Mohon tunggu...
muhammad syahrudl hijah
muhammad syahrudl hijah Mohon Tunggu... pengangguran

hobi julid

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Macet Tiada Henti di Cileunyi - Cibiru: Mengurai Peran Tukang Parkir dalam Kemacetan

4 Oktober 2025   14:30 Diperbarui: 4 Oktober 2025   14:21 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Jalan Cileunyi - Cibiru di Bandung Timur telah lama dikenal sebagai salah satu titik kemacetan rutin, terutama pada jam sibuk pagi dan sore. Jalur ini tidak hanya menjadi lintasan warga lokal, tetapi juga akses penghubung ke kawasan luar kota, tol, area permukiman, dan pusat aktivitas komersial. Keberadaan kemacetan yang terus berulang mendorong banyak pihak untuk mencari akar masalahnya salah satu faktor yang kerap muncul adalah tukang parkir liar.

Dalam tulisan ini, saya akan mengupas berbagai penyebab kemacetan di jalur ini, kemudian menyoroti bagaimana praktik parkir tak tertib dan tukang parkir memperparah situasi, serta solusi yang bisa ditempuh.

- Penyebab Umum Kemacetan Cileunyi - Cibiru

Sebelum kita membahas peran tukang parkir, penting mengetahui konteks umum yang selalu ikut menyumbang kemacetan di jalur ini:

1. Volume Kendaraan Tinggi & Pertumbuhan Permukiman

   Banyaknya kendaraan yang melintas - baik yang menuju kota Bandung, maupun keluar kotamenjadikan jalur ini padat. Ditambah lagi ekspansi perumahan di sekitar kawasan Cileunyi dan Cibiru membuat semakin banyak warga lokal menggunakan jalur tersebut.

2. Penyempitan Jalur & Ruang Jalan Tidak Memadai

   Di saat jalur utama memiliki kapasitas terbatas (misalnya dari 4 lajur menjadi 2 lajur), kendaraan banyak yang harus “bersaing” di ruang sempit. 

3. Akses Keluar-Masuk dari Perumahan, SPBU, Pusat Perbelanjaan

   Konflik lalu lintas muncul ketika kendaraan akan belok masuk atau keluar dari perumahan, toko, pasar, SPBU, atau tempat usaha lainnya, yang memerlukan kendaraan berhenti di bahu jalan atau melambat.

4. Titk Persimpangan & Bundaran Strategis

   Bundaran Cibiru adalah titik pertemuan berbagai arus jalan: Jalan Soekarno-Hatta, Jalan AH Nasution, akses tol Cileunyi, dll. Pertemuan banyak arus kendaraan ini memicu penumpukan.

   - Peran Tukang Parkir (Juru Parkir Liar) dalam Memperparah Kemacetan

Tukang parkir liar, atau juru parkir tak resmi, bisa tampak sebagai hal kecil dibanding masalah besar macam penyempitan jalan atau volume tinggi. Namun, praktik mereka secara nyata memperparah kemacetan dengan berbagai mekanisme berikut:

 1. Parkir di Badan Jalan & Bahu Jalan

Banyak kendaraan yang diparkir di bahu jalan atau bahkan badan jalan karena lahan parkir resmi kurang memadai. Hal ini menyebabkan jalur yang semestinya bisa dilewati kendaraan harus dikorbankan bagi tempat parkir. Ruang yang tersisa menjadi sempit.

Beberapa laporan menyebut bahwa “parkir di badan jalan akan menyebabkan penyempitan jalan.

 2. Getok Parkir & Tukang Parkir Liar Memaksa Lahan

Istilah getok parkir merujuk pada praktik tukang parkir liar menawarkan tempat parkir sembarangan dan menagih bayaran, kadang secara paksa. Praktik ini sering muncul di tempat-tempat strategis (dekat toko, trotoar, pinggir jalan) yang sebenarnya tidak diperuntukkan parkir. 

Karena ada pihak yang memfasilitasi parkir meskipun ilegal , banyak pengendara tergoda untuk memarkir di titik tersebut. Sehingga area pinggir jalan yang seharusnya lepas dari kendaraan berhenti menjadi penuh. 

3. Gangguan Arus Karena Kendaraan Masuk-Keluar Parkiran

Setiap kali kendaraan mau masuk atau keluar dari area parkir liar di pinggir jalan, arus utama harus memperlambat atau berhenti sementara. Apalagi di jalur padat, gangguan kecil seperti ini bisa memicu antrean panjang.

4. Kurangnya Kepatuhan dan Pengawasan

Karena tukang parkir liar beroperasi di area publik dan sering beroperasi tanpa izin atau pengawasan, mereka sulit dikendalikan oleh dinas terkait. Tindakan penertiban kadang lambat atau tidak menyeluruh. 

 - Ilustrasi Kasus Nyata

Pada laporan “Masalah di Jalanan Bandung, Macet dan Pungli Parkir” disebut bahwa tukang parkir liar sering “memperkenankan pengemudi untuk memarkirkan kendaraan mereka di spot-spot tertentu, meskipun hal tersebut melanggar aturan.

Wali kota terpilih menyebut bahwa banyak badan jalan yang dipakai sebagai tempat parkir menjadi penyebab penting kemacetan, dan mendorong pengembangan gedung parkir agar parkir tidak merambat di jalan utama.

- Usulan Solusi & Rekomendasi

Agar kemacetan akibat parkir liar dapat dikurangi, berikut beberapa langkah strategis:

1. Penertiban & Penegakan Hukum Terus-Menerus

Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan polisi lalu lintas harus rutin patroli dan menindak tukang parkir liar di jalur kritis.

2.Penyedian Parkir Resmi / Gedung Parkir

Pemerintah kota/regional dapat menyediakan lahan dan mendorong pembangunan gedung parkir strategis di sekitar titik macet agar pengguna kendaraan punya alternatif legal. 

3.Pelatihan & Regulasi Juru Parkir Formal

Tukang parkir resmi atau “pak ogah” bisa diberi sertifikasi, ditugaskan di tempat khusus sesuai aturan parkir, agar tidak beroperasi sembarangan. 

4.Penataan Akses Masuk-Keluar Perumahan & Usaha

Memperbaiki desain akses agar kendaraan yang keluar-masuk tidak langsung memasuki jalur utama tanpa lajur tunggu khusus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun