Mohon tunggu...
Muhammad Tharieq Waldopo
Muhammad Tharieq Waldopo Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di kota Depok

mencoba peruntungan menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Masyarakat Lereng Merapi, Mampu Bangkit Pasca Erupsi

23 Oktober 2018   20:11 Diperbarui: 5 Desember 2022   08:51 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami erupsi dan memuntahkan asap dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak pada Jumat (27/3/2020). ANTARA/HO/BPPTKG/ via kompas.com

Akan tetapi ibu Ngatiyem mengeluhkan segala bantuan terutama bantuan atau ganti rugi yang diberikan oleh Pemerintah karena bantuan tersebut hanya bersifat jangka pendek.

Sampai saat ini ia merasa belum mendapatkan bantuan seperti uang sebesar 30 juta rupiah untuk menggantikan rumah sebelumnya yang rusak dan sekarang tidak boleh ditempati lagi dikarenakan rumahnya yang dulu sudah masuk radius 3KM dari lereng Merapi.

Di iradius itu sudah tidak boleh dihuni oleh masyarakat, membuat dirinya sekarang harus tinggal bersama temannya di Desa Karang Tendal bahkan untuk kegiatan usaha warung yang ia punya pun harus menggunakan modal sendiri. 

Ditengah obralan kami ada salah satu masyarakat punn yang mengeluhkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena akses ke Rumah Sakit hanya sebatas wilayah perkotaan sedangkan layanan puskesmas masih banyak yang kurang memadai.

Berbeda dengan Bapak Masiran seorang supir Jeep di daerah Volcano tour Kaliurang ketika erupsi terjadi harta benda yang dimiliki seperti rumah dll tidak begitu signifikan kerusakanya karena rumahnya yang cukup jauh dari Merapi.

Dengan kejadian Merapi ini Pemerintah dan warga setempat pun mulai sadar tentang pentingnya "Mitigasi Bencana" yaitu upaya penanggulangan pertama jika terjadi bencana agar jumlah korban jiwa yang ditimbulkan bila terjadi lagi erupsi dapat diminimalisir sedini mungkin.

Maka dari itu pemerintah setempat pun sering melakukan sosialisasi mitigasi dan pelatihan mandiri bencana baik di balai desa maupun di kelurahan masing-masing yang dekat dengan wilayah Merapi salah satunya di Kelurahan Mbulharjo, dan disana para masyarakat pun sering  melakukan kegiatan Ronda bencana alam agar masyarakat sekitar dapat merasa tenang dan selalu siap siaga jika bencana erupsi datang kembali.

Program Mitigasi Bencana
Untuk merancang program Mitigasi bencana yang baik, Pemerintah setempat dengan dibantu PVMBG pun menyiapkan Peta KRB (Kawasan rawan bencana ) Baik KRB 1,2 dan 3 yang dimana di dalam peta ini masyarakat diinfokan tentang daerah yang rawan bencana erupsi.

Baik daerah yang terdamapak langsung maupun tidak langsung dan peta ini juga digunakan juga untuk memberi tahu Masyarakat tentang wilayah yang dilarang dihuni masyarakat.

Radius 3km/ KRB 3 serta dilengkapi peta jalur evakuasi warga apabila erupsi terjadi kembali. Pemetaan KRB inipun dibuat dengan melihat wilayah secara geografis seperti aliran sungai dan daerah yang memiliki dampak langsung yang cukup signifikan ketika erupsi 2010 terjadi.

"Merapi akan indah setelah Erupsi" mungkin itu adalah kata yang saya sendiri pun setuju dengan pernyataan itu karena ini akan berdampak kepada perubahan kehidupan sosial masyarakat yang jika dimanfaatkan sebaik mungkin bisa menjadi sumber kehidupan baru masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun