ada sesuatu yang terasa berbeda ketika memperhatikan ajang Indonesian Idol edisi tahun ini. Tiara dan Lyodra sudah punya basis penggemar sendiri sebelum mereka menjadi penyanyi yang merilis lagu. Penontonnya di kanal Youtube mencapai angka jutaan.

Satu sisi, para 'voters' nampaknya sudah punya selera tersendiri dan produser menyadari. Generasi saat ini dibesarkan dengan Youtube dan teman-temannya dimana audio dan visual disajikan sekaligus. Melahirkan seorang penyanyi bukan lagi memasarkan lagu yang menyentuh hati tetapi juga  menyejukan pandangan.

***

Seiring sejarahnya, Indonesian Idol sering 'gagal' mengorbitkan pemenang ajang itu. Malahan, yang eksis jadi penyanyi bukan juara pertama tetapi entah urutan keberapa.

Sepertinya, Indonesian Idol harus realistis dengan perubahan drastis karakter penikmat musik Indonesia. Transisi antara generasi saya dan generasi adik-adik 'gemez' yang begitu cepat memang cocok apabila mereka pun mengorbitkan penyanyi yang satu 'frekuensi'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun