Pertanyaan "apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia" adalah pertanyaan besar dan kompleks. Tapi secara umum, berikut beberapa masalah utama yang sering diangkat oleh para pengamat, praktisi, dan akademisi:
1. Kesenjangan Akses dan Kualitas Ada ketimpangan besar antara daerah perkotaan dan pedesaan, barat dan timur Indonesia. Akses ke pendidikan yang layak, fasilitas, dan guru berkualitas masih belum merata.
2. Kurikulum yang Belum Relevan Kurikulum sering dianggap terlalu padat, kurang kontekstual, dan belum cukup membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi digital.
3. Kualitas Guru dan Pelatihan Banyak guru belum mendapatkan pelatihan profesional yang berkelanjutan. Rekrutmen dan pembinaan guru juga belum sepenuhnya berbasis pada kompetensi.
4. Penilaian yang Terlalu Berbasis Ujian Evaluasi siswa masih terlalu bergantung pada ujian, terutama ujian pilihan ganda, yang cenderung mengedepankan hafalan dibanding pemahaman atau kreativitas.
5. Manajemen dan Birokrasi Pendidikan Sistem pendidikan terlalu birokratis, dan kebijakan sering berubah-ubah tanpa kajian mendalam atau konsistensi jangka panjang. Ada juga masalah korupsi atau salah urus anggaran pendidikan.
6. Minimnya Keterlibatan Masyarakat dan Dunia Usaha
Dunia pendidikan masih kurang terhubung dengan kebutuhan riil masyarakat dan dunia kerja. Kolaborasi antar sektor masih lemah.
7. Problematika akses, inklusivitas, dar kesetaraan pendidikan masih menantang
3 problematika ini salah satu yang menjadikan pendidikan Indonesia mengalami permasalahan komplek, Meskipun pemerintah telah berusaha meningkatkan infrastruktur pendidikan, masih banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, yang kesulitan mengakses fasilitas pendidikan yang memadai. Tidak halnya dengan seperti polemik PPDB, Disparitas dalam pelayanan yang juga harus diperhatikan Serta pendidikan yang harus memberikan rasa aman adil iknlusif serta humanis. Bukankah seharusnya pendidikan menjadi tolak ukur kemajuan dan kualitas suatu bangsa.
8. Persoalan Guru di Ruang Pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan pilar utama adalah seorang guru, tapi nampaknya sering kali nasib guru juga profesi yang klaster kedua hidup dalam ketidaksejahhteraan secara ekonomi, keamanan dan batin. Tidak jarang guru menjadi korban. Padahal yang menjadi ujung tombak pembentukan karakter proses pendikan yang berlangsung, Selain nasib yang terkadang tidak jelas harus menghadapi peserta didik yang memiliki berbagai keragaman sosiokultural pada peserta didik Pendidikan yang bermutu agaknya sulit bilamana tidak terjadi perubahan signifikan dari sistem pendidikan dan kebijakan pemerintah.
9. Isu perundungan dan kekerasan seksual masih mendominasi ruang pendidikan
Tidak jarang terjadi gap antara kebijakan dengan praktik di lapangan. Kegamangan dalam penyelesaian isu, serta pemahaman akan isu perlu untuk ditingkatkan mengingat hasil penelitian menunjukkan kerusakan mental sering kali terjadi sangat parah pda korban, bukan pada pelaku, bahkan kerugiannya berkali-kali lipat.
Hal ini tentu menjadi perhatian pada proses pendidikan, peningkatan peran Guru BK juga menjadi penting mengingat aspek-aspek perkembangan peserta didik. Serta kebijakan yang juga diberlakukan secara tegas.
10. Kompleksitas pendidikan dan dunia kerja
Tingkat pengangguran yang semakin tinggi pada usia anak muda, hal ini menunjukkan adanya gap antara pendidikan dan dunia kerja, Yang seharusnya dengan pendidikan juga menjamin kepastian dalam dunia pekerjaan. Seringkali dunia pendidikan dan pekerjaan tidak lepas dari aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Ketidaksesuaian keterampilan dunia kerja dengan kebutuhan industri juga menjadi penghambat penggurangan pengangguran. Isu keadilan sosial dan kapabilitas. Ketidakpastian pekerjaan dan peluang dunia kerja juga harus diperhatikan mengingat bonus demografi akan menjadi peluang, tetapi akan menjadi bencana jika gap ini tidak ada solusi.