Mohon tunggu...
Muhammad Tazkiatun Nafs
Muhammad Tazkiatun Nafs Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

insan yang sangat mencintai dunia olahraga baik secara kontekstual maupun non kontekstual, memiliki prinsip prinsip pragmatis dalam hidupnya, consern di dua dunia yang saling berkaitan dan berhubungan yaitu poilitik dan sepak mula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menilik Perkampungan yang Memiliki Lapangan Sepakbola Standar Internasional

12 November 2022   18:16 Diperbarui: 12 November 2022   18:38 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebuah desa atau perkampungan di Kota Tasikmalaya mendadak viral karena memiliki sebuah lapangan sepakbola berstandar internasional, pembuatan lapangan ini bukan tanpa alasan, karena sepakbola ini menjadi icon dari olahraga sendiri dan memiliki peminat yang cukup banyak dalam pengikutnya.

Lapangan sepak bola di daerah pedesaan biasanya memiliki kondisi seadanya, berdebu, tanpa rumput atau tiang gawang yang tak terawat. Biasanya kondisi tersebut karena alasan klasik yaitu tak adanya anggaran dari pemerintah desa (Pemdes).

Hal itu berbeda dengan kondisi lapangan sepak bola di Desa/Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sarana olahraga rakyat yang diberi nama Lapangan Bola Lodaya Sakti ini terlihat begitu terawat dengan rumput hijaunya yang tumbuh rapi merata. Pemerintah Desa Cisayong rupanya punya inisiatif sendiri, yakni menata lapangan seluas 93 x 54 meter tersebut dengan jenis rumput yang sudah memenuhi standar Federation of International Football Association (FIFA).

Rumput lapangan yang digunakan berasal dari Eropa dari jenis Zoysia matrella (ZM). Jenis rumput ini masuk dalam kategori kualitas tinggi dengan kerapatan, elastisitas, kemampuan menahan beban, pemulihan diri, dan perakarannya yang sempurna, sehingga bisa mengurangi risiko cedera bagi para pemain.

Bahkan menurut saya ini menjadi hal pertama bagi suatu daerah di indonesia yang memiliki lapangan sepabkola bertaraf interasional, namun berada di satu tempat yang jauh dari pusat perkotaan atau perekonomian.Ditambahkan Yudi, seluruh sokongan dananya bersumber dari dana desa APBN Tahun Anggaran 2018 termasuk bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Total dana untuk pembangunan TPT lapangan, perataan tanah, drainase, water sprinkle system, pasir dan pagar, sebesar Rp 1,4 Miliar. 

Sedangkan untuk biaya perawatan lapangan, Pemerintah Desa Cisayong mengalokasikan dana sebesar Rp 5 juta per bulan, yang meliputi biaya listrik, penyiraman, pemotongan, dan pemupukan rumput. Proses pembangunannya sendiri masih terus berlanjut termasuk kelengkapan sarana olahraga lainnya seperti jogging track dan tribun lapangan. Yudi berharap, lapangan tersebut akan membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Tak sedekar digunakan sebagai tempat melepas penat, rekreasi dan olahraga, tetapi juga dapat menjadi pemicu gerakan ekonomi masyarakat. Lapangan ini juga disewakan untuk masyarakat umum, dengan biaya sebesar Rp 500 ribu sekali main. Lapangan Bola Lodaya Sakti yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Kota Tasikmalaya ini, menurutnya, bisa digunakan oleh siapa pun. "Urusan sewa lapangan sementara ini diurus oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Sakti Lodaya. Lalu, khusus untuk pembinaan generasi muda, baik sekolah sepak bola atau even turnamen liga akan diurus oleh Sakti Lodaya Foundation," papar Yudi seraya menyebut hadirnya lapangan sepakbola tersebut disambut antusias oleh masyarakat.

Saat meninjau lapangan tersebut, Staf Khusus Menteri Desa PDTT, Syaiful Huda Syafii mengaku sangat bersyukur bisa berkesempatan hadir di desa tersebut. Menurutnya, Lapangan Bola Lodaya Sakti merupakan karya yang sangat luar biasa, terutama untuk level pemerintahan desa.

 Seperti diketahui, pembangunan lapangan sepakbola berstandar FIFA di Indonesia, paling rendah baru mampu dibangun oleh pemerintahan setingkat kabupaten/kota. "Ini sangat luar biasa. pemerintah desa memang harus punya skala prioritas dalam membangun desanya. Ini hasil dan wujud nyata dari penggunaan dana desa," pungkasnya.

memang sepertinya ini bukan menjadi hal yang luar biasa bagi kebangaan suatu daerah, namun setidaknya ini menjadi acuan atau pertunjukkan dalam memperkenalkan desa Cisayong ini dan bahkan bukan hanya masyarakat indonesia saja yang menyoroti desa ini.Beberapa media di luar negeri pun sempat menyoroti sebuah desa dengan pendapatan yang tidak sebarap teatpi bisa membangun lapangan sepakbola bertaraf internasional, well semoga desa Cisayong dapat menjadi role model bagi desa desa lain agar dapat membuat suatu hal yang dapat memperkenal luaskan desa tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun